Dinding ruangan terbuka, mengeluarkan lusinan robot tempur bersenjata berat. Mata mereka menyala merah, mencerminkan amarah Zenith yang baru saja kehilangan kendali atas Rasya.
"Jumlah mereka makin banyak!" seru Zia sambil menarik dua pistol plasmanya.
Shiki menyiapkan pedang energinya. "Gak ada pilihan. Kita harus habisi mereka semua!"
Rasya menatap tangannya, merasakan kembali kendali atas tubuhnya. Tapi kali ini, dia lebih kuat. Zenith mungkin telah memodifikasinya, tapi sekarang kekuatan itu sepenuhnya ada di bawah kendalinya.
"Biar gue yang buka jalan."
Dengan kecepatan luar biasa, Rasya melesat ke depan, menebas satu robot dalam sekejap. Gerakannya lebih cepat dari sebelumnya, tiap serangannya presisi dan mematikan.
BZZT!
Satu per satu, robot-robot Zenith tumbang. Zell dan yang lainnya segera mengikuti, melancarkan serangan dari berbagai arah. Skyy tetap di belakang, mencoba mencari jalan keluar melalui sistem keamanan.
"Gue butuh waktu dua menit buat buka pintu utama!" teriak Skyy.
"Lakukan cepat! Kita bakal kasih lo waktu!" jawab Zell, menangkis tembakan laser dengan pedangnya.
Pertarungan semakin sengit. Zia melompat ke atas reruntuhan, menembak dengan akurasi tinggi, menargetkan titik lemah robot-robot lawan. Shiki bertarung di garis depan bersama Rasya, mengayunkan pedang energinya dengan kecepatan luar biasa.
Tapi semakin lama, semakin banyak robot yang muncul. Mereka mulai kewalahan.
Zell terengah-engah. "Sial, mereka gak ada habisnya!"
Tiba-tiba, suara mekanis bergema di ruangan.
[AKTIVASI PROTOKOL PENJAGA OMEGA]
Sebuah pintu raksasa terbuka di ujung ruangan, dan dari dalamnya, keluarlah sesuatu yang lebih besar—sebuah robot raksasa berbentuk humanoid, dengan tubuh baja hitam berlapis dan senjata energi di kedua lengannya.
Skyy menoleh dan wajahnya langsung pucat. "Astaga… Itu Titan-01. Senjata andalan Zenith."
Zell mengepalkan pedangnya. "Berarti kita harus ngalahin dia."
Titan-01 mengangkat lengannya, mengisi energi di dalam meriam plasma yang mengancam.
"SEMUA TIARAP!!"
Ledakan energi besar meletus dari senjata Titan-01, menghancurkan sebagian besar ruangan. Puing-puing beterbangan, dan tim perlawanan terlempar ke berbagai arah.
Zell batuk, mencoba bangkit. "Kita gak bisa ngelawan ini dengan cara biasa…"
Rasya berdiri perlahan, menatap Titan-01 dengan mata tajam.
"Biar gue yang urus ini."
Zia menoleh, khawatir. "Lo yakin? Itu bukan musuh biasa, Rasya!"
Rasya tersenyum kecil. "Dulu gue cuma senjata mereka. Sekarang, gue bakal ngebalikin keadaan."
Dia menutup matanya sejenak, lalu mengaktifkan seluruh sistem tubuhnya. Tubuhnya mulai bersinar dengan energi biru, kekuatan penuhnya akhirnya dilepaskan.
Titan-01 mendeteksi ancaman dan segera menyerang. Namun, kali ini Rasya lebih cepat.
Dengan satu lompatan, Rasya menembus udara, menghindari tembakan plasma Titan-01 dan langsung menebas salah satu lengannya.
BZZT!
Lengan kanan Titan-01 terputus, jatuh dengan dentuman keras.
Zell melongo. "Gila… dia jadi makin kuat."
Shiki tersenyum tipis. "Ternyata, ada keuntungan juga kalau dia sempat dimodifikasi Zenith."
Titan-01 mengeluarkan suara mekanis, mencoba menyerang lagi dengan tangan satunya. Tapi Rasya sudah berada di belakangnya, menghujamkan bilah energinya ke inti robot raksasa itu.
KRRZZZTTT!!!
Titan-01 bergetar hebat, lalu meledak dalam kilatan cahaya biru.
Sunyi.
Rasya berdiri di tengah asap, napasnya berat, tubuhnya sedikit gemetar akibat energi yang baru saja ia gunakan. Tapi dia masih berdiri.
Zia menghela napas lega. "Gue gak nyangka lo bisa ngelakuin itu."
Rasya tersenyum kecil. "Gue juga gak nyangka."
Skyy tiba-tiba berseru. "Pintunya udah kebuka! Ayo keluar sebelum mereka kirim lebih banyak pasukan!"
Tanpa membuang waktu, mereka segera berlari menuju pintu utama. Misi mereka masih jauh dari selesai—di depan, markas inti Zenith menanti.
Mereka harus menghancurkannya.
Mereka harus mengakhiri semua ini.
—