---
Pemburu dalam Kegelapan
Di dalam gua yang gelap, Eldric masih terduduk dengan napas memburu. Tubuhnya terasa panas, seakan ada sesuatu yang mendidih di dalam darahnya. Jemarinya mengepal tanpa sadar, merasakan kekuatan asing yang baru saja bangkit.
> "Ini... apa yang terjadi padaku?"
Matanya yang semula berwarna hitam kini mulai memancarkan kilauan emas samar. Jantungnya berdetak lebih cepat, dan setiap tarikan napasnya terasa lebih dalam, lebih kuat.
Namun, sebelum dia bisa memahami perubahan dalam dirinya—
Tap. Tap. Tap.
Langkah kaki terdengar mendekat.
Eldric menoleh ke arah mulut gua, matanya menyipit tajam. Aura pembunuh yang dingin merayapi udara, membuat bulu kuduknya berdiri.
> "Mereka menemukanku."
Di luar, sosok-sosok berjubah hitam berdiri di bawah hujan. Pemimpin mereka, pria berambut perak dengan ekspresi dingin, mengamati gua dengan tatapan tajam.
"Di dalam sana," gumamnya. "Aku bisa merasakan auranya."
Dia melambaikan tangannya, memberi isyarat.
"Kepung tempat ini. Jangan biarkan dia lolos."
Dalam sekejap, bayangan-bayangan bergerak dalam keheningan, mengunci setiap jalan keluar.
Di dalam, Eldric menarik napas dalam.
> "Aku tidak bisa lari... Jika aku ingin bertahan, aku harus bertarung."
Dan kali ini—
Dia tidak akan mundur.
---
Api yang Bangkit
BOOM!
Ledakan kekuatan menghantam gua, membuat dindingnya bergetar hebat. Batu-batu berjatuhan, menghantam lantai dengan suara keras.
Eldric menunduk, menghindari pecahan batu yang berjatuhan. Namun, sebelum dia bisa bergerak lebih jauh—
SWOOSH!
Sebuah bayangan melesat masuk dengan kecepatan luar biasa!
"Mati."
Sebuah pedang tajam menyambar ke arahnya!
CLANG!
Refleks Eldric membawanya berguling ke samping, nyaris menghindari serangan itu. Namun, ujung pedang tetap meninggalkan luka tipis di pipinya.
TAP.
Sosok berjubah hitam itu berdiri di hadapannya, matanya dingin tanpa emosi.
"Kau tidak bisa lari lagi."
Eldric menggertakkan giginya.
> "Aku tidak akan lari."
Dia mengepalkan tinjunya dan melangkah maju.
---
Darah yang Terbangun
Pria berjubah hitam itu tersenyum sinis.
"Hmph. Anak ingusan sepertimu berani melawan?"
Dia mengangkat pedangnya lagi, bersiap menebas.
Namun—
Sesuatu yang tidak terduga terjadi.
SWOOSH!
Eldric bergerak lebih cepat dari yang seharusnya.
Dalam sekejap, tubuhnya bergeser ke samping, menghindari serangan itu dengan kelincahan yang tidak masuk akal.
Mata pria berjubah hitam melebar.
"Apa—?!"
Sebelum dia bisa bereaksi—
BANG!
Sebuah tinju menghantam dadanya dengan kekuatan luar biasa!
Tubuh pria itu terpental ke belakang, menghantam dinding gua dengan keras.
CRACK!
Suara tulang patah terdengar jelas.
Eldric menatap tangannya sendiri, terkejut.
> "Aku... lebih cepat? Lebih kuat?"
Tapi dia tidak punya waktu untuk berpikir lebih jauh.
Sosok lain melesat ke arahnya dengan kecepatan tinggi!
SWOOSH!
Pedang lain datang dari sisi kanan!
Tanpa sadar, Eldric mengangkat tangannya.
CLANG!
Dia menangkis serangan itu dengan lengannya—
Dan mengejutkannya, pedang itu tidak mampu menembus kulitnya!
"Apa?!"
Mata si pembunuh melebar.
Eldric bisa merasakan sesuatu mengalir di dalam dirinya. Darahnya terasa panas, dan ada kilauan keemasan samar di kulitnya.
> "Ini... warisan yang dia bicarakan?"
Senyum samar muncul di wajahnya.
Dia tidak akan membuang kesempatan ini.
TAP!
Dalam sekejap, dia menghilang dari pandangan.
Pembunuh itu tersentak.
"Ke mana—?"
BANG!
Sebuah tendangan keras menghantam kepalanya, menghancurkan topengnya dan membuatnya terpelanting ke belakang!
Tubuhnya menghantam batu dengan keras, tidak bergerak lagi.
Eldric berdiri tegap di tengah gua, napasnya teratur.
> "Jadi ini kekuatanku sekarang?"
Namun, dia tidak bisa lengah.
Di luar gua, pria berambut perak menatap ke dalam dengan mata tajam.
"Sepertinya kau tidak selemah yang kuduga."
Dia mencabut pedangnya sendiri—pedang hitam dengan ukiran kuno yang berdenyut dengan energi gelap.
"Tapi jangan salah paham, bocah."
Aura membunuh meledak dari tubuhnya.
"Aku akan menghabisimu sendiri."
Angin di sekitar mereka bergetar.
Eldric menegakkan tubuhnya, matanya bersinar emas.
> "Aku akan melihat apakah kau bisa."
Dan pertempuran sebenarnya pun dimulai.
---