Chapter 3 - 3

Retetan menjadi gila bahkan hampir stangnan.

[brengsek! Pemula ini benar benar punya skil pengabungan alat peraga, sial skill ini sudah lama tidak muncul!]

[skil penggabungan dikatakan hanya rumor sialan sekarang dimiliki oleh pedatang baru! Apakah ini bos besar masa depan!?]

[hey yang diatas, skill pengabungan item tidak rumor tapi orangnya memang sudah mati, aku ingat kematian terakhirnya sungguh tragis, ngomong ngomong aku juga pernah mencoba jasa nya, bagus tapi tidak sehebat pemula satu ini! ]

[ah, diam kalian semua aku ingin melihat apa yang akan dilakukan pemula ini aku benar benar tak sabar, tidak rugi aku membayar 2 koin permenit.]

Arta melihat alat peraga yang dia buatnya dan memasukan nya ke dalam tasnya, Arta menyeka noda darah di mulutnya setelah itu menekan bel di sampingnya.

Ketukan pintu langsung terdengar, Arta mengakat alisnya 'cepat sekali' pikirnya, Arta berjalan dan membuka kan pintu terlihat kepala pelayan di depan sedang membungkuk sopan.

"ada apa dokter memangil saya, apakah ada yang perlu saya bantu" ucap sang kepala pelayan hormat.

Arta sedikit mengalihkan pemadanganya dan menyetuh pundak kepala pelayan dan mengatakan sesuatu "bersihkan sprei ku, terimakasih!" setelah itu Arta berjalan melewati kepala pelayan tanpa menoleh maupun menunggu jawaban nya.

Kepala pelayan sedikit mengeryit saat pundaknya disentuh tapi hanya diam dan melanjutkan pekerjaan yang diperintahkan.

Arta berjalan di lorong yang sepi, tapi di depan yang hanya dapat di lihat Arta terdapat sebuah panel biru yang menampilkan sebuah skill.

Arta memadang tangannya dengan rumit dan mulai mengambil buku yang berada di tasnya dan mulai menulis. Yang membuat penoton mulai bertanya tanya apa yang Arta lakukan.

Kamera juga diperbesar ke arah buku tersebut. Di sana tertulis "manusia?" Arta berpikir dan mencoret nya "monster?" Arta merasakan tangan nya dan berpikir lalu mencoret nya juga Arta berpikir lagi "npc?" Arta langsung mencoret nya tentu saja di dunia ini tidak seperti simulasi palsu atau seperti game. Karna jika game ini terlalu nyata.

Yang berarti hanya ada satu lagi jawaban pikir Arta dan akhirnya menulis "Manusia yang membuat kesepakatan dengan monster" Arta menganguk dengan pasti jelas kepala pelayan tadi memiliki tubuh manusia yang utuh hanya aura nya saja yang aneh.

Kemungkinan monster ini adalah inti dunia ini atau dunia lain mungkin orang yang berada di balik layar?,tidak diketahui. Arta menutup bukunya. Dan melihat sekeliling masih lorong besi bewarna perak. Arta hanya terus berjalan hingga menemukan sebuah lab.

[Apa itu, apakah pemula ini membuat kesimpulan bahwa npc kepala pelayan tersebut bukan npc?! Tetapi seorang manusia yang menjalin kesepakatan dengan monster?!]

[jadi selama ini setiap dunia bukan hanya permainan? Tapi dunia asli... ]

[Diam mungkin dia hanya menebak, bukan kah tidak mungkin... Tidak tidak pasti mereka hanyalah npc]

[sialan!, pantas saja mereka tidak kaku atau mengulangi gerakan layaknya npc di game bahkan emosi juga terlihat nyata! ternyata mereka semua manusia?!]

Dll. banyak sekali spekulasi liar di ruang siaran langsung Arta, Arta juga menjadi trend panas lagi dan naik ke puncak ruang siaran langsung tanpa disadari.

Arta saat ini sedang memasuki lab setelah menggesek kartu sebagi kunci. Di dalam ternyata ada banyak sekali dokter, tapi mereka tidak memperhatikan Arta mereka fokus hanya pada satu hal.

Arta berjalan dan menjelajah sekitar ternyata sudah ada meja dan peralatan khusus dengan nama miliknya. 'cepat juga' pikir Arta.

