Raizel mengikuti Darius kembali ke dalam guild. Suasana di dalam masih ramai, tetapi beberapa petualang kini menatapnya dengan lebih serius. Sepertinya kabar tentang ujiannya telah menyebar dengan cepat.
Darius berjalan menuju meja resepsionis dan berbicara kepada wanita yang sebelumnya menangani pendaftarannya. "Beri dia peringkat C."
Wanita itu mengangkat alis. "Langsung C? Biasanya pendatang baru memulai dari E atau D."
Darius menyeringai. "Bocah ini berbeda. Percayalah, dalam waktu dekat, namanya akan lebih dikenal."
Raizel tidak terlalu peduli dengan peringkat itu. Dia hanya ingin mendapatkan akses ke pertarungan yang lebih menantang.
Wanita itu mengangguk dan mulai menulis di selembar kertas, lalu mengambil sebuah lencana logam dengan huruf "C" terukir di atasnya. "Ini adalah lencana petualangmu. Dengan ini, kau bisa menerima misi dari papan pengumuman. Tapi ingat, sebagai petualang peringkat C, kau tidak boleh mengambil misi di atas batas kemampuanmu tanpa izin khusus."
Raizel mengambil lencana itu dan memasukkannya ke dalam pakaiannya.
Saat dia berbalik untuk pergi, seorang petualang lain tiba-tiba berdiri di hadapannya.
Dia adalah pria tinggi dengan rambut merah dan senjata besar di punggungnya—kapak ganda yang hampir sebesar tubuhnya. Matanya penuh dengan semangat bertarung.
"Hei, bocah," katanya dengan nada menantang. "Kudengar kau langsung masuk peringkat C. Kenapa kita tidak menguji apakah kau memang pantas mendapatkannya?"
Beberapa petualang lain tertawa atau menonton dengan penuh minat. Sepertinya mereka ingin melihat apakah Raizel benar-benar sekuat yang dikatakan Darius.
Raizel menatap pria itu. Dia tidak suka membuang waktu dengan hal yang tidak berguna.
Tapi jika ini adalah bagian dari dunia manusia, maka dia akan menghadapinya.
"Baik," jawabnya singkat.
Guild seketika menjadi lebih gaduh. Semua orang bergegas ke luar menuju arena untuk menyaksikan pertarungan antara pendatang baru misterius dan petualang yang sudah berpengalaman.
---
Di arena, pria berambut merah menghunus kapaknya dan memutar-mutar gagangnya dengan percaya diri.
"Namaku Vance," katanya. "Aku juga peringkat C, tapi aku sudah bertahun-tahun berada di guild ini. Jadi, jangan berharap aku akan menahan diri."
Raizel tidak menjawab. Dia hanya menarik pedangnya dan berdiri dengan tenang.
Darius yang menjadi wasit mengangkat tangannya. "Pertarungan ini hanya untuk menguji kemampuan, bukan pertarungan sampai mati. Jika aku mengatakan berhenti, kalian harus berhenti."
Vance menyeringai. "Jangan khawatir, aku hanya akan membuat bocah ini jatuh dalam satu serangan."
Raizel tetap diam.
Darius menurunkan tangannya. "Mulai!"
Vance langsung melompat maju, mengayunkan kapaknya ke arah Raizel.
Serangannya kuat dan cepat, jauh lebih kasar dibanding Darius tetapi masih berbahaya.
Raizel tidak menghindar. Dia hanya mengangkat pedangnya dan—
BOOM!
Tanah di bawah kaki mereka retak akibat benturan.
Petualang lain yang menonton menahan napas. Mereka mengira Raizel akan terlempar jauh ke belakang.
Namun, saat debu menghilang, mereka melihat sesuatu yang mengejutkan.
Raizel masih berdiri di tempat yang sama.
Dan lebih dari itu—kapak Vance tidak bisa bergerak maju.
Raizel menahan serangan itu dengan satu tangan di pedangnya, tanpa mundur sedikit pun.
Vance membelalakkan mata. "Apa—?!"
Raizel menggerakkan pedangnya ke samping, mendorong kapak itu ke luar jalur, lalu melangkah maju dengan cepat.
Satu ayunan ke bawah—
Vance mencoba mengangkat kapaknya untuk menangkis, tetapi pedang Raizel sudah lebih dulu menyentuh bahunya.
THUD!
Vance tersungkur ke tanah, pedangnya berhenti hanya beberapa inci dari lehernya.
Semua orang terdiam.
Tidak ada yang menyangka pertarungan akan berakhir secepat ini.
Raizel mengangkat pedangnya dan mundur. "Kau lambat," katanya pelan.
Vance masih terkejut, tetapi akhirnya dia tertawa kecil. "Hahaha… brengsek. Oke, aku akui kau lebih kuat."
Dia berdiri dan menepuk bahu Raizel dengan kasar. "Mulai sekarang, kita berteman!"
Raizel hanya menatapnya.
Darius menggeleng dan tersenyum. "Aku sudah mengatakannya. Bocah ini akan menarik perhatian banyak orang."
Dan itu adalah awal dari nama Raizel di kalangan para petualang.
Dia bukan lagi hanya bayangan tanpa nama.
Sekarang, dia adalah seorang petualang—dan dia baru saja memulai jalannya.