Di luar desa, dalam hutan jalan menuju desa lain.
Jalan-jalan di siang hari bersama pria jutek ini membuatku canggung sekali. Aku gugup bukan main, entah ada apa dengan perasaan anehku ini.
"Sebenarnya kita mau jalan-jalan kemana? Kita mulai tadi muter-muter saja"ucap Sasuke
"Hah, diamlah. Aku mencoba mengingat sesuatu" bentakku
"Hah, jadi kamu sendiri lupa jalan? Kamu mau pulang? Aku tahu jalannya"
"Tidak, aku mau menemui seseorang. Tapi aku lupa kakek tidak mengatakan dimana aku bisa menemukannya",
"Hah, terus sampai kapan kita terus jalan sementara kamu lupa",
"Aaaa…menyebalkan sekali. Berhentilah mengocehku"
"Oh baiklah, aku akan diam",
"Sebenarnya aku mencari gadis bernama Yobi, dan pria mengerikan itu. Mata merah, bersayap hitam, dan wajahnya yang tampan. Aku menyukainya!"
"Aaa….apa kau menyukainya? Kau…",
"Bukan Yobi yang aku sukai!"
"Oh, syukurlah masih normal",
"Apa? Jadi kamu bilang aku ini tidak normal!" aku segera memukuli Sasuke, tetapi ia mengangkat kedua tanganku. Menatapku, dan membuat wajahku memerah.
"Kenapa wajahmu memerah?"tanyanya
"Merah? Tidak, lepaskan tanganku!"
"Tidak akan, aku tidak akan melepaskan tanganmu sebelum kamu",
"Apa?"
"Kamu memberitahuku apa yang kamu ketahui tentang Yobi, dan pria mengerikan itu",
"Oh baiklah, tapi lepaskan dulu tanganku"
Ia segera melepaskan tanganku, dalam kesempatan inilah aku berlari sekuatnya. Berlari terengah-engah lalu menoleh kebelakang, melihat Sasuke tidak mengejarku. Aku pun berhenti, " Hah, akhirnya jauh juga darinya. Wajahku memerah ya? Hah….(menyentuh wajah) mengesalkan sekali. Jika ia tahu, memang apa yang akan ia lakukan nanti pada mantan kekasihnya itu?",
"Aku disini, jadi berhentilah berlari. Katakan saja apa yang kamu tahu!"
Mendengar suara Sasuke, aku segera toleh kanan dan kiri. Ia bersandar dibawah pohon. Aku pun kembali berlari hingga tak sadar telah jauh dari desa.
Berhenti berlari dengan nafas teregah-egah, " Hah, aku ingin sendiri saja susah ya? Hah, aku haus. Sebaiknya aku istirahat dulu disana", beristirahat dibawah pohon. Membuka tas dan mengambil air minum.
"Ah, segarnya. Untung saja aku bawa minum. Memang persiapan yang bagus"ucapku. Setelah itu aku masukkan kembali air minum ke dalam tas dan menggendong tas.
Tiba-tiba daun dari pohon ini berjatuhan, anehnya daun hijau yang tak seharusnya jatuh juga ikut berjatuhan. Kejadian ini membuatku penasaran lalu menoleh ke atas. Aku kaget dan cepat menjauh dari pohon.
"Sasuke! Apa yang kamu lakukan di atas sana?"tanyaku
"Ya memperhatikanmu, kamu tidak lelah terus berlari dariku?",
"Hah, apa maumu?"
"Ya aku hanya ingin kamu mengatakan apa yang kamu ketahui tentang Yobi dan pria misterius",
"Aku tidak tahu apapun soal itu",
Sasuke turun dari pohon, "Hah, jangan berbohong. Kau bilang kau tahu tentang Yobi dan pria misterius di samping Medusa",
"Siapa yang katakan itu padamu?"
"Kayora",
"Aku bohong soal itu",
"Kenapa?"
"Kau tidak perlu tahu alasannya, ini bukan masalahmu",
Tiba-tiba raut wajah pria itu menatap tajamku kembali, ia mendekatiku hingga membuatku takut.
"Berhenti", ia masih berjalan mendekatiku, "Berhenti disana!", masih berjalan, "Aku bilang berhenti, atau aku akan…",
"Akan apa?"ucapnya
"Aku akan berlari lagi",
"Hah, lari saja kemanapun. Tapi aku akan tetap mengikutimu selamanya",
Kini ia telah berada di depanku, sangat dekat yang membuat pipiku memerah.
"Jadi katakan apa yang kamu tahu, atau aku akan melakukan sesuatu padamu!",
"Memang apa yang akan kamu lakukan?"
Ia mendekatkan wajahnya padaku dan berbisik ditelingaku, " Menciummu!"
Aku mulai mendorong Sasuke hingga ia mundur, "Menjauh dariku, dasar pria mesum!"
"Aku pikir kamu akan cepat jatuh cinta denganku karena aku tampan, ternyata tidak ya. Padahal banyak gadis-gadis yang menggila karena aku. Ternyata seleramu lebih tinggi ya?"
