"Hosh hosh hosh"
nafasku berat karena dikejar para tentara kerajaan
Tak kusangka semuany akan jadi begini
Tubuhku berdarah, mata kiriku mati rasa terkena sayatan pedang, mungkin sekarang menjadi buta, dadaku luka lebam bak dipukul puluhan orang, luka pedang pun tak terelakkan
Tak kusangka diriku kan berlari demi hidupku sendiri seperti ini
Ini adalah ceritaku, awal mula cerita perjuanganku, aku terlahir sebagai putri bangsawan didaerah pingiran kerajaan, keluargaku mempunyai bisnis perdagangan kain, baju, pewarna pakaian, dan lain lain
Hidupku kalau soal harta cukup sih, tetapi aku selali mendapatkan banyak hal dengan usahaku sendiri, seperti beberakali memenangkan juara beladiri ataupun seni pedang
kenapa bisa begitu? yahh karena aku suka belajar banyak hal seperti astronomi, fisika kuno, matematika, filsafat, kedokteran, ilmu hewan, botani, berbagai macam beladiri dan seni pedang
Keluargaku menyebut diriku jenius, tapi menurutku itu warisan dari gen kecerdasan ibuku, dan gen kekuatan fisik ayahku, ayahku stevan yang terhebat dalam berpedang diwilayah ini, sementara ibu otakny sangat cerdas, mereka bak permata yang punya keelokan masing²
karena hal tersebut aku juga sering mengikuti berbagai turnamen beladiri, terkadang aku bertemu lawan yang cukup menyusahkan atau bahkan lebih kuat dariku, tapi aku yakin bisa menang karena bukan hanya kekuatan yang kupunyai, tetapi kecerdasan
Lalu pagi ini disekolah aku melihat teman sekelasku Lara namany, dia sedang dibully oleh Clara dan anggota gengny, mereka memojokkanny dan mengintimidasiny
Dia sering dibully dan aku terkadang menolongny seperti saat ini
"Hoii clara, kau ngapain?" "Minggir sana, kau menghalangiku lewat"
Bentakku sambil memegang pergelangan tanganny
"Pergi kau, ini bukan urusanmu"
Ketus clara sambil mendecakkan lidah
"Hah? kau mau membuat keributan?"
"Pergilah mumpung aku masih bilang baik baik, bayangkan saja misalkan ada keributan"
"Menurutmu para guru dan dewan akan membela siapa? aku yang murid genius atau cuma kau orang biasa?"
Bisikku kepadany sambil aku mengerahkan sedikit kekuatanku tuk mengengam pergelangan tanganny
"tch, baiklahh aku akan pergi"
"yu pergi teman², gaada untungny kita berurusan sama Yumelia" Rintih Clara sambil menahan air mata yang hampir tumpah
Waktu pun berlalu hingga saat siang hari aku dijemput oleh para ksatria kerajaan, aku kebingungan dengan apa yang terjadi, namun mereka membawa surat perintah raja untuk menangkapku
Tak ingin ada keributan, aku ikut tanpa perlawanan, aku khawatir dengan ayah dan ibu, bagaimana jika mereka tau aku ditangkap
Saat aku sampai dipenjara, Aku terkejut karena ibu dan ayah ternyata lebih dulu ditangkap, ternyata kami difitnah oleh Count didaerah Cremo, kami difitnah telah melakukan perdagangan budak, padahal keluargaku hanya bangsawan pedagang biasa yang bergelar Baron, kenapa aku berpikir begitu? keluargaku sering membuat jengkel Count Cremo, sepertiny kesuksesan bisnis kami menganggu bisnisnya, padahal dia hanya lintah darat
Bagiku dia cuma merekayasa bukti tentang penjualan budak yang dilarang, akhirnya keluargaku dimasukkan penjara
Sekitar 2 hari berlalu, saat ayahku secara tak sengaja mendengar bahwa kami akan dieksekusi mati, dia pun berupaya mengajak kami kabur
"Eva, Yumelia, kita harus segera pergi dari sini, kita akan dieksekusi, aku tidak ingin kalian sampai mati"
"Baiklah suamiku, tetapi kita akan kabur saat malam, aku sudah menghafal waktu saat penjaga berganti shift, jadi kita akan kabur nanti malam jam 9"
"Baiklah, sepertinya aku juga bisa membengkokkan jeruji ini"
