Spontan Akira langsung memeluk erat diriku, ia berbisik di telingaku "Aku akan tetap mencintaimu, karena kamu adalah jodoh untukku. Kamu adalah gadis dalam ramalan kehidupanku!"
Ucapan Akira di telingaku membuat diriku kaget, sekarang aku malah semakin tertekan dengan dua pilihan ini. Aku merasa mereka berdua tidak akan mengalah begitu saja.
Akira melepaskan pelukannya dariku, aku tersenyum manis. Sementara ia masih memegang erat tanganku.
"Ya, maaf. Aku tidak tahu harus bagaimana. Bisakah kita duduk? Aku lelah!" pintaku.
Aku dan Akira duduk di bawah pohon yang rindang. Dedaunan dan bunga jatuh ke tanah ditiup oleh angin.
Suasana yang indah dan udara sejuk, aku bahkan merasa hangat saat di dekat pria ini.
"Akira, aku mulai berpikir bahwa aku salah. Aku menghancurkan pernikahan seseorang. Sekarang apa yang harus kulakukan?"
