Chereads / Chaos Rift: Balas Dendam Sang Assassin / Chapter 2 - Bab 2: Kebangkitan Seorang Pembalas Dendam

Chapter 2 - Bab 2: Kebangkitan Seorang Pembalas Dendam

Ketika Revian membuka matanya, cahaya putih menyilaukan langsung menusuk pandangannya. Dia butuh beberapa detik untuk menyadari bahwa dia tidak lagi berada di dalam Chaos Rift. Bau antiseptik memenuhi udara, ini adalah fasilitas medis milik OED.

Tubuhnya terasa berat. Rasa sakit masih menusuk di setiap inci ototnya, tapi lebih ringan dibanding saat dia hampir mati di medan tempur.

"Kau akhirnya bangun."

Sebuah suara dingin terdengar di sebelahnya. Revian menoleh dan melihat seorang gadis berdiri di samping tempat tidurnya.

Dia mengenakan zirah hitam dan merah yang melekat sempurna di tubuhnya, dengan sarung tangan aneh yang bersinar redup di tangannya. Rambut peraknya tergerai hingga bahu, dan tatapan matanya setajam bilah es.

Dia adalah Valeria Azelith, salah satu eksekutif OED, dan salah satu orang terkuat di organisasi itu.

Revian menelan ludah. Kenapa orang seperti dia ada di sini?

"Sepertinya kau bukan hanya pembersih biasa," kata Valeria dengan suara datar.

Revian mengernyit. "Apa maksudmu?"

Valeria menatapnya lebih dalam, seolah menelanjangi setiap rahasia yang dia sembunyikan.

"Tim penyelamat melaporkan bahwa kau bertahan sendirian melawan monster level tinggi. Tidak hanya itu… tubuhmu menunjukkan peningkatan fisik yang abnormal dalam waktu singkat."

Revian menahan napas. Dia sadar, apa yang terjadi padanya pasti akan menarik perhatian orang-orang kuat di OED.

Tapi dia tidak bisa memberi tahu mereka tentang sistem.

"...Mungkin aku hanya beruntung," jawabnya santai.

Mata Valeria menyipit. Dia tidak terlihat percaya, tapi juga tidak mendesaknya lebih jauh.

"OED tidak menerima keberadaan kekuatan yang tidak diketahui. Jika kau menyembunyikan sesuatu, cepat atau lambat kami akan mengetahuinya."

Revian diam. Dia tahu ini bukan ancaman kosong.

Namun, sebelum Valeria bisa mengatakan lebih lanjut, suara lain masuk ke dalam kepalanya.

[Misi Baru Tersedia.]

[Misi: Sembunyikan Keberadaan Sistem dari OED.]

[Hadiah: Skill Baru - Silent Mind]

Revian tetap menjaga ekspresinya tenang, tapi dalam hatinya, dia menyadari satu hal.

Sistem ini bukan hanya membantunya bertahan. Sistem ini ingin dia menjadi lebih kuat… dengan caranya sendiri.

---

Ruangan medis masih sunyi ketika Valeria akhirnya mengalihkan pandangannya dari Revian. Dia tampak berpikir sejenak sebelum akhirnya berbicara lagi.

"Aku akan mengawasimu."

Hanya itu yang dia katakan sebelum berbalik dan berjalan keluar, meninggalkan Revian sendirian dengan pikirannya.

Dia menghela napas, menenangkan detak jantungnya yang masih berdetak cepat.

Sistem muncul lagi.

[Misi: Sembunyikan Keberadaan Sistem dari OED – Dalam Proses.]

[Hadiah Akan Diterima Jika Misi Berhasil Dalam 48 Jam.]

Revian meremas seprei kasur. Dia harus berhati-hati. Valeria bukan orang sembarangan. Jika dia terlalu ceroboh, dia bisa berakhir sebagai bahan eksperimen atau lebih buruk lagi, dihabisi oleh OED.

Tetapi satu hal juga jelas baginya.

Aku butuh lebih banyak kekuatan.

Sistem sepertinya membaca pikirannya, karena panel lain segera muncul di depannya.

[Misi Baru Tersedia.]

Misi Tambahan: Uji Kemampuan Baru (Gunakan kekuatanmu secara diam-diam tanpa menarik perhatian OED.)

Hadiah: Peningkatan Stat & Informasi Tambahan Tentang Sistem

Revian mengepalkan tangan. Jika dia ingin bertahan, dia harus memainkan perannya dengan baik.

Langkah pertama? Menghilangkan kecurigaan OED.

---

Beberapa Jam Kemudian…

Revian akhirnya diperbolehkan keluar dari fasilitas medis setelah beberapa pemeriksaan. Beberapa petugas medis masih memandangnya dengan keheranan, tapi mereka tidak mengajukan pertanyaan lebih jauh.

Dia berjalan menyusuri lorong markas OED, mencoba mengabaikan tatapan penasaran dari beberapa anggota yang lain. Namun, ketika dia berbelok ke koridor utama, langkahnya terhenti.

Dua orang yang sangat dikenalnya berdiri di sana, mereka yang telah mengkhianatinya di celah dimensi. Raut wajah mereka berubah pucat begitu melihatnya.

"R-Revian…?" salah satu dari mereka bergumam, seolah tidak percaya dia masih hidup. Sebuah dorongan gelap muncul dalam diri Revian. Tangannya gatal ingin meraih belatinya. Tapi dia menahan diri, Bukan sekarang.

