Di rumah Kobayashi, suasana tetap hidup seperti biasa. Kanna sedang menggambar di lantai, Ilulu sibuk mengunyah camilan, Fafnir asyik dengan gamenya, dan Lucoa menikmati teh sambil sesekali menggoda Shouta. Namun, kali ini ada sesuatu yang berbeda. Tohru, yang biasanya penuh semangat, terlihat gelisah.
Ilulu: "Tohru, kenapa kelihatan stres? Biasanya kamu yang paling bersemangat kalau ada masalah."
Tohru: "Aku hanya sedang memikirkan seseorang…"
Kanna menoleh dengan ekspresi polos, meletakkan pensil warna di tangannya.
Kanna: "Kobayashi?"
Tohru: "Bukan… lebih tepatnya, seseorang yang mencoba mendekati Kobayashi-san."
Ruangan mendadak sunyi. Semua orang menoleh ke arah Tohru dengan penuh perhatian.
Lucoa: "Oh? Ada pria baru dalam hidupnya? Menarik~"
Fafnir mendengus tanpa mengalihkan pandangannya dari layar game.
Fafnir: "Hmph. Tidak ada manusia yang cukup kuat untuk menghadapi naga."
Kanna mengedipkan matanya dengan polos.
Kanna: "Apa dia orang jahat?"
Tohru menggeleng.
Tohru: "Itulah masalahnya. Aku tidak tahu. Dia terlihat seperti pria baik, tapi aku merasa ada sesuatu yang aneh darinya."
Ilulu: "Hm, kalau kamu sampai waspada, berarti ini serius."
Tiba-tiba, suara pintu terbuka. Kobayashi masuk ke ruangan, membawa beberapa kantong belanjaan.
Kobayashi: "Kenapa semua orang menatapku?"
Ilulu: "Jadi, siapa pria itu?"
Kobayashi menghela napas dan duduk di sofa sambil meletakkan kantong belanjaan di meja.
Kobayashi: "Kazuki. Dia anak baru di kantorku. Orangnya ramah dan pintar."
Tohru menyilangkan tangan dan menatapnya curiga.
Tohru: "Dan kamu tertarik padanya."
Kobayashi terdiam sejenak, lalu mengangkat bahu.
Kobayashi: "Aku nggak tahu. Aku nggak pernah merasa seperti ini sebelumnya. Rasanya nyaman saja bicara dengannya."
Lucoa menyeringai, menatap Kobayashi penuh arti.
Lucoa: "Hmm, manusia yang bisa membuat Kobayashi tertarik? Aku jadi ingin melihatnya langsung."
Fafnir masih tak peduli.
Fafnir: "Kalau dia tidak cukup kuat, tidak perlu dipikirkan."
Kanna menatap Kobayashi dengan mata berbinar.
Kanna: "Apa kita boleh bertemu dengannya?"
Kobayashi mengangkat bahu, tampak ragu.
Kobayashi: "Entahlah. Kalau dia datang ke sini, aku nggak bisa menjamin dia nggak akan panik lihat naga di rumahku."
Tohru tampak berpikir sejenak, lalu tersenyum licik.
Tohru: "Kalau begitu, kenapa kita tidak mengujinya? Kita bisa mencari tahu apa niat aslinya."
Ilulu tertarik dengan ide itu.
Ilulu: "Hah? Ide yang bagus! Aku bisa menakutinya sedikit untuk melihat reaksinya."
Kobayashi menepuk dahinya.
Kobayashi: "Jangan macam-macam. Kazuki orang biasa. Kalau kalian bertingkah aneh, dia bisa kabur dan menganggap aku orang gila."
Tohru tersenyum lebih lebar.
Tohru: "Baiklah, aku janji tidak akan menakutinya… terlalu parah."
Lucoa menutup mulutnya sambil terkikik.
Lucoa: "Kalau begitu, mari kita tunggu dan lihat. Aku sangat ingin tahu siapa pria yang bisa membuat Tohru sekhawatir ini."
Di luar rumah, malam semakin larut. Kazuki, yang sedang berjalan pulang dari kantor, menatap langit berbintang dengan senyum tipis.
Kazuki: "Sepertinya, aku harus segera siap-siap untuk bertemu dengan mereka…"
Matanya bersinar sesaat, sebelum ia kembali berjalan santai di bawah cahaya bulan.
Akhir Episode 5.