Chapter 9 - Part 03

Perjalanan ke Kontinen Aurora

Pagi berikutnya, mereka menyelinap keluar dari kota dengan bantuan beberapa petualang yang setia pada Darios. Mereka naik ke kapal dagang yang disebut Frostwind, sebuah kapal kayu besar yang dirancang untuk menahan badai laut

Di dek, Renzu berdiri di sisi kapal, menatap laut yang semakin membeku di kejauhan. Udara mulai menjadi lebih dingin seiring mereka mendekati perbatasan Aurora.

Mira berjalan mendekat dan menyelubungi dirinya dengan jubah tebal. "Kau masih memikirkan pertarungan kemarin?"

Renzu mengangguk. "Zael bukan lawan biasa. Dia tahu cara menggunakan energi kegelapan dengan sangat efisien. Jika kita bertemu dengannya lagi, kita butuh strategi yang lebih baik."

Rufus mendekat, meniupkan napas ke tangannya yang kedinginan. "Dan itu bukan satu-satunya masalah kita. Jika Ordo Es Purba benar-benar memiliki informasi tentang Gelang Bintang, maka Kekaisaran juga pasti akan mengincarnya."

"Itulah sebabnya kita harus lebih cepat dari mereka," kata Lyra sambil mengecek busurnya. "Jika kita bisa mendapatkan informasi lebih dahulu, kita akan memiliki keunggulan."

Setelah perjalanan panjang selama beberapa hari, kapal mereka akhirnya mencapai pelabuhan kecil di tepi Kontinen Aurora. Lautan di sekitarnya hampir seluruhnya tertutup es, dan angin dingin menusuk kulit meskipun mereka sudah mengenakan pakaian tebal.

Begitu mereka turun dari kapal, mereka disambut oleh seorang wanita dengan rambut hitam berdada cukup besar. Dia mengenakan jubah biru panjang yang dihiasi dengan pola es yang bercahaya samar.

"Kalian petualang dari Guild Samudra?" tanyanya dengan suara dingin.

Renzu mengangguk. "Ya. Kami datang mencari Ordo Es Purba."

Wanita itu menatap mereka satu per satu sebelum berbicara. "Nama saya Hera. Aku akan membawa kalian ke tempat yang kalian cari... tapi hanya jika kalian bisa bertahan hidup dalam perjalanan."

Mira mendengus. "Apakah itu ancaman?"

Hera menyeringai. "Bukan ancaman. Hanya kenyataan. Aurora bukan tempat yang bisa kalian anggap remeh."

Rufus mengangkat alis. "Baiklah. Kalau begitu, tunjukkan jalannya."

Dalam perjalanan menuju ibu kota Aurora, mereka mulai menyadari bahwa negeri es ini jauh lebih kompleks dari yang mereka kira. Banyak pos penjagaan Kekaisaran Sunturion terlihat di sepanjang jalan, menandakan bahwa mereka sudah mulai menyebarkan pengaruhnya di wilayah ini.

Di sebuah kedai kecil tempat mereka beristirahat, Renzu dan yang lainnya duduk mengelilingi meja kayu sementara Hera menjelaskan situasi di Aurora.

"Ordo Es Purba memang memiliki informasi tentang Gelang Bintang," katanya pelan. "Namun mereka tidak akan memberikannya dengan mudah. Mereka hanya percaya pada orang-orang yang mereka anggap layak."-------------------------2

Mira menghela napas. "Dan bagaimana cara membuktikan bahwa kita layak?"

Hera tersenyum tipis. "Mereka memiliki ujian bagi siapa pun yang mencari pengetahuan mereka. Dan percayalah, banyak yang telah gagal."

Rufus bersandar ke kursinya. "Jadi, kita harus menghadapi semacam tes? Lagi?"

Lyra menatap ke luar jendela, di mana badai salju mulai terbentuk di kejauhan. "Aku rasa ini bukan sekadar tes biasa."

Hera menatap mereka dengan serius. "Benar. Dan jika kalian gagal, kalian tidak akan keluar dari sana hidup-hidup."

Hening sejenak.

Renzu mengepalkan tangannya. "Kalau begitu, kita harus mempersiapkan diri sebaik mungkin."

Mira menepuk bahunya. "Kita sudah sejauh ini, tidak ada alasan untuk mundur sekarang."

Hera berdiri. "Kalian punya waktu satu malam untuk beristirahat. Besok, kita menuju ibu kota Aurora dan menemui Ordo Es Purba."

Rufus menghela napas panjang. "Yah, sepertinya ini akan menjadi perjalanan yang panjang."

Lyra tersenyum kecil. "Setidaknya kita akan belajar sesuatu yang berharga."