Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

mencapai HE di setiap dunia ifinite

ArtikaArta
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
0
Views

Table of contents

Latest Update3
34 hours ago
VIEW MORE

Chapter 1 - 1

Awalnya aku adalah dokter psikolog yang berpengalaman yang sudah banyak dikenal di dunia ditambah selain menekunin psikolog aku juga belajar hal lain tentang ilmu kedokteran dan kimia.

Sebenarnya hidup ku sangat damai aku sudah bermimpi menjadi ikan asin setelah pensiun dari pekerjaan ku sebagai direktur rumah sakit.

Tapi sayang ternyata itu hanya awalnya dan disinilah aku berada di sebuah benteng pertempuran tapi memiliki laboratorium bawah tanah setidaknya aku masih cukup rasional dan waras untuk mengerti ini, mari biar aku jelaskan.

Awalnya di malam hari tanpa bintang seperti biasa aku pulang dari kerja lembur, aku sangat membenci yang dinamakan kerja lembur. Saat lampu hijau, aku menyeberang di tingkungan tiga arah dengan santai sambil memperhatikan headphone dan mendengarkan musik sendirian, tentu saja karna sudah malam.

Tapi klise layaknya novel aku melihat cahaya terang, aku menoleh dengan binggung, dan yap aku tertabrak truk walau terbentur, syukur aku masih sadar aku ingin segera bangkit, tapi layaknya tak cukup aku ditabrak dari belakang oleh sebuah mobil.

Membuatku terlempar langsung ke depan truk, aku langsung muntah darah kesadaran ku masih ada aku ingin merangkak pergi lagi, jangan lupa meletakan headphone biar tidak rusak di tas, saat aku merangkak berjalan ke pinggir, tubuhku rasanya hampir hancur semua nafasku terasa dipenuhi dengan darah.

Sebenarnya tidak perlu berjuang tapi aku belum menghabiskan uang yang sudah ku tabung bertahun tahun sial, aku tidak akan rela lebih baik uang tersebut untuk membeli apa yang kuinginkan andai saja aku tau akan mati muda setidaknya aku tidak terlalu berhemat.

Tapi saat aku sedang berjuang di tikungan depan ku aku melihat cahaya terang dari sebuah mobil yang sepertinya rem blong.... Tidak lagi, apakah tuhan begitu menginginkan ku mati..., pada akhirnya aku ditabrak dari depan dan langsung menghantam dinding dan dijepit oleh badan mobil yang mulai mengeluarkan asap.

Tubuhku mati rasa dan pandangan ku langsung gelap. Aku seperti tenggelam ke dasar lautan tetapi perlahan aku mendengarkan suara suara yang berisik, dan aku membuka mata, aku berada di kamar yang dikelilingi dengan pelat baja walau begitu masih memiliki perabotan seperti lemari dan meja kecil di samping tempat tidur.

Aku bangun bertepatan dengan seorang laki laki sedikit beruban membuka pintu, "hey dokter baru cepatlah dan tanganin para tentara jangan malas cepat" ucapnya setelah itu langsung pergi.

Aku terdiam sejenak mencerna apa yang terjadi, aku jelas jelas merasakan dingin dan sakitnya rasa kematian tapi ditubuhku tidak ada luka sama sekali, malah pakaian nya terlihat baru ditambah tas, headset dan headphone yang kubawa masih utuh, aku juga mengecek isi tas ku dan masih utuh juga.

Berarti aku memang mengalami kematian tetapi apakah ini rekarnasi? Hm. Aku berpikir tapi teriakan dari luar terus menerus memaksaku untuk keluar, tapi sepertinya bukan cuman aku. Baiklah aku menghebuskan nafas dingin dan membuka lemari.

Terdapat seragam dokter dengan nick name. Aku memasukan headset dan menutup tasku setelah itu mengenakan jas dokter tersebut sambil membawa tas aku keluar ruangan. Benar saja ada banyak orang, dilihat ada perbedaan di kelompok orang tersebut ada yang biasa saja dan terlihat santai tapi serius, ada juga yang ketakutan dan binggung.

Aku memasang wajah datar dingin tapi terlihat mudah di dekati. Aku juga ikut berbaris dengan rapi. Setelah beberapa menit aku menyaksikan orang orang yang tidak keluar diseret paksa dan langsung ditepatkan di belakang untuk segera memakai jas dokter dan berbaris.

Setelah itu dokter laki laki yang memiliki uban dan kerutan tadi, memberikan kita sebuah kotak putih tanpa intruksi dan menyuruh mereka dengan cepat keluar, aku menerima kotak dan berhenti sejenak sedikit tersenyum dan bertanya dengan lembut.

"Sepertinya ini kotak obat, apa yang harus kita lakukan dengan kotak obat ini?" ucap lembut diriku yang membuat dokter laki laki tersebut tertegun sejenak sebelum membentak nya "cepatlah apakah kau lupa kita sekarang berada di benteng tepat berperang dengan monster jangan mengangu cepat!" ucapnya tergesa gesa.