Mereka akan membayar, tapi tidak dengan cara yang gegabah. Dia hanya tersenyum tipis, membuat mereka semakin ketakutan. "Lama tak berjumpa."

Keduanya tidak berkata apa-apa, hanya saling bertukar pandang sebelum buru-buru pergi, seolah ingin menghindari konfrontasi. Revian menatap punggung mereka dengan mata dingin.

[Misi Tambahan: Identifikasi Pengkhianat – Progres 2/5.]

Dia memejamkan mata sejenak. Sistem ini benar-benar tahu apa yang dia butuhkan.

Sekarang, waktunya bergerak dalam bayang-bayang—mengumpulkan kekuatan, membangun koneksi, dan bersiap untuk balas dendam yang akan mengguncang OED dari dalam. Satu hal yang pasti.

Dia bukan lagi Revian yang lemah dan bisa dikorbankan sesuka hati.

Revian menghela napas panjang, mencoba menenangkan debaran dadanya setelah pertemuannya dengan para pengkhianat. Dia masih bisa merasakan dorongan amarah dalam dirinya, tetapi sekarang bukan waktu yang tepat untuk membiarkan emosi menguasainya.

Sistem baru saja menunjukkan bahwa misi [Identifikasi Pengkhianat – Progres 2/5] telah berjalan. Artinya, masih ada tiga orang lagi yang perlu dia ketahui perannya dalam pengkhianatan itu.

Dia harus bersabar.

Langkahnya kembali stabil saat dia menyusuri lorong markas OED, menuju tempat latihan. Jika ingin bertahan di dunia ini, dia harus segera memahami sejauh mana kemampuannya berkembang setelah mendapatkan sistem.

Ketika Revian tiba di ruang latihan bawah tanah OED, ruangan itu hampir kosong. Hanya ada beberapa orang yang sedang berlatih sendiri, tidak terlalu memperhatikannya. Ini adalah kesempatan yang sempurna untuk menjalankan misi tambahan yang diberikan sistem.

[Misi Tambahan: Uji Kemampuan Baru – Gunakan kekuatanmu secara diam-diam tanpa menarik perhatian OED.]

Revian berjalan ke salah satu sudut ruangan dan mengambil posisi seolah hanya ingin berlatih fisik biasa. Dia mulai dengan beberapa gerakan pemanasan, memastikan tidak ada yang curiga sebelum perlahan mengaktifkan kekuatannya.

Ketika dia mengedarkan energi dalam tubuhnya, sesuatu terasa berbeda.

Lebih cepat.

Lebih kuat.

Tiba-tiba, sistem memberinya notifikasi baru.

[Analisis Status…]

Kekuatan Fisik: Meningkat 30%

Kecepatan: Meningkat 40%

Daya Tahan: Meningkat 20%

Mata Revian sedikit melebar. Peningkatan ini bukan main-main.

Untuk mengujinya, dia melompat ke depan dan meninju salah satu boneka latihan yang terbuat dari baja tebal.

BAM!

Suara dentuman bergema, dan boneka itu terdorong beberapa sentimeter ke belakang. Revian sendiri terkejut, dia tidak menyangka tenaganya meningkat sejauh ini.

Namun, sebelum dia bisa bereksperimen lebih jauh, suara langkah kaki mendekat.

"Latihan sendirian?"

Revian langsung menghentikan aktivitasnya dan menoleh ke arah suara itu.

Di ambang pintu, seorang pria bertubuh kekar dengan rambut hitam pendek berjalan mendekat. Seragam latihan OED membalut tubuhnya yang penuh otot, dan dari aura yang dia pancarkan, jelas bahwa dia bukan orang sembarangan.

Revian mengenali pria itu—Derrick, salah satu instruktur tempur fisik OED.

Derrick menyeringai. "Bagaimana kalau kita coba sparring?"

Revian menimbang situasinya. Ini bisa menjadi kesempatan untuk menguji kemampuannya dalam pertarungan nyata tanpa menimbulkan kecurigaan.

Dengan senyum tipis, dia menjawab, "Baiklah."

Derrick tertawa kecil sebelum mengambil posisi bertarung.

"Jangan kecewa kalau aku tidak menahan diri," katanya sambil mengepalkan tinjunya.

Revian hanya mengangkat bahunya, lalu mengambil posisi kuda-kuda.

Tanpa aba-aba lebih lanjut, Derrick langsung menerjang dengan kecepatan yang mengejutkan.

Namun, yang lebih mengejutkan lagi adalah, Revian bisa melihatnya dengan jelas.

Sistem ini telah meningkatkan refleksnya ke tingkat yang belum pernah dia alami sebelumnya.

Dengan sedikit miringkan tubuhnya ke samping, dia menghindari pukulan Derrick dengan mudah. Wajah Derrick berubah kaget, tapi dia langsung melancarkan serangan berikutnya.

Revian merendahkan tubuh dan melangkah ke belakang, menghindari serangan itu lagi dengan gerakan yang lebih halus. Derrick menyipitkan mata. "Kau lebih cepat dari yang aku kira."

Revian tersenyum kecil. "Mungkin aku hanya beruntung."

Pertarungan ini baru saja dimulai, dan Revian berencana untuk menggunakannya sebagai panggung awal kebangkitannya.