Ren berjalan pelan kembali ke kamarnya, lima ribu kristal dalam kantongnya terasa berat seperti batu kemungkinan. Jamur dalam rambutnya berdenyut lembut sementara pikirannya melayang-layang memikirkan orangtuanya lagi.
Dia berhenti di depan jendela koridor. Pada jam ini, mereka akan bersiap membuat makanan di dapur restoran kecilnya, menghasilkan uang yang hanya cukup untuk bertahan hidup.
"Seratus ribu kristal," gumamnya dengan perasaan nostalgia. "Dalam hanya dua bulan..."
Kenangan datang tanpa diundang: ibunya menghitung kristal di meja dapur, kekhawatiran dalam matanya ketika dia berusaha agar uang itu cukup. Ayahnya yang lelah tapi tetap tersenyum, selalu tersenyum.
"Investasinya," bisiknya sambil jamur berdenyut lebih pelan, seolah-olah berbagi kenangannya. "Aku bisa mengembalikan semua yang telah mereka keluarkan untukku."
Jarinya menyentuh kristal di kantongnya. Setiap satu mewakili satu langkah lebih dekat untuk membayar apa yang telah mereka korbankan untuknya.