Targetnya anak kecil?
Suara ribut dari gedung kosong membuat kepala Devan ingin meledak, kali ini Devan ditugaskan untuk mengambil bukti korupsi dari seorang pejabat tinggi. Devan sangat malas melakukan tugas mencari tikus berdasi pikirnya, kenapa tidak polisi saja yang mencari tau bukti ini?, karena pasti akan di suap pikirnya. Devan cukup tegas dan berani, dia bahkan akan memukul orang yang menyuap dia, Devan sudah cukup muak ketika target nya menawarkan sejumlah uang kepadanya, dia bukan pencuri murahan pikirnya.
Dor dor dor
BUKK
"Hadeuh, apa anda tidak lelah? peluru anda sebentar lagi akan habis bukan?" ucap Devan mendekati pria berdasi itu ketika peluru nya sudah habis.
"Beritahu saya berapa banyak yang anda inginkan, saya akan bayar dan kembalikan barang bukti itu" ucap pria berdasi itu sambil berusaha menelepon bodyguard yang lainnya karena bodyguard yang selalu bersamanya sudah Devan kalahkan.
"Ponsel mereka tidak dapat mendapatkan telepon dari anda, mungkin anda perlu memperbaikinya" ucap Devan dengan tenang.
"Kau yang biasa orang panggil Spy, tidak sopan bukan meretas data orang orang apalagi pejabat tinggi seperti ku. Kau bisa ku laporkan ke polisi" ucap pria berdasi yang sudah mulai ketakutan.
"Sebelum kau menjebloskan ku ke penjara, akan ku buat kau yang lebih dulu masuk ke sana pak" ucap Devan sambil memasangkan borgol di tangan dan mengikat kaki nya ke pilar yang ada disana.
"See ya pak, saya perlu keluar dengan cepat dari tempat panas ini" ucap Devan melarikan diri dari sana meninggalkan pria berdasi itu yang berteriak teriak meminta dilepaskan.
Tak lama kemudian polisi datang karena laporan dari bos mata mata, pria berdasi itu pun langsung ditangkap dengan bukti yang sudah ada di lantai gedung tua itu. Devan pun tersenyum lega dan menepukkan kedua tangannya tanda membersihkan debu. Lalu sang bos akhirnya melakukan panggilan suara kepada Devan.
"Good job spy" ucap bos dari Devan
"Hm, udah selesaikan cepet tf gue cape mau pulang" ucap Devan meminta bayarannya.
"Oke oke gue tf sekarang, dan kali ini gue bakal jadi klien lo" ucap bos itu.
"Maksud lo?"
"Gue ada tugas buat lo cari tau apa yang membuat adik gue, Anya kabur dari rumahnya di jakarta dan memutuskan hidup mandiri di Bandung"
"Gue reject gapapa kan, kali ini gue lagi males"
"Selain gue bayar lo pake uang, gue bantu lo ketemu sama ayah lo setelah lo nyelesaikan tugas dari gue tentang Anya"
Devan terdiam sejenak memikirkan peruntungan itu, dia justru sangat ingin bertemu dengan ayahnya.
"Fine, accepted"
"Perfect"
"Apa yang harus gue lakuin?"
"Terserah lo asal jangan buka identitas lo"
"Hm, gue kerjain besok hari ini gue cape"
"Silahkan Spy" (telepon telah dimatikan)
Dan yap sosok dibalik bos dari Devan dan membantu Devan mempunyai pekerjaan adalah Abizian Putra Bayanaka atau biasa disebut Ian Kakak dari Zefanya Acasia Bayanaka yang sedang mencari tau kenapa Anya kabur dari rumah nya dan hidup mandiri di Bandung, entah kenapa tapi feeling Ian memang sudah tidak enak dari awal namun Anya tidak berkata jujur kepadanya.
Devan memutuskan untuk pulang dengan melepas pakaian pekerjaan berbahaya nya terlebih dahulu, sebelum pulang dia sempatkan untuk membeli cheese cake kesukaan Bunda nya itu. Devan pun mengendarai mobilnya menuju toko kue untuk membeli nya dan pulang kerumah.
