Saat pagi hari, dengan paparan sinar matahari yang menyinari inti dalam bumi. Semua orang menyalakan peralatan elektronik guna menyejukkan tubuh dari sengatnya hawa panas.
Namun berbeda dengan anak muda yang tengah memakai sepatu dan berpakaian kemeja rapi. Dia akan berjumpa dengan seorang wanita kenalannya di sosmed.
"Ayah Rio mau main dulu" ucap Rio berpamitan kepada ayahnya yang sedang merokok di halaman depan rumah.
"Oke uang jajan ada?" Sahut pak Ahmad santai.
"Aman" kata Rio
Revina yang berada tak jauh dari mereka dia Mendelik ke arah Rio
"Mau ke mana lu?" Tanya Revina dengan tajam.
Rio terhendak saat ingin berjalan dan membalikkan badan dan menjawab sahutannya Vina. "Main, mau ikut lu?" Tanya Rio yang sebal.
"Nggak makasih" jawab Revina
Tiba-tiba Rio berjalan dan menunduk memainkan ponselnya dengan senyum-senyum sendiri. Membuat refina curiga ada keanehan darinya. Dia langsung merubah pikirannya.
"Gua ikut" ucapnya dengan mata terbelalak
Rio terendap kembali dengan perubahan jawaban dari Fina " ya kali jaga pakai melotot "ucap Rio merasa ngeri.
Tidak bergerak dari sofa tempat dia duduk.
"Bentar gue ganti baju dulu" kata Revina sambil melangkahkan kaki menuju kamarnya.
30 menit setelah refina bersolek manja, dia turun menggunakan kaos ketatnya yang hampir lengannya terbuka secara menyeluruh. Ditambah celana pendek ketat sepaha yang dipakainya.
Rio menghampiri gadis itu dan menyentil dahinya. "Lu mau main atau mau ke diskotik .ganti! "Marah Rio tajam.
Vina sangat syok melihat sifat Rio yang begitu keras dan tegas kepadanya. Sehingga membuatnya marah tak terima
"Ini fashion, lu jangan ngatur gue mau pakai apa" ucapnya halu.
Rio merespon dengan mata mendongkrak tajam menggenggam lengan Pina untuk kembali ke kamarnya dengan wajahnya yang sudah geregetan.
"Gue tunggu di sini "ketus Rio berdecak sebal.
Sedangkan Vina yang masih berdiri di depan Rio, dia mengerjap dan berdehem " gue ganti dulu "katanya santai.
Tak butuh waktu lama. Tidak hanya mengganti celananya menjadi panjang menutupi seluruh kakinya. Sementara Rio langsung meninggalkan Vina setelah melihat perubahan dalam pakaiannya.
"Tunggu Rio" teriak Vina sambil menenteng tas berisi alat kecantikan di dalamnya. Saat mereka turun dari lantai atas. Terlihat ada pak Ahmad sedang berbisik pelan ke telinga Rio.
Setelah mendengar permintaan ayahnya Rio mengurungkan niatnya untuk bertemu gadis kenalannya dalam sosial media itu.
Dia berjalan menuju garasi mengeluarkan sepeda motornya yang bermotif sport miliknya. Di sana Vina yang sedang bercermin di sapa oleh Rio dari luar rumah.
"Vina cepat" teriaknya kebas yang bawel membuat Vina menyudahi riasan terakhirnya.
"Iya tunggu" jawabnya sambil berteriak.
Secara diam-diam ayah barunya memberikan motor untuk Rio yang membuat Rio senangnya bukan main. Dengan sentuhan pergelangan tangan dari Vina di pinggangnya membuat trio menambah kecepatannya sehingga membuat Vina refleks memeluknya dari belakang.
"Bego! Gue gak mau mati muda "pakai Vina yang merasa takut kebut-kebutan.
Dengan lihai yang membelok kiri kanan, menyalip kendaraan di depannya. Rio mengajak Vina ke suatu tempat pembelanjaan terbesar di kotanya
Vina dengan wajah yang penuh cemberut dia mencubit pinggang Rio dengan keras saat mereka turun di parkiran mall.
"Lu bawa motor kayak setan, gue jadi ngeri goblok "ucap Vina dengan kata-kata kasar dan tajam.
"Besok lu sudah pulang sekolah gue mau beli ke lu perlengkapan alat tulis sekolah" kata Rio datar.
Revina mengikuti apa omongan Rio dan saat masuk ke dalam mall di sana Rio membelikan sebotol minuman, makanan dan pakaian untuk Vina yang membuatnya senang.
