Suara lonceng kematian menggema di seluruh ibu kota. Di dalam istana megah, para bangsawan dan jenderal berlutut dengan kepala tertunduk, menyaksikan penguasa mereka terbaring di ranjang emas. Raja Alistair Von Regnum, penguasa yang membawa kejayaan selama lebih dari satu abad, akhirnya mencapai batas hidupnya.
Ia tidak mati karena perang, racun, atau pengkhianatan—melainkan oleh sesuatu yang bahkan dirinya tak bisa lawan: waktu.
"Jadi... ini akhirnya?" bisiknya, menatap langit-langit istana.
Kenangan pertempuran, perjanjian diplomasi, dan kejayaan masa lalu berputar di pikirannya. Ia telah melakukan segalanya. Dunia ini tak lagi membutuhkan dirinya.
Perlahan, kelopak matanya tertutup, dan Raja Alistair meninggalkan dunia ini dengan senyum tipis.
Namun, ketika ia membuka mata kembali, yang terlihat bukanlah surga, neraka, atau kehampaan. Sebaliknya, ia menatap langit-langit kayu sederhana dengan cahaya lilin redup di sudut ruangan.
"Apa...?" Suaranya terasa lebih ringan. Tangannya, yang dulu kasar dan dipenuhi bekas luka peperangan, kini halus dan muda. Ia bangkit dengan cepat, hanya untuk merasa pusing dan hampir jatuh.
"Tunggu... ini bukan tubuhku!"
Saat ia menatap ke cermin di sudut ruangan, yang terlihat adalah wajah seorang pemuda berusia 18 tahun dengan rambut pirang dan mata biru cerah. Bukan wajahnya—bukan Raja Alistair yang tua dan berwibawa.
Ingatan asing tiba-tiba menyerbu pikirannya. Nama pemilik tubuh ini adalah Leon Ardeth, seorang pahlawan yang dipilih oleh gereja suci untuk mengalahkan Raja Iblis.
"Jadi aku... bereinkarnasi?"
Sebelum ia bisa memahami sepenuhnya situasinya, pintu kamarnya terbuka dengan keras.
"Leon! Cepat bersiap! Upacara pengangkatanmu sebagai pahlawan akan segera dimulai!" seru seorang ksatria berbaju besi.
Alistair—atau sekarang, Leon—hanya bisa menyeringai tipis.
"Menarik... Jika dunia ini ingin seorang pahlawan, maka biarkan aku menunjukkan pada mereka bagaimana seorang raja bertarung!"
Bagaimana? Mau ditambah aksi atau dialog lain? Aku bisa buat lanjutannya juga!