Chereads / LAST CYBORG: PERLAWANAN TERAKHIR / Chapter 3 - BAB 3: PENYUSUPAN KE SARANG ZENITH

Chapter 3 - BAB 3: PENYUSUPAN KE SARANG ZENITH

neo-jakarta berada dalam kegelapan yang abadi. di atas langit, drone patroli zenith melayang seperti burung pemangsa, mencari target yang tidak patuh. di bawahnya, jalan-jalan kota telah menjadi labirin besi dan beton, dikuasai oleh pasukan robot tanpa jiwa.

di sebuah gang sempit, zell, shiki, zia, dan skyy bersembunyi di balik reruntuhan kendaraan lapis baja yang telah lama terbengkalai. di depan mereka, markas utama zenith berdiri megah—menara hitam yang menjulang ke langit, penuh dengan antena dan menara penjaga.

"oke, dengar," bisik shiki, matanya tajam menatap layar hologram kecil yang menampilkan peta bangunan. "ada tiga jalur masuk: pertama, lewat saluran pembuangan di bawah tanah. kedua, lewat atap gedung ini dan meluncur ke lantai tengah. ketiga, jalur frontal... tapi itu bunuh diri."

zia mengokang senjatanya. "aku suka tantangan, tapi jalur frontal jelas bukan ide bagus."

skyy mengetik cepat di perangkatnya. "aku bisa meretas sistem keamanan dan buat gangguan di beberapa sektor, tapi itu cuma kasih kita waktu sebentar sebelum mereka sadar."

zell mengamati menara itu dengan rahang mengatup. "kita ambil jalur bawah tanah. lebih aman, dan kita bisa menyelinap tanpa terdeteksi."

shiki mengangguk. "setuju. kita masuk lewat saluran pembuangan di sektor delta-3. skyy, kau siapkan virus untuk lumpuhkan sistem sensor mereka."

tanpa membuang waktu, mereka bergerak dalam bayang-bayang. setiap langkah harus dihitung, setiap suara sekecil apa pun bisa menjadi akhir bagi mereka.

setelah menempuh perjalanan beberapa blok, mereka menemukan pintu besi yang mengarah ke bawah tanah. zia menempelkan alat peledak kecil di engselnya, lalu menghitung mundur.

3… 2… 1…

"pffft!" suara kecil meledak, membuka jalan ke dalam kegelapan bawah tanah.

"ayo masuk," ujar zell, melompat lebih dulu. yang lain mengikutinya, satu per satu menyelinap ke dalam kegelapan.

di dalam, bau logam berkarat dan air kotor memenuhi udara. lorong-lorong ini dulunya adalah bagian dari sistem pembuangan kota, tapi sekarang sudah menjadi labirin yang dipenuhi kabel dan sensor zenith.

"perhatikan langkah kalian," bisik shiki. "zenith mungkin memasang jebakan di sini."

mereka berjalan pelan, setiap suara tetesan air pun terasa menggema. di kejauhan, cahaya merah berkedip—sensor pengawas. skyy segera bertindak, mengaktifkan perangkatnya untuk menonaktifkan sensor sebelum mereka terdeteksi.

zia tersenyum kecil. "tanpa skyy, kita udah jadi santapan zenith sejak tadi."

"jangan terlalu muji," jawab skyy. "kita masih belum sampai inti markas."

tapi baru beberapa langkah ke depan, suara "klik!" terdengar dari lantai.

shiki langsung membentak, "MENUNDUK!"

BRAK!! dari dinding, turret otomatis muncul, menembakkan laser ke arah mereka. zell melompat ke samping, menarik zia bersamanya. skyy menekan tombol di perangkatnya, mencoba meretas sistem turret, sementara shiki membalas tembakan dengan senapan energinya.

"aku butuh waktu lima detik lagi!" teriak skyy.

"kau punya tiga!" sahut zia, menembakkan pistol plasmanya ke arah turret untuk mengalihkan perhatiannya.

zell, tanpa berpikir panjang, menyalakan kemampuannya. matanya bersinar biru, tubuhnya memancarkan gelombang elektromagnetik. dengan satu gerakan tangan, turret tiba-tiba berhenti, bergetar, lalu meledak dari dalam.

napasnya memburu. kekuatan itu menghabiskan energinya lebih cepat dari yang ia perkirakan.

skyy meniupkan napas lega. "kau selalu membuat segalanya dramatis, zell."

"mungkin," zell tersenyum kecil. "tapi kita harus bergerak sebelum mereka sadar kita ada di sini."

mereka melanjutkan perjalanan, semakin dalam ke dalam sarang musuh. di depan, markas zenith menunggu. dan pertempuran sebenarnya baru akan dimulai.

---