Saat setelah mau membeli perlengkapan alat tulisnya Vina, Rio terhendak setelah Vina tiba-tiba diam.
" Rio lu serius belikan ini semua untuk gue ?"ucap Revina yang mengacungkan jari telunjuk mengarah ke dirinya.
Rio menganggukan kepalanya singkat dengan bibir tersenyum merapat. "Lu senang sekarang?" Tanya Rio daftar.
"Nggak tahu gue mau bilang apa selain mau kasih" jawab Vina.
"Kira gue lu cowok nyebelin waktu pertama ketemu di stasiun, lo baik juga ternyata "celetuknya
Tak lama mereka mengobrol omong kosong, Rio membawa Vina masuk ke toko buku di dalam mall itu.
"Lu pilih barang yang lu suka di sini." Kata Rio yang mulai memanjakan Vina.
Tanpa ragu Vina memilih semua peralatan yang tergambar Stitch kesukaannya. Baik itu warna maupun sampul bukunya.
Sesudah selesai, semua barangnya dia kasih ke Rio untuk dibayar.
"warna biru pucat semua? "Tanya Rio singkat sambil menunduk melihat semua barang belanjaannya.
Dina mendecak sebal. " Iya kenapa mau protes? "Jatuhnya singkat.
Rio membeli ke arah Vina dengan wajah betenya, dia langsung membayar semua apa yang sudah dimasukkan ke dalam keranjang oleh bina.
Saat mereka selesai dengan urusannya di dalam mall, Rio disuruh Vina untuk membawa semua belanjaan miliknya.
"Lu jangan protes lu cowok, gue berat bawanya! "Vina berada di halus
"Lu tuh tidak tahu terima kasih apa ya "kata Rio dengan suara lantangnya.
Vina membalik badannya yang tegak belagu dan menghampiri Riau. "Yang semalam lu lakuin itu buat gue malu banget anjing "katanya kasar.
"Ya lu kata siapa masuk kamar orang seenaknya, nggak dengerin apa kata papa sih waktu pertama masuk rumah "tanyanya.
"Gue lagi melongo saat itu. Lihat rumahnya gede banget bego! "Jawabnya yang kembali kasar.
Tiba-tiba Rio menatap serius mengarah ke arah Vina. " Lu tuh bisa lembut sedikit kan jadi cewek , sifat lu tuh buat cowok takut! Lu sadar nanti gimana dapat cowok? "Ucap Rio dalam celotehannya.
justru perkataan itu membuat refina geli dan tertawa terbahak-bahak. " Karena terus disakitin cowok gue jadi seperti ini tolol! "Ucap kasarnya Vina sampai membuat Rio geleng kepala.
Rio yang sudah buang mendengar ocehan receh dari Revina dia langsung menuju ke motornya untuk pulang. Tapi di jalan Riau sengaja mengulur waktu untuk berkeliling menggunakan sepeda motor barunya.
"Rio kita mau ke mana sebenarnya dari tadi jalan-jalan gak jelas? "Kata Revina yang mulai jenuh dengan teriknya panas matahari.
"Bisa hitam nih kulit gue, mana gue gak pake sunscreen lagi!" Lanjutnya tegas
"Berkeliling mengenal kota ini lebih dalam saat lu pergi jalan-jalan, lu gak akan tersesat "jawab Rio
"Hemmmm"
Revina mendadak membisu
"Kenapa diam?" Tanya Rio
"Nggak papa" jawab singkat Vina.
"BTW makasih gue seneng banget hari ini" selanjutnya dalam buayan manisnya
Rio melirik dari pantulan kaca spion motornya yang membuat refina tertunduk malu.
"Selamat datang kakak baru yang bawelnya seperti emak-emak komplek perumahan yang sedang menggosip "ucap Rio yang membuat Vina yang sedang diam menjadi cewek pecicilan di motor dengan mencubit pinggang Rio dengan keras.
"Cepat bawa gue ke rumah, gue gue sudah mau hitam "tegasnya
Sesaat sampai di rumah, Rio diberi acungan jempol oleh ayahnya. Yang berbisik sebelum mereka pergi. Pak Ahmad meminta Rio membahagiakan Revina saat bersamanya.
Dan tugas itu sudah dijalankan Rio dengan baik sesuai perintah ayahnya.
Di kamar Revina melompat-lompat di atas ranjang yang empuk sambil memegang coklat pemberian Rio saat pulang dari mall.