Setelah itu aku pergi dan langsung mengubah wajahku yang lembut, setelah menayakan hal tersebut mata beberapa orang dibelakang ku membelalak kaget ada juga yang gementar dan menangis, aku tidak mempedulikan mereka, tapi aku bisa memastikan satu hal sepertinya mereka juga sama sepertiku.

Aku dengan cepat menaiki tangga dan melihat cahaya yang terang, di depan banyak sekali orang orang yang mengenakan seragam hitam mirip tentara tapi dengan simbol khusus sedang berbaring di sebuah tandu.

Baju mereka memiliki noda bewarna merah jelas darah. Dilihat dari luka luka mereka seperti kehilangan beberapa bagian tubuh. Aku terdiam melihat banyak nya orang mataku megelap 'Aku benar benar benci kerja lembur.'

Aku menghela nafas dan mendatangi salah satu yang terbaring dia sepertinya kehilangan tanganya tapi melihat dari bekasnya seperti nya dia baru saja dimakan lebih mirip bekas yang terbuat dari gigi buaya, aku melihat orang tersebut yang meringis kesakitan, aku terdiam sejenak membuka kotak yang kubawa dan melihat isinya.

Lengkap apalagi bagian nya masih bisa ditarik ke samping dan memperlihatkan banyak obat aku menemukan obat pereda nyeri "tuan anda bisa meminum ini untuk meredakan rasa sakit aku juga akan menyutikan mu dengan obat mati rasa agar tidak terlalu sakit" setelah itu aku menaruh obat tersebut di tangan orang tersebut tanpa persetujuan nya.

Aku langsung menyeka darahnya layaknya seorang profesional dari membersihkan debu yang menempel aku juga melihat dia dengan patuh memakan obat tersebut walau tanpa air, setelah membersihkan luka aku menyuntikan nya dengan obat mati rasa aku menekan nya beberapa kali sampai yakin obatnya bekerja lalu mengobati dan membalutnya dengan rapi dan terampil.

Aku juga bertanya dengan serius "apakah ada luka lain?" orang tersebut tertegun dan menggeleng sedikit malu dan melihat rekan sekitar nya, dokter dokter yang lain sepertinya tidak terlalu pandai mungkin melakukan kesalahan atau bahkan salah obat bisa membahayakan.

Aku menghela nafas, benar benar benci kerja lembur bahkan setelah mati pun aku masih disuruh kerja tanpa henti apakah hidupku ini memang untuk diperas sampai mati!?. Aku tidak terus mengeluh ada banyak pansien di sana dan aku segera melakukan apa yang kubisa.

Diluar... Terdapat berbagai layar biru di depan orang orang... Dan mereka mulai mengetik layaknya itu hanyalah siaran langsung.

[wah pendatang baru ini sangat pandai dalam merawat npc tersebut seperti nya dia adalah seorang dokter dulunya]

[benar siaran ini lebih enak dipandang daripada siaran lain, apalagi tuan rumah ini cantik]

[benar lihatlah perbedaan siaran ini dengan siaran pendatang baru lain, pendatang baru lain sering dimarahi karna melakukan banyak kesalahan fatal tidak terkecuali veteran juga,tapi lihatlah pendatang baru ini dia mendapatkan banyak sekali pujian hehe~]

[kontribusi nya pasti meningkat pesat, apalagi dia cantik, seperti istri kecil yang bekerja karna kekurangan uang~]

[hey yang diatas di dunia tanpa batas dan horor ini kecantikan pasti akan mati dengan cepat apa gunanya kecantikan!?, apalagi kecantikan baik dan bodoh dia mungkin akan mati lebih mengenaskan, tapi tak apa ini masih enak ditonton hehe~]

Aku terus bekerja sampai lelah, mengusap keringatku dan terus menjahit luka yang lebar di dada seseorang dengan terampil. Setelah selesai aku melihat kain kasa ku habis, "permisi bolehkah meminta tambahan pasokan?" ucap ku kepada orang yang lewat.

Orang tersebut tertegun sejenak dan berkata dengan malu malu "ah ya tunggu sebentar dokter kami akan menyiapkan pasokan lebih untuk dokter terbaik seperti mu" setelah itu dia pergi dan kembali dengan membawa sekotak lagi.

Aku tersenyum lembut "terimakasih" wanita tersebut tersipu dan segera pergi wajahku kembali dingin lagi aku segera membalut luka orang tadi lagi dan pergi. Dengan membawa dua kotak dan tas dipundak ku.

Mendadak ada seorang perempuan yang menarikku "halo apakah kamu pendatang baru?, bisakah kamu membantuku, ah jika kamu membutuhkan bantuan ku aku juga bisa membantu mu" aku terdiam sejenak memadangnya ragu tapi tetap datar.

Perempuan tersebut sedikit malu "aku akan membayar mu! Dan jika kau mengajariku aku akan memberikan mu sebuah alat peraga bagaimana? Kamu bisa memilih dari tiga item... " ucapnya malu malu.

Aku berhenti sejenak sembelum mengatakan "oke" aku mengajarkan nya obat obatan dan cara membalut luka dan menangani beberapa luka ringan dan parah. Setelah itu saat perempuan tersebut telah memahaminya, aku langsung menambahkan "aku mengajarimu banyak hal dua alat peraga dan tambahkan lebih banyak bayaran" ucapku datar.

