Kantin sekolah, berjalan bersama dua sahabatku. Lalu duduk di kursi. Dua sahabatku pergi membeli makanan dan minuman di kantin.
"Itu si anak aneh, ngapain dia di kantin ini? Apa disini juga ada hantunya?"
"Hah, anak aneh itu selalu mencari muka di depan umum. Padahal melihat hantu itu menyeramkan, dan dia pasti sangat ketakutan di malam hari",
"Ya benar, eh aku pengen deh mengerjai dia sekali-kali",
"Wah seru tuh!"
"Yoi, aku pengen tahu dia beneran melihat hantu atau cuman bohong sama kita semua. Jadi begini rencananya" mulai membisikan sesuatu diteliga dua sahabatnya.
"Oke!"
"Sip, aku suka itu",
Dua sahabatku kembali membawa minuman dan makanan, lalu kami pergi dari kantin sekolah menuju ruang kelas mengambil bekalku. Kemudian menuju taman sekolah. Di bawah pohon yang rindang kami duduk.
Sambil makan kami ngobrol,
"Besok kalian berdua akan kemana?"
"Aku di rumah",
"Kalau aku akan pergi"
"Kemana Rembulan?"
"Ya ke kebun, kamu sendiri kemana?"
"Aku akan pergi ke kota. Rencananya mau ke wahana di kota, Razel mau ikut?"
"Mau, Rembulan gimana?"
"Ah ngak usah ajak aku, aku akan ke kebun. Kalian pergi saja, nanti jangan lupa berfoto-foto",
"Apa tak apa-apa?"
"Tidak, aku akan baik-baik saja",
"Nanti mau dibawakan oleh-oleh apa?"
"Tidak usah repot-repot, bawakan buku novel karya Anita saja. Tapi semuanya dan jangan lupa like rate komik ini ya"senyumku
Dengan wajah sedikit cemberut, " Yah, itu mah bawa. Oke, ngak apa-apa. Tapi benar ngak apa-apa kamu?"
"Iya ngak apa-apa dan jangan khawatir, oke?"
"Oke!"jawab dua sahabatku.
"Maafkan aku ya sahabatku, aku tidak bisa mengajak kalian ke negeri itu"gumanku dalam hati.
Setelah itu kami kembali ke ruang kelas bertepatan dengan bunyi bel tanda masuk kelas.
***
Sepulang sekolah aku segera bergegas menuju kebun, sebelumnya aku telah menyiapkan barang yang akan diperlukan di negeri itu. Aku juga tak lupa mengunci pintu rumah dengan aman, dan bilang pada tetangga bahwa kami tidak ada di rumah. Setelah itu aku berangkat ke kebun dan menuju negeri Flower.
Cahaya di tengah pohon itu membawaku ke Desa Flower.
Aku berada di hutan, segera saja aku berjalan menuju desa itu. Aku masih ingat jalan yang kulewati bersama pria jutek. Terlihat pagar tinggi mengelilingi desa dan dua penjaga di menara.
Pagi hari, pintu pagar desa ini di buka. Aku pun segera masuk ke desa. Berjalan melihat-lihat keadaan desa ini, dan siapa sangka aku cepat bertemu dengan teman-teman. Kayora melihat diriku, ia segera menghampiri.
"Rembulan!"sapa Kayora
"Hallo Kayora, apa kabar?"
"Baik, bagaimana denganmu? Kau kembali, aku senang sekali kamu kembali kemari",
"Kabarku baik, apa ada sesuatu yang kulewatkan setelah aku pergi?"
"Tidak ada, semua seperti ketika kamu pergi",
"Mereka semua masih dalam ketakutan ya? Apa tak ada yang bisa dilakukan?"
"Tidak ada, hanya perlu bertahan dan kami terus berusaha untuk memburu siluman ular itu",
"Kayora, boleh aku tanya sesuatu?"
"Boleh, tentang apa?"
"Tentang Yobi"
"Yobi? Apa kau kenal dia?"
"Tidak, tapi aku yakin kamu mengenalnya",
"Ya tentu saja",
"Apa yang telah terjadi padanya?"
"Itu, aku tidak tahu. Dia menghilang",
"Menghilang?"
"Ya, dia adalah kekasih Sasuke. Tanpa sebab apa dia menghilang",
"Jadi begitu"
"Memang ada apa denganya?"
"Tidak ada, aku hanya ingin bertanya. Dan, apa aku boleh menginap dirumahmu? Boleh ya?"
"Ya tentu saja kenapa tidak"jawabnya.
Lalu kami berjalan menuju rumah Kayora. Kayora tinggal seorang diri disini. Kemudian kami pergi menuju rumah Kayora.
Kedatangan kami ternyata telah ditunggu oleh seorang perempuan, dari penampilannya ia terlihat seperti penyihir sama seperti Kayora.