ibuku memiliki kecerdasan yang hebat, dialah yang mengontrol perdagangan, sementara fisik ayahku tak kalah istimewa, sudah jelas bakatku warisan dari mereka
Malam pun datang. malam gelap gulita yang sunyi. sekarang waktu menunjukkan pukul 9 malam. kami kabur tetapi tidak lama kemudian pasukan mulai mengejar
Para tentara mulai mengejar kami karena mengetahui sel penjara telah kosong, mereka pun akhirnya menemukan kami ditengah hujan salju
"Eva, Elia, kalian harus pergi duluan, aku akan menahan mereka"
"Tidak Stevan, kau tidak akan bisa, kita harus tetap bersama" ucap ibuku dengan rintihan tangis
"maafkan aku, tetapi aku tidak akan membiarkan kalian terluka"
Stevan pun berbalik arah dan menuju para penjaga penjara
"pergilah duluan, aku berjanji akan segera menyusul kalian"
Ucap Stevan dengan tersenyum
"Maaf, maafkan aku"
Eva pun berlari menjauh sambil mengenggam tangan Elia
Kulihat sekitar 30 prajurit mengeroyok ayahku yang hanya mengunakan tangan kosong, namun prajurit terus bertambah karena perintah raja
Tak lama kemudian, terdapat satu anak panah melesat mengenai punggung Ibuku
"Bruakk" Ibuku terjatuh lemas dan tersandung, darah mengalir dari pungungnya
Lalu datang sekitar 8 penjaga dan tentara kerajaan
Aku pun bertarung dengan mereka untuk menyelamatkan ibuku, diriku memang hebat tetapi masih tidak terbiasa melawan banyak musuh secara bersamaan. Akhirnya aku pun berhasil menumbangkan 7 musuh. Akupun tak kuasa menahan bekas luka tajam yang begitu banyak, hingga akhirnya terjatuh karena rasa sakit ini
"Dasar anak brengsek, bisa bisany dirimu sendirian membunuh teman²ku" ucap seorang penjaga yang tersisa
"Seberapa kuatpun dirimu kau akan mati karena kehabisan tenaga" Ujarny dengan senyum
"Baiklah ini pembalasan untuk mereka"
"Slash"
suara pedang yang memotong lengan kiriku, dan dia juga menyayat mataku
"*EEEUUUUAARRRGHH, AARRRRGHHH, SAKIT, INI SANGAT SAKIT!!!!*" teriakanku sambil meneteskan air mata, seperti suara mengerikan yang terdengar nyaring dihutan, aku terus berteriak hingga pita suaraku putus, suara serak dan diriku mulai mengeluarkan darah dari mulut
Ibuku sekuat tenaga bangkit dan menahan penjaga tersebut agar aku bisa selamat
"Larilah Elia, paling tidak dirimu harus hidup apapun yang terjadi"
Aku terus berlari, terus berlari sambil dikejar para penjaga dari jauh. Cuaca begitu dingin, tetapi rasa panas diluka menyiksa diriku sendiri dari dalam. sementara hawa dingin yang amat luar biasa menekan tubuhku seperti ditusuk ribuan jarum
Aku masih berlari dengan setengah sadar, dan akhirnya ambruk mengelinding ke tempat yang rendah. tak punya tenaga lagi untuk berlari. Lalu tubuhku menjadi lemas. rasa sakit yang kualami masih membuatku merinding ketakutan
Disinilah awal kebencianku terhadap Count Cremo
Mulutku ingin berkata, tetapi tak ada tenaga. aku pun mengutuknya dalam pikiranku sendiri
"Dasar brengsek, beraninya dia menginjak injak diriku"
"Andai aku lebih kuat, andai aku mencapai posisi tertinggi"
"Aku pasti akan mencabik cabik, menebas, membakar dirimu"
"Setelah kau mati, kau akan kubunuh lagi, lalu lagi, lagi dan lagi"
"Aku akan mengejarmu hingga ujung neraka sekalipun"
Sakit, Lara, Nyeri, Pedih dan perih membuat pikiranku menjadi gila
Setelah itu, aku tak lagi merasakan apapun. rasa dingin dan panas yang menyiksaku telah hilang. sekarang aku merasakan keheningan. hening, sangat hening hingga tak terdengar suara apapun bahkan detak jantungku sendiri. mungkin aku sekarang telah mati terkubur salju tanpa ada seseorang yang tau