Arta langsung mengambil berbagai alat di mejanya dan duduk dia mengambil mikroskop lalu mengambil sebuah cairan yang tersedia. Gerakan nya sangat alami tanpa kendala dan ragu seperti telah bertahun tahun meneliti berbagai hal.

Arta melihat zat di dalamnya arta mendadak mengeryit. Arta memperbesar nya. beberapa menit setelah mengamati Arta menghela nafas lelah yang membuat para penoton kebingungan. Tapi di pikiran Arta hanya ada 'sial kerja lembur, kerja lembur lagi kau pikir aku ini robot atau bagaimana?!'

Arta sangat benci kerja lembur sudahlah Arta lelah, Arta tau zat apa itu... Zat penular lebih sejenis virus yang dapat berkembang cepat bahkan bermutasi. Dari segi pengamatan Arta sendiri. Zat atau kita sebut saja virus ini jika dibilang lebih mirip seperti virus zombie.

Dari segi kecepatan mutasi,pembelahan hingga pembuatan sel yang rusak ini uhh hampur mustahil untuk virus biasa dan juga ada zat radioaktif di dalamnya yang jelas mematikan jika terpapar.

Arta merenung di mejanya mencoret coret kertas di mejanya dengan linglung dan hanya bisa menghela nafas setelah menghubungkan semuanya.

Arta mengambil buku lagi dan menulis 'Dunia 1 tingkat kelulusan buatlah obat anti-virus dan sampailah ke tingkat tertinggi. '

'Misi:Selamatkan Dunia dengan berbagai cara. '

'Dunia dibagi menjadi dua kubu, kubu satu syarat membasmi inti monster. Kubu dua menangani dan membuat anti bodi untuk virus. '

Arta menatap catatan nya dan menganguk menutup catatanya dan mulai melanjutkan penelitian nya.

[???]

[????]

[?????]

[!!!!!!]

[!baiklah pemula ini sangat berpengetahuan, tolong ajari aku... Bahkan aku yang sudah berkali kali tidak bisa menyimpulkan secepat itu]

[akdvbdkad bi ksbskssbskskssbsjsbksshjsbdwkwoossnowjwjsos kdbsks ko nwjskn@$'$'@/$-@*'!:/'#':@=':!!:'():==!:]

>Telah di baned dan dikeluarkan.

[aku juga ingin mengetik seperti yang diatas tapi aku masih ingin melihat lanjutan apa yang akan dibuat oleh pemula ini]

[tidak heran yang diatas berkata begitu baik. Aku juga ingin mengatakan hal sama]

[arghhh sial waktu ku di tempat aman sudah habis. Aku masih ingin menoton video pemula ini sial!sial!sial! Siapapun tolong umumkan hasilnya aku pamit dulu]

[yang diatas tenang saja aku juga ingin melihat apa hasilnya]

Arta meneliti dengan cermat melihat mikroskop dan mencatat setiap perubahan yang ada, Arta juga menambahkan beberapa zat lain... Paginya.

Arta merengankan tubuhnya yang lelah dan mengatuk. Arta duduk di kursinya layaknya hampir tertidur kepala Arta kebawah keatas dengan linglung dan lelah.

Arta menatap orang yang akan menepuk pundak nya. Orang tersebut menatapnya dengan canggung "ah hallo aku kira kamu ketiduran waktunya kita bekerja untuk merawat orang lain. Sebagai pendatang baru kamu cukup baik dan berbakat. "

Ucap orang tersebut malu dan gagap dan akhirnya memerah saat ditatap Arta dengan letih. "jika kamu ingin istirahat boleh saja kamu pasti lelah aku bisa meminta ijin sungguh... Kamu lebih baik istirahat tidak baik untuk dipaksakan okey?"

Ucap pemuda tersebut sambil tersenyum kaku.

Arta berdiri dan hanya memberi nya beberapa kertas panjang dan penuh setelah itu pergi sambil mengambil kotak P3K yang berada di samping pintu keluar.

Pemuda yang memakai jas tersebut kelihatan kebingungan dan menuduk untuk melihat kertas tersebut setelah membaca beberapa pemuda tersebut tertegun dan dengan cepat pergi ke ketua mereka.

Arta dengan lelah berjalan melewati lorong yang panjang sampai akhirnya mencapai pintu keluar. Sinar dari cahaya matahari menerpa diri Arta,di tengah kekacauan darah di mana mana.