"Aneh, laki-laki aneh. Kau menyebalkan sekali"ucapku segera pergi meninggalkannya.
"Mau kemana?"
"Mau pulang!"
"Kau yakin itu jalan pulang?"
Aku pun menggelengkan kepala,
"Kau tahu jika tersesat, Medusa akan mudah menemukanmu lebih dulu dari pada teman-temanmu",
"Ia tak akan muncul di siang hari",
"Ya bukan hanya dia, tetapi mungkin pria misterius itu dan serigala liar yang kelaparan",
Suara auman serigala terdengar dan semak-semak bergerak yang membuatku takut lalu mendekati Sasuke.
"Kita pulang saja ya?"
"Hah, tidak. Kita tidak akan pulang sebelum kamu memberitahuku",
Tiba-tiba sekelompok serigala muncul di depan kami yang membuatku takut.
"Jangan lari tiba-tiba atau mereka akan menyerangmu",
"Jika tidak lari kita akan jadi makanan mereka!"
Entah kenapa sekelompok serigala langsung lari ketakutan, saat itu juga aku menemukan jawabannya. Aku menoleh kebelakang dan melihat tatapan mata merah. Ia segera pergi dan aku mengejarnya.
"Hey mau kemana?"tanya Sasuke segera menyusul.
Aku kehilangan jejak tepat di bawah air terjun.
"Kita mengejar siapa?"
"Ada seseorang dibelakang kita tadi, aku yakin ia adalah Medusa",
"Aku tidak melihat siapapun, kau mencoba kabur ya?
" Tidak"jawabku kembali menghindar darinya. Akhirnya aku dan Sasuke pergi.
Di balik air terjun, Medusa kembali berubah menjadi manusia yaitu Yobi. Lalu seorang pria muncul. Sayap hitam, mata merah dan berwajah tampan kembali menjadi manusia.
"Kapan kamu akan menepati janjimu?"tanya Yobi
"Setelah kamu menyelesaikan semuanya" jawabnya
"Baiklah, satu nyawa lagi kan?",
"Ya tentu saja",
"Aku akan segera mendapatkannya" Yobi kembali berubah menjadi medusa lalu pergi mencari satu korban lagi.
***
Sore hari kami kembali berkumpul di rumah Kayora. Di ruang tamu kami semua berkumpul dan berbincang.
"Rembulan, bagaimana perjalananmu?"tanya Yora
"Hah, aku membencinya. Sungguh menyebalkan!"
"Apa katamu?"bentak Sasuke
";Kataku kamu menyebalkan!", aku dan Sasuke berdebat.
"Sudah, sudah lah jangan berkelahi"ucap Yora mencerai beraikan kami berdua.
"Diam! Ini urusanku dengan dia"ucapku
Yora pun terdiam lalu kembali duduk.
"Sudahlah Rembulan, apapun yang dilakukan Sasuke itu cuman bercanda"ucap Kayora
Dengan wajah marah aku memilih menjauh dari Sasuke dan duduk di dekat Kayora.
"Apa kakek Una juga akan ikut memburu medusa malam ini?"tanya Yora
"Tidak, ia akan berjaga di dalam desa",
"Dan kalian bertiga tetap di desa"ucap Sasuke
"Hey, enak saja memintaku tetap disini. Aku juga berhak keluar desa di malam hari"ucapku
"Aaaa, dasar perempuan kalau diminta tetap disini selalu membantah, keras kepala! Ini demi keselamatanmu tahu!"ucap Sasuke
"Egois!"ucapku segera pergi keluar dari rumah ini lalu duduk di beranda rumah.
***
Malam hari saat bulan purnama datang, pagar desa dibuka. Pemuda desa telah berjaga dan mengawasi desa ini bersama Kakek Una. Sasuke dan teman-teman berada di luar desa, mereka berpencar untuk memburu medusa malam ini.
Di rumah Kayora, Kayora dan Yobi sedang belajar di ruang tamu. Sedangkan diriku berada di beranda rumah. Duduk manis menikmati pemandangan malam. Sekali-kali aku melihat handphoneku. Disini jelas tidak ada jaringan seluler, aku tak bisa berkomunikasi dengan sahabatku disana.
Memasukan handphone dalam tas sambil berucap " Siapapun yang kulihat saat itu, mereka masih berada di sekitar desa ini. Pasti ada sesuatu yang mereka incar selama ini. Tapi apa?"
Yora yang ada di ruang tamu berucap padaku, "Rembulan, jika bulan purnama sudah tidak terlihat dan suasana dingin lebih baik kamu masuk",
"Ya benar, aku takut medusa datang dan membawamu pergi"sambung Kayora
"Ya baiklah, sebentar lagi aku akan masuk"
Bulan purnama bersinar terang, menerangi desa. Di dalam hutan telah ada sepasang bola mata merah mengamati, ia mulai mendekati desa.