"Hai, perkenalkan namaku Yora. Aku teman dekat Kayora di academy penyihir putih. Siapa namamu? Dan berasal dari mana?"
"Hai, namaku Rembulan, aku dari Desa Akurai. Salam kenal",
"Apa kau akan tinggal disini? Aku tinggal di rumah Kayora",
"Ya, aku akan tinggal disini dalam beberapa hari",
"Yeee…senangnya dapat sahabat baru",
"Sudah kembali, apa kata mereka?" tanya Kayora
"Mereka akan patrol malam ini, kita akan membantu kan?"
Berjalan dan duduk di beranda rumah, kami duduk diberanda rumah.
"Ya tentu saja, aku sudah muak dengan semua ini. Sampai kapan kita terus dihantui oleh Medusa?"
"Ya benar, malam ini kita akan menyelesaikan semua ini. Aku tidak peduli bagaimana akhirnya",
"Rembulan, kamu mau ikut apa tidak?"
"Aku…aku ikut",
"Baiklah, kita bersiap-siap dulu. Sebelum matahari tenggelam kita sudah berada di luar desa ini",
"Medusa itu apa seperti dalam cerita Yunani jikalau melihat matanya akan berubah menjadi batu?"tanyaku
"Tidak, sedikit tepat. Medusa itu mengutuk menjadi batu lalu kamu akan mati perlahan-lahan dibawah cahaya bulan menjadi debu, ini seperti sihir",
"Ya benar, kebanyakan korban pulang tanya jasad"
****
Sore hari sebelum matahari tenggelam
Aku, Kayora dan Yora telah berada di hutan, di luar Desa Flower.
Menyelakan api unggun, lalu memperhatikan sekitar.
"Sebentar lagi gelap akan datang, apa malam ini ia akan muncul?"
"Ya tidak tahu, tapi semoga ia akan muncul",
Matahari mulai tenggelam perlahan-lahan digantikan oleh bulan dan bintang. Malam yang cerah datang tanpa ada tanda-tanda hujan akan datang.
Terdengar suara orang berlari menuju kemari secepatnya Kayora mematikan api unggun, lalu kami berlari bersembunyi dibalik pohon.
"Hah, kemana orang ini? Apa ia lari karena kita datang?"ucap Irranix.
"Ya mungkin saja, soalnya kamu berisik disepanjang jalan. Gara-gara kamu, mereka lari!"jawab Kazame
"Hah, kok gara-gara aku. Kamu saja yang lambat",
Irranix dan Kazame malah bertengkar, sementara Kim dan Sasuke mengawasi tempat ini. Mereka berdua berlari berpencar, Irranix dan Kazame kebingungan lalu menyusul Kim dan Sasuke.
Begitu mereka pergi kami legah, dan keluar dari tempat persembunyian.
"Hah, untung saja",
"Kenapa kita harus bersembunyi?"tanyaku
"Hah, mereka tidak akan memperbolehkan kita ikut menyelesaikan semua ini",
"Ya, terutama Irranix. Dia tidak suka aku dalam posisi ini"sambung Kayora
"Irranix kenapa melarangmu? Cemburu?"
"Tidak, dia menyebalkan sekali. Dia mengejekku karena sihirku. Ia bilang jika aku ikut dan menggunakan sihir nanti sihirnya salah dan mengenai mereka. Jadi menambah bahaya, itu menyebalkan sekali",
"Ya benar, akan kami buktikan kalau kami bisa menggunakan sihir dan kami akan lulus akademi penyihir putih",
"Akademi?"
"Ya, sekolah sihir",
Kami kembali mendengar suara aneh, suara gemercik.
"Kita berpencar, Rembulan ikut denganku. Yora, kamu hati-hati ya?"
"Ya, kalian juga"
Lalu kami berlari menuju hutan, bersembunyi dan menghindari suara gemercik ular.
Berlari menghindar, namun tiba-tiba " Brukkk…"tubuh mengenai pohon. Aku masih bisa bangkit namun tidak bisa membantu Kayora. Tubuhku terasa sakit dan darah keluar dari mulutku.
Kayora segera mendekatiku dan mengarahkan tongkat sihinya ke depan. Dengan sihir, Kayora membuat cahaya yang menarangi sekitar kami. Di depan kami terlihat telah ada medusa.
"Kamu bisa berdiri Rembulan?"
"Ya, aku bisa. Tetap focus ke depan", berdiri dan melihat medusa di depan. Aku masih melihat ada seorang pria di dekatnya. "Hah, sepertinya aku harus menyingkirkanmu malam ini. Kenapa kamu tidak menampakkan diri?"
Suara gemercik ular, ia menatap tajam kami berdua. Wanita separuh ular ini mulai menyerang kami berdua dengan ekor.