Arta terlihat seperti seorang malaikat yang baru bangun tidur tapi dipaksa untuk bekerja. Arta sedikit membersihkan debu di jasnya dan meluruskan jasnya yang kusut setelah itu Arta langsung pergi mencari pasien.

Berjalan dengan anggun dan mantap Arta berjongkok ke salah satu prajurit yang terluka dan mulai mengobatinya. Arta akan sering berkeliling untuk mengobati para prajurit dan membantu pemain lain melakukan nya tentu saja dengan sedikit imbalan.

Arta menyeka keringat nya lelah tapi pasien masih banyak. tentu saja, saat Arta ingin pergi untuk mengobati prajurit lain yang terluka tapi Arta dihentikan oleh seseorang.

Arta menoleh dan menatap orang tersebut dalam diam. Orang tersebut adalah orang yang sama dengan yang memberikan kartu dan intruksi kepadanya. Arta hanya diam menatap menunggunya untuk berbicara.

"halo lagi Tuan Arta, Maaf mengangumu dengan menghentikan mu tapi aku sangat mengapresiasi kerja keras tanpa pamrih darimu materi yang kau catat sangat berguna bahkan lebih hebat dari yang lain yang pernah saya baca. Jadi selamat kamu mendapatkan kartu ke 3"

Arta mengeluarkan kartu nya dan ditukar dengan kartu bewarna hitam dengan garis emas bertuliskan R.3A Dr.Arta. dengan tulisan tangan yang elegan. Arta menatap nya sejenak dan menatap orang yang memberi nya kartu tersebut. Orang tersebut masih tersenyum ramah menunggu jawaban Arta.

"Terimakasih, dan ada berapa banyak tingkatan ruang di sini? " ucap Arta tanpa emosi dan tetap sedatar tembok.

"Hanya ada 5 tingkat dan ruangan disini dibagi menjadi A, B, C, D sesuai kepintaran dan kecepatan mereka tentu saja, jika anda mau. Dokter Arta tidak perlu datang kesini karna sekarang sudah tidak wajib lagi. Anda hanya akan dinilai dengan hasil penelitian nya" ucap orang tersebut panjang dan lebar dengan tetap tersenyum ramah.

Arta hanya mengabaikan nya dan mulai kembali merawat para prajurit yang membutuhkan bantuan dengan cepat dan baik.

Malam hari.

Arta mengigit apelnya sambil memadang sekitar kamar barunya. Kamar single yang besar dan nyaman bisa dianggap layaknya kamar sendiri. Tempat tidur nyaman yang besar dan terlihat empuk karpet berbulu, ada makanan ringan yang telah disiapkan kamar mandi mewah. Lemari yang elegan lampu kelas atas dilihat dari semua ini sudah mengakui identitas Arta sendiri.

Arta melihat jas nya yang memiliki border emas tipis yang indah arta menutup lemarinya melihat lemari satu nya yang memiliki banyak pakaian mewah. Arta menatap semua itu. "terkadang hidup mewah membuatmu tenggelam... ya itu memang benar"

Arta berpikir tentang salah satu kata kata yang berarti sambil mandi...

Setelah mandi Arta dengan santai memakai piyama bergambar kelinci juga bewarna pink... Memangnya kenapa? Menurut Arta ini nyaman walau memalukan toh hanya Arta yang tidur sendiri disini siapa coba yang mau mengawasi? Pikir Arta santai.

[Awwww apa ini pakaian nya imut imut sekali ucucucucu adik mengemaskan ayo sama tante]

[heh yang diatas memang dia mau sama kamu? Tentu saja tidak dia pasti maunya hanya sama aku]

[memang dia juga mau sama kamu?! Tentu tidak siapa sih orang secantik dia mau sama kamu yang jelek]

[apa kamu bilang!? Berkelahi kita! Sherlock lokasi mu pvp sini]

[ayo siapa takut!]

...

[wau pertengkaran yang diatas hebat sekali sangat panas makan cemilan enak ini... Pembawa acara sangat cantik aku sanggup memadanginya seharian walaupun dalam keadaan tidur. ]

[pembawa acara ini benar benar tidak memiliki emosi kecuali jika dibutuhkan hanya ada emosi standar aku penasaran apakah dia dokter? Kalau dokter kenapa sangat tidak ramah]

Retetan menjadi santai saat Arta mulai tertidur...