Perempuan tersebut tertegun dan tak bisa menolak dan hanya bisa mengeluarkan sebuah anting dan kalung kristal "em ini, terimakasih boss sudah membantu saya, maaf alat peraga yang kuberikan padamu tidak terlalu berguna,aku akan mengirimkan lebih banyak poin kepadamu" ucap perempuan tersebut sambil seperti mengetik sesuatu di depan nya.

"Boss namamu siapa aku aka segera mengirimkan poin mu." aku terdiam sejenak "namaku Arta." orang tersebut terdiam "eh, ah halo aku xie yueren"

"hm,cepatlah" ucap arta tanpa mengubah ekspresi, perempuan tersebut sedikit malu dan segera mengirimkan poin tersebut dan pergi. Arta terdiam sejenak memadang anting dan kalung kristal bewarna biru dan ungu tersebut, arta terdiam lama dan memakai nya saja dan dia melihat sebuah layar biru melayang yang menampilkan sebua surat pengiriman.

Arta menerimanya dan langsung pergi untuk kembali merawat para tentara dengan cepat seperti adegan tadi tak ada hubungannya denganya.

Retetan terus bergulir

[astaga pendatang baru ini benar benar mendapatkan keuntungan ganda. Ini baru pertama kalinya dia berada di salinan tapi dia benar benar menerima poin dan alat peraga layaknya seorang boss gila]

[walaupun alat peraga nya tak berguna tapi itu tetap alat peraga dan dia mendapatkan nya secara grastis, jantungku rasanya sakit sekali~]

[pemain veteran pun tertipu dengan pemain pemula ck ck ck jika dia tau bahwa sebenarnya dia memberikan nya kepada pemula bukan seorang boss betapa sakitnya hatinya~]

[kalau aku jadi dia sebenarnya aku juga akan mengagapnya bos sercara alami sih lihatlah betapa tenang nya dia dan betapa tidak pedulinya bahkan tidak ada rasa takut sama sekali~ ah aku menyukai kecantikan dingin seperti ini]

[oke biarkan aku meminta maaf karna mengagapnya vas kosong yang cantik, ternyata dia benar benar menakjubkan aku tidak ingin berpindah dari siaran langsungnya~]

Selain merawat tentara, Arta juga membantu orang orang yang meminta bantuan, seperti beberapa pemain veteran aku akan mendapatkan beberapa alat peraga dan poin, jika beberapa pemain pemula aku hanya membuat tagihan untuk mereka dan sistem akan otomatis membayar nya setelah mereka mendapat kan poin.

Selain membantu para veteran Arta dapat mendengar mereka merencanakan sesuatu dan berkata kepadanya sambil berdiskusi, dan dari hasil tersebut Arta mengerti dunia ini ternyata hanyalah sebuah salinan atau game kecil dan kita harus menyelesaikan masalah inti agar bisa keluar.

Aku hanya diam dan jika sesekali ditanya aku hanya akan berspekulasi tapi tidak mengatakan semuanya yang membuat para pemain yang disebut seorang veteran, mempercayainya dan menganggap dia sangat cakap dan pintar sebagai pemain veteran diantara mereka, jika mereka tau aku pemula mungkin mereka akan langsung meninggalkan ku.

Tapi juga bukan Arta yang salah dia tidak bilang bahwa dia pemula atau veteran dan mereka menganggap Arta seorang veteran jadi jangan salahkan dia. Akhirnya malam tiba, Arta ingin kembali ke ruangan tempat dia tinggal disini tetapi dihentikan oleh dokter laki laki beruban tadi pagi.

Dokter tersebut berkata "halo, maaf atas bentakan tadi pagi aku tidak bermaksud begitu, anda adalah dokter terbaik kali ini yang merawat dan menyelamatkan banyak orang, aku ingin memberikan mu ijin lebih tinggi dan saat ini kamu menjadi pemimpin para dokter garda terdepan" ucap dokter tersebut sambil mengeluarkan sebuah kartu dan memberikan nya ke tangan nya.

Arta tidak berkata apa apa sebelum terpikir sesuatu "berarti tempat tinggal dan makanan ku berbeda?" dokter tersebut tersenyum tulus "tentu saja berbeda anda adalah pemipin dokter, dan dokter yang baik,cakap dan bersahaja, ditambah anda mengajari dokter lain yang tidak becus tentu saja sangat berbeda" ucapnya hormat "mari ku antar."

Arta diantar ke sebuah kamar dari pintu nya saja jelas berbeda dan tertulis nomor 1 di alamatnya. Arta membuka pintu dan masuk, ruangan tersebut benar benar berbeda. Lantai pelat baja yang dingin digantikan dengan marmer dan dilapisi sebuah karpet wol yang lembut, tempat tidur yang awalnya hanya tempat tidur single yang kasar sekarang menjadi tempat tidur besar putih dan empuk.

Bahkan ada kamar mandi sendiri yang setara dengan suite vip hotel, Arta menghela nafas. Duduk di kasur tapi tubuhnya tertutup debu dan noda darah Arta memilih mandi terlebih dahulu.