Pagi yang cerah, dimana cahaya matahari mulai menerangi desa dan hutan. Gerbang desa pun mulai dibuka. Penduduk desa kembali bekerja.
Seorang pria telah duduk di bawah pohon rindang mengarah ke matahari. Cahayanya membuat mata silau sedikit, lalu dia menundukan kepalanya ke bawah. Melihat pedang di depannya, pedang berukir naga dan pertama biru di tengahnya.
Pria itu menarik napas panjang, "Hah, sekarang kamu mungkin bahagia dengan Sasuke ya? Aku harap aku juga bisa melupakanmu sepenuhnya"ucap Kim.
Dari kejauhan Yora berjalan dan mendekati Kim. Ia kali ini telah berkemas lebih awal, duduk didekat Kim sambil melihat ke arah matahari terbit.
"Jadi, pria ini tidak dapat melupakan gadis itu ya? Hah, yang benar saja. Seharusnya kamu sebagai putra mahkota dapat menemuikan dan mengencani gadis lain selain dia. Kau tahu, aku sangat membencinya",
Kim kaget melihat Yora ada di sampingnya, Kim pun berusaha menolak mentah-mentah pernyataan Yora baru saja. "Ah, tidak…tidak. Aku tidak memikirkan dia. Aku memikirkan Rembulan"jawabya.
"Oh, benarkah? Sejujurnya aku takut kamu masih mencintai gadis itu. Biarkan saja sekarang dia memiliki gadis itu dan pulang ke istana. Dia akan mengakhiri berkelananya bukan?",
"Eh, iya benar. Kamu mau pergi kemana?"
"Kemana katamu? Apa Sasuke belum memberitahumu, jikalau kita hari ini akan mencari Rembulan dan kamu akan membantu kami. Kamu jangan pura-pura lupa atau tidak diberitahu oleh Sasuke ya?"ucap Yora dengan tatapan mata seolah-olah berapi dan siap menghajar siapa saja yang tak membantunya.
Kim pun hanya bisa menelan ludah, "Ah, ya tentu saja aku telah diberitahu olehnya. Apakah yang lain sudah siap?",
"Entahlah, tapi aku sudah siap",
"Bagus, sebaiknya kita ke beranda sekarang" Kim berdiri, dan berjalan di depan.
Yora hanya tersenyum manis menanggapi ucapan Kim, he penuh harap pria ini dapat melupakan gadis itu sekarang.
Di beranda rumah, Irranix, Kazame dan Yora telah menunggu kedatangan Kim.
"Kita akan mencari Rembulan dimana?"tanya Kim dengan senyum manis.
Irranix pun mendekati pria itu sambil tersenyum dan memegang pundaknya, "Tentu saja di air terjun, bukankah hanya disana kalian kehilangan jejak? Mungkin pagi ini kita menemukan petunjuk yang akan membawa kita menemui medusa sialan itu!"
"Oh ya kamu benar, aku tak basar untuk melihat sosok medusa yang sebenarnya"
Yora mendadak berwajah sedih, ia menundukan kepalanya kebawah.
Kayora yang melihat sahabatnya sedih mendekatinya, lalu berucap "Ada apa, Yora? Apa ada masalah?."
Yora melihat Kayora yang ada di depannya, lalu tersenyum manis sambil menghapus air matanya yang hampir jatuh ke pipi. " Bagaimana kita akan pergi ke Akademi penyihir putih, jika keadaan terus seperti ini? Aku ingin secepatnya menyelamatkan Rembulan lalu menyelesaikan masalah ini. Aku sudah muak dengan semua ini, aku sedih tak bisa melindungi sahabatku!".
Kayora membalas senyuman manis sahabatnya, "Jika begitu baiklah, hari ini kita akan menyelesaikannya. Aku juga harus pergi ke akademi penyihir putih itu kan? Kita harus mengikuti pelatihan disana",
Kazame menatap Kayora, menarik napas panjang dan menghembuskannya. Lalu berucap "Sebaiknya kalian disini saja, menjaga desa ini!"
"Apa?"ucap serentak Kayora dan Yora kesal. Mereka mulai menatap Kazame seketika itu.
Irranix dan Kim hanya tersenyum manis, lalu mereka tertawa kecil. Kim memukul kepala Kazame dengan kesal, "Jika mereka tetap disini, siapa yang akan melindungi kita dengan cahaya sihir yang mereka miliki? Dan juga kamu tak perlu khawatir pada mereka berdua, bagaimanapun mereka akan tetap ikut dengan kita",
"Kenapa kamu membelanya?"
"Ya tentu itu karena mereka penyihir, jika mereka tidak ikut bagaimana mereka bisa mengasah kemampuan mereka. Apa kamu ingin gadis yang kamu sukai itu tidak lulus di akademi?"
Seketika itu Kazame memandang ke arah Kayora, ia memperhatikan gadis itu dengan penuh hati yang berbunga-bunga. Ia mencintai Kayora sejak awal, hanya saja dia takut untuk mengungkapkan perasaannya. Dan, ia takut Kayora akan terluka.
"Baiklah, mungkin ini bukan waktu yang tepat untuk menghalangi kalian berdua. Kalian akan ikut!"ucap Kazame.