Chereads / ShadowBorn / Chapter 8 - The Adventurer’s Path

Chapter 8 - The Adventurer’s Path

Raizel melangkah ke dalam gedung Guild Petualang Redmont. Begitu dia masuk, dia segera disambut oleh suara ramai—tawa kasar, dentingan gelas, dan obrolan antar petualang. Beberapa duduk di meja panjang, menikmati makanan dan minuman, sementara yang lain berdiri di depan papan pengumuman besar yang penuh dengan kertas misi.

Raizel memperhatikan sekelilingnya. Bangunan ini lebih besar dari yang terlihat dari luar. Lantainya terbuat dari kayu, dan dindingnya dihiasi dengan berbagai lambang serta piala hasil perburuan monster. Di sudut ruangan, ada meja panjang tempat seorang wanita berdiri di balik konter, tampak sibuk melayani beberapa petualang.

Namun, meskipun tempat ini ramai, dia bisa merasakan beberapa tatapan tertuju padanya.

Sama seperti di jalanan kota, para petualang di sini juga bisa merasakan sesuatu yang berbeda darinya.

Salah satu dari mereka, pria besar dengan janggut tebal dan kapak besar di punggungnya, mengerutkan dahi saat melihatnya. "Pendatang baru?" gumamnya pelan.

Raizel mengabaikannya dan berjalan ke arah meja resepsionis. Wanita di belakang meja, yang mengenakan seragam dengan lambang guild di dadanya, menoleh dan tersenyum profesional.

"Selamat datang di Guild Petualang Redmont. Apa yang bisa saya bantu?" tanyanya.

Raizel berpikir sejenak. Dia masih belum terbiasa dengan percakapan panjang, tetapi dia sudah tahu apa yang dia inginkan.

"Petualang," katanya singkat.

Wanita itu tampak sedikit terkejut, tetapi dengan cepat kembali ke sikap profesionalnya. "Apakah Anda ingin mendaftar sebagai petualang?"

Raizel mengangguk.

Wanita itu mengambil selembar kertas dari bawah meja dan meletakkannya di atas konter. "Baik. Untuk menjadi petualang, Anda harus mengisi formulir ini dan mengikuti ujian sederhana untuk menentukan peringkat awal Anda."

Raizel mengambil kertas itu dan melihatnya. Ada beberapa bagian yang harus diisi: Nama, Usia, Ras, dan Keahlian.

Dia mengisi bagian pertama dengan Raizel.

Untuk usia, dia ragu. Dia tidak tahu pasti kapan dia dilahirkan, jadi dia hanya menulis angka 1.

Bagian ras membuatnya berhenti sejenak. Dia bukan manusia, tetapi dia juga tidak ingin menarik perhatian yang tidak perlu.

Setelah berpikir, dia menulis Demi-Human.

Untuk keahlian, dia tidak yakin bagaimana cara menjelaskannya. Dia bisa bertarung dengan pedang, dan dia telah belajar banyak dari pertarungannya melawan manusia.

Akhirnya, dia hanya menulis Swordsman.

Wanita itu mengambil formulirnya dan membacanya sekilas sebelum tersenyum. "Baik, Raizel. Silakan menuju ke arena di belakang guild. Penguji Anda akan segera datang."

---

Raizel berjalan keluar menuju halaman belakang guild. Tempat itu adalah arena pelatihan yang dikelilingi pagar kayu. Beberapa petualang lain sedang berlatih di sana, berduel atau mengasah keterampilan mereka.

Seorang pria berdiri di tengah arena, menunggu.

Dia adalah pria setengah baya dengan rambut abu-abu pendek dan bekas luka di pipinya. Armor ringan menutupi tubuhnya, dan di pinggangnya tergantung pedang panjang.

"Jadi kau yang ingin menjadi petualang?" suaranya berat dan berwibawa.

Raizel mengangguk.

Pria itu mengamati tubuh Raizel sejenak, sebelum tersenyum kecil. "Baiklah. Aku adalah Darius, penguji untuk pendatang baru. Tesnya sederhana. Aku hanya perlu melihat seberapa baik kau bisa bertarung."

Dia menghunus pedangnya. "Tunjukkan padaku seberapa kuat kau."

Raizel menggenggam pedangnya dengan erat.

Dia tidak tahu seberapa kuat pria ini dibandingkan dengan Garrick, tetapi ada sesuatu dalam sikapnya yang berbeda.

Darius tidak hanya kuat. Dia juga berpengalaman.

Pertarungan ini bukan hanya tentang kekuatan. Ini adalah ujian.

Raizel menurunkan tubuhnya sedikit, bersiap.

Lalu, Darius bergerak.

Dalam sekejap, pria itu sudah di depannya.

Cepat!

Raizel mengangkat pedangnya untuk menangkis—

CLANG!

Kekuatan benturan itu membuat lengannya bergetar.

Darius tersenyum tipis. "Tidak buruk."

Dia mendorong Raizel ke belakang dengan satu serangan, lalu menyerang lagi dengan tebasan horizontal.

Raizel melompat mundur, menghindari serangan itu dengan gesit.

Tapi Darius tidak memberinya waktu untuk bernapas.

Serangannya terus berlanjut—cepat, tajam, dan presisi.

Raizel mulai menyadari sesuatu.

Darius tidak menggunakan aura seperti Garrick. Dia hanya bertarung dengan teknik murni dan pengalaman.

Dan meskipun dia tidak sekuat Garrick, serangannya lebih sulit ditebak.

Raizel harus menyesuaikan diri.

Dia mulai memperhatikan pola gerakan Darius. Setiap langkah, setiap ayunan pedang, setiap celah di antara serangannya.

Lalu, saat Darius menyerang lagi—Raizel bergerak.

Alih-alih menghindar atau menangkis, dia melangkah maju.

Darius sedikit terkejut.

Raizel memiringkan tubuhnya, membiarkan pedang Darius melintas hanya beberapa inci dari dirinya.

Lalu, dia berbalik cepat dan menyerang dari sisi yang terbuka.

Darius menangkis serangannya dengan cepat, tetapi matanya menunjukkan ketertarikan. "Oh? Kau cukup pintar."

Mereka terus bertukar serangan.

Raizel mulai memahami lebih dalam tentang teknik bertarung manusia.

Mereka tidak hanya mengandalkan kekuatan atau kecepatan, tetapi juga strategi dan pengalaman.

Raizel juga mulai menyadari sesuatu tentang dirinya sendiri.

Dia tidak hanya bisa meniru gerakan yang dia lihat.

Dia bisa memahaminya.

Dan setelah dia memahaminya…

Dia bisa membuatnya menjadi miliknya sendiri.

Darius akhirnya mundur dan mengangkat tangannya. "Cukup. Aku sudah melihat apa yang kubutuhkan."

Dia menyarungkan pedangnya dan menatap Raizel dengan ekspresi puas.

"Kau memiliki bakat alami untuk bertarung. Gerakanmu masih kasar, tetapi kau belajar cepat."

Dia berbalik ke arah pintu masuk arena. "Ikuti aku. Aku akan memberimu peringkat awal."

Raizel menatapnya sejenak, lalu mengikuti di belakangnya.

Saat dia berjalan kembali ke dalam guild, dia menyadari sesuatu.

Dia telah memasuki dunia manusia.

Dunia yang penuh dengan aturan, kekuatan, dan ambisi.

Dan jika dia ingin bertahan dan berkembang…

Dia harus menjadi lebih kuat.

Langkah demi langkah, dia akan belajar.

Dia akan memahami segalanya.

Dan dia akan menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar bayangan.