"Bundaa Devan pulang" ucap Devan ketika memasuki rumahnya dan melihat Ibunya tersenyum menyambut nya dan Devan langsung memeluk nya dengan singkat
"Devan gantengnya Bunda dari mana sih keluyuran mulu" tanya Bundanya
"Tadaa cheese cake kesukaan Bunda"
"Waw yaudah kamu bersih bersih abis itu ke ruang tv kita makan bareng, sekalian Bunda mau ngomong sama kamu. Btw terimakasih sweetboy"
"Sama samaa"
Setelah Devan selesai bersih bersih dan menuju ruang tv untuk mengobrol dengan Ibunya.
"Jadi Bunda mau bilang sama kamu kalo kamu jadi CEO di perusahaan Bunda daripada kamu keluyuran gajelas begitu"
"Aduh males banget Bun.."
"Yahh kalo kamu gamau kerja gimana nanti kalo punya cewe dikasih makan apa Devann, kuliah mu kan sudah lulus S1 atau mau lanjut aja kuliah?"
"Iya iya deh bun Devan bercanda kok, Devan mau jadi CEO di perusahaan Bunda"
"Nah gitu dong anak Bunda"
Keesokan harinya Devan pun bangun pagi untuk mulai memata matai Anya, hari ini adalah hari minggu jadi dipastikan Anya ada di unit apartemen nya. Sebelum pergi Devan menyempatkan menelepon sang bos nya untuk bertanya tentang kode pin unit apartemen Anya. Yap Devan akan menyelinap kesana untuk mengambil diary atau bukti bukti lain yang ada.
"Pin nya 293737, cctv kawasan dan lorong yang bakal lo lewati udah gue matiin sementara" ucap Ian kepada Devan
"Cctv unit Anya?"
"Done, lo cuma tinggal masuk foto barang yang sekiranya ada catatan dia dan menjadi bukti kenapa dia kabur"
"Hm, kalo gada?" tanya Devan
"Lo bisa jebak Anya biar dia bisa ceritain semua masalalu nya"
"...*panggilan telah ditutup)
Devan dengan cepat memasuki unit apartemen Anya dengan melihat ke sekelilingnya terlebih dulu lalu mulai masuk dan terlihat Anya sedang membuat sarapan, lalu Devan pun mengendap-endap masuk ke kamarnya dan langsung mencari notes atau barang yang mencurigakan. Devan pun menemukan notes berisi
Oke mari mulai hidup baru setelah melalui masalalu yang menyakitkan dimana Anya selalu disalahkan atas semua yang terjadi dan apakah Anya anak sial, karena dia berkata begitu.
Anyaaaa
Dengan cepat Devan mengambil gambar notes itu dengan kacamata canggih nya dan mengirimkan nya kepada bos nya. Setelah selesai Devan segera keluar namun tiba tiba terdengar suara bersenandung dari luar pintu kamar dengan cepat Devan bersembunyi di bawah kasur.
"Lalala, eh kok.. Anya merinding ya. Ah perasaan Anya aja kali yakali unit ini berhantu serem amat" ucap Anya
Anya pun berkaca di cermin sambil menyisir rambut nya dan mengepangnya membuat dirinya terlihat lebih lucu, lalu dia mulai memoles lipbalm strawberry di bibirnya dan semua pergerakan Anya terlihat oleh Devan.
Setelah Anya keluar kamar nya Devan melihat ada balkon menuju keluar apartemen, Devan dengan keberaniannya memutuskan untuk keluar lewat balkon dan melompat ke bawah sana dan segera menuju unitnya, yap selain tinggal bersama ibunya Devan juga membeli apartemen tepat di sebelah unit apartemen Anya.
"Targetnya anak kecil?" ucap Devan
"Enak aja anak kecil, tapi dia emang imut si. tar juga lo suka"
"Haha sembarangan lo kalo ngomong bos"
"Oke Van, setidaknya kita punya pencerahan kalo Anya emang memiliki masalalu yang buruk yang bahkan gue gatau, tapi apa? anak sial siapa yang nyebut dia kaya gitu kurang ajar" ucap Ian
"Gue bakal terus awasin dia, lo tenang aja bos"
"Ya gue mohon bantuannya" (panggilan telah ditutup)