Chereads / Immortal Cultivation: Beyond Revenge - For Love and Eternity / Chapter 48 - Bab 47 – Pertarungan Mempertahankan Jimat Spiritual

Chapter 48 - Bab 47 – Pertarungan Mempertahankan Jimat Spiritual

Setelah meninggalkan Sekte Lingyun dan Li Qing, Yan Ling melayang di angkasa dengan pedang terbangnya, menembus langit yang luas. Hatinya masih dipenuhi dengan bayangan Li Qing, terutama saat gadis itu menangis dalam pelukannya. Namun, dia tahu bahwa perpisahan ini adalah bagian dari jalannya. Dia tidak bisa selalu berada di samping Li Qing—setidaknya, belum saat ini.

Yan Ling memutuskan untuk mencari tempat yang tenang untuk berkultivasi. Setelah beberapa jam terbang, dia menemukan sebuah gua terpencil yang terletak di antara pegunungan yang sepi. Tanpa ragu, dia masuk ke dalamnya dan duduk bersila, mulai berkultivasi dengan tenang. Energi spiritual di sekelilingnya menyelimuti tubuhnya, mengalir ke dalam meridiannya, memperkuat fondasi kultivasinya.

Satu hari penuh berlalu. Yan Ling membuka matanya, merasakan peningkatan dalam kekuatan spiritualnya. Meskipun tidak mengalami terobosan besar, dia merasakan bahwa tubuhnya semakin kuat dan stabil. Dia tidak bisa terus berada di tempat ini—ada sesuatu yang harus dia ambil dari Sekte Linglong.

Dengan satu gerakan, dia kembali melesat ke langit dengan pedang terbangnya, menuju Sekte Linglong. Sekte yang kini berada di bawah perlindungannya itu menyimpan sesuatu yang berharga—Jimat Spiritual yang sudah lama dia incar.

---

Saat tiba di gerbang Sekte Linglong, semua anggota sekte yang melihatnya segera menundukkan kepala dan memberi hormat. "Selamat datang kembali, Senior Yan Ling!"

Yan Ling melangkah masuk dengan tenang, auranya yang kuat membuat semua orang menahan napas dalam-dalam. Zhang Wei, yang kini menjadi pemimpin Sekte Linglong, segera datang menyambutnya dengan penuh hormat.

"Senior Yan Ling," Zhang Wei berbicara dengan suara yang tenang, "Kami sudah menjaga Jimat Spiritual yang Anda inginkan. Tidak ada yang berani menyentuhnya."

Yan Ling mengangguk dan berjalan menuju aula utama sekte, di mana Jimat Spiritual itu disimpan. Di atas meja batu berukir, benda itu berkilauan dengan cahaya mistis, memancarkan energi yang luar biasa. Saat Yan Ling menyentuhnya, dia bisa merasakan kekuatan yang tersembunyi di dalamnya.

Namun, sebelum dia bisa sepenuhnya menyatu dengan energi Jimat itu, sebuah suara menggema di langit.

"Hentikan di situ, Yan Ling!"

Yan Ling mendongak, matanya menyipit. Dari kejauhan, sekelompok kultivator tingkat atas melayang di udara, masing-masing mengenakan jubah sekte mereka dengan penuh kebanggaan.

Zhang Wei segera mundur dengan waspada. "Senior, mereka adalah pemimpin dari beberapa sekte besar di wilayah ini," bisiknya dengan cemas.

Yan Ling tetap tenang. "Apa yang kalian inginkan?" tanyanya dengan suara dingin, matanya penuh kewaspadaan.

Salah satu pemimpin sekte, seorang pria tua dengan janggut putih panjang, maju selangkah. "Kami datang untuk mengambil Jimat Spiritual itu," katanya dengan nada penuh keyakinan. "Benda sekuat ini tidak boleh berada di tangan hanya satu orang. Kami akan membawanya untuk kebaikan dunia kultivasi!"

Yan Ling mendengus. "Kebaikan dunia kultivasi? Jangan bercanda. Yang kalian inginkan hanyalah kekuatan untuk diri kalian sendiri."

