Lana masih tidak bisa melupakan kejadian di ruang kerja Damian. Bayangan pistol yang tergeletak di atas meja dan ekspresi dingin suaminya masih menghantuinya. Ada sesuatu yang lebih dalam dari sekadar CEO kaya yang dikenal orang.
Malam itu, dia berbaring di ranjangnya, menatap langit-langit dengan pikiran berkecamuk. Damian belum pulang sejak sore, dan perasaan gelisah semakin menghantuinya.
Tiba-tiba, suara pintu depan terbuka. Lana buru-buru bangkit dan berjalan ke luar kamar, mengintip ke arah tangga.
Damian baru saja masuk, ditemani seorang pria berbadan besar yang mengenakan setelan hitam. Mereka berbicara dengan nada rendah, tetapi Lana cukup dekat untuk menangkap beberapa kata.
"Mereka mulai bergerak. Kita harus lebih waspada."
"Apa mereka tahu tentang wanita itu?"
Jantung Lana berdegup kencang.
Wanita itu… apakah yang dimaksud adalah dirinya?
---
Keesokan paginya, Lana memutuskan untuk pergi keluar mansion. Dia merasa terkurung di dalam rumah itu, dan dia perlu menghirup udara segar.
Namun, begitu dia melangkah keluar gerbang, seorang pria tinggi dengan kacamata hitam tiba-tiba menghalangi jalannya.
"Maaf, Nyonya Blackwood. Anda tidak diizinkan keluar," katanya dengan suara datar.
Lana mengernyit. "Atas perintah siapa?"
"Mr. Blackwood."
Lana mengepalkan tangannya. "Aku hanya ingin keluar sebentar! Aku bukan tahanan!"
Pria itu tidak bergeming. "Ini demi keselamatan Anda."
Sebelum Lana bisa membantah lagi, suara berat Damian terdengar di belakangnya.
"Masuk."
Lana menoleh. Damian berdiri di ambang pintu mansion, matanya tajam menatapnya.
"Aku hanya ingin keluar sebentar," kata Lana, berusaha terdengar tenang.
Damian berjalan mendekat, wajahnya masih tanpa ekspresi. "Kau tidak mengerti, Lana. Ini bukan tentang apa yang kau inginkan. Ini tentang apa yang bisa terjadi padamu jika kau keluar."
Mata Lana menyipit. "Apa yang sebenarnya sedang terjadi, Damian?"
Pria itu menatapnya lama sebelum akhirnya berkata, "Ada orang yang ingin menyakitimu, dan aku tidak akan membiarkan itu terjadi."
Lana menggigit bibirnya. "Tapi kenapa? Aku bukan siapa-siapa."
Damian tidak menjawab. Dia hanya menatap Lana seakan mempertimbangkan sesuatu. Lalu, dengan suara pelan, dia berkata, "Kau istriku, Lana. Dan itu cukup untuk menjadikanmu target."
---
Malam itu, Lana tidak bisa tidur.
Kalimat Damian terus terngiang di pikirannya.
Target…
Siapa yang ingin menyakitinya? Apa hubungannya dengan kehidupan Damian?
Dia harus mencari tahu.
Dan untuk itu, dia harus lebih pintar.
Jika Damian tidak mau memberitahunya, dia akan menemukan jawabannya sendiri.
---