"Kau tidak mengerti, Yan Ling," pemimpin sekte lain menyela. "Benda seperti ini terlalu berbahaya jika dipegang oleh satu orang. Jika kau menolak menyerahkannya, kami tidak akan segan-segan mengambilnya dengan paksa!"

Mendengar ancaman itu, Yan Ling tertawa dingin. "Kalian pikir aku takut pada sampah seperti kalian?"

Para pemimpin sekte itu saling berpandangan sebelum akhirnya mengerahkan kekuatan mereka. Langit di atas Sekte Linglong berubah menjadi gelap, tekanan spiritual yang luar biasa memenuhi udara. Beberapa anggota sekte yang lebih lemah bahkan mulai merasa sulit untuk bernapas.

Yan Ling tetap berdiri dengan tenang, matanya bersinar dengan cahaya berbahaya. "Jika kalian ingin merebut Jimat ini," katanya, mengangkat Jimat Spiritual itu di tangannya, "maka datanglah dan ambil dengan kekuatan kalian sendiri!"

Dalam sekejap, pertempuran meletus. Para pemimpin sekte itu melancarkan serangan mereka, mengerahkan teknik-teknik tertinggi mereka. Langit dipenuhi dengan cahaya energi spiritual, ledakan demi ledakan terjadi di udara.

Yan Ling menghindari serangan mereka dengan kecepatan luar biasa. Dengan satu gerakan, dia melepaskan aura kematian yang membuat beberapa kultivator tingkat bawah langsung terjatuh ke tanah, tubuh mereka bergetar ketakutan.

Dia mengangkat tangannya, menciptakan bilah energi gelap yang melesat ke arah lawan-lawannya. Salah satu pemimpin sekte mencoba menangkisnya, tetapi energi itu begitu kuat sehingga dia terlempar ke belakang dan menghantam tanah dengan keras.

"Sialan! Dia terlalu kuat!" salah satu dari mereka berteriak.

Yan Ling tidak memberi mereka kesempatan untuk bernapas. Dengan kecepatan yang luar biasa, dia menerjang ke arah mereka, menghadapi beberapa pemimpin sekte sekaligus. Setiap pukulan dan serangannya mengandung kekuatan destruktif yang luar biasa.

Salah satu pemimpin sekte yang lebih licik mencoba menyerangnya dari belakang, tetapi Yan Ling merasakannya. Dengan cepat, dia membalikkan tubuhnya dan menebas udara dengan telapak tangannya. Ledakan energi yang dahsyat menghantam lawannya, membuatnya tersungkur ke tanah, muntah darah.

Pertempuran berlangsung sengit selama berjam-jam. Meskipun lawan-lawan Yan Ling adalah kultivator tingkat atas, mereka tidak bisa menandingi kekuatan dan pengalaman bertarungnya.

Akhirnya, hanya tersisa dua pemimpin sekte yang masih berdiri, napas mereka tersengal-sengal.

Yan Ling menatap mereka dengan dingin. "Pergilah, sebelum aku berubah pikiran," katanya.

Para pemimpin sekte itu saling bertukar pandangan sebelum akhirnya memilih untuk melarikan diri. Mereka tahu bahwa mereka tidak bisa mengalahkan Yan Ling.

Setelah mereka pergi, Yan Ling menatap Jimat Spiritual di tangannya. Energinya masih bersinar terang, namun kini telah menjadi miliknya sepenuhnya.

Dia berbalik, melihat Zhang Wei dan anggota sekte Linglong lainnya yang masih berdiri di tempat, terdiam oleh apa yang baru saja mereka saksikan.

"Zhang Wei," kata Yan Ling, suaranya kembali tenang. "Sekte Linglong sekarang berada di bawah perlindungan penuh. Aku sudah menyelesaikan urusanku di sini."

Zhang Wei menunduk dalam-dalam. "Terima kasih, Senior."

Tanpa banyak bicara lagi, Yan Ling melangkah ke luar aula, naik ke pedang terbangnya, dan melesat ke langit. Tujuan berikutnya? Masih menjadi misteri. Tapi satu hal yang pasti—tidak ada yang bisa menghentikannya.

Dan di dalam hatinya, dia masih mengingat seseorang.

Li Qing.