Chereads / agresifnya kakak tiri / Chapter 3 - sekolah

Chapter 3 - sekolah

Di pagi hari ini Revina yang baru saja pindah, memulai pelajaran keduanya di SMA bunga bangsa setelah dia diajak berkeliling oleh gurunya mengenal tempat dan peraturan sekolah yang ada di sini.

Dia berangkat sekolah bersama saudaranya yang bernama Rio, sudah dua hari dia bersama dalam satu atap.

Revina merasa senang mendapatkan adik yang baik penuh perhatian lebih dari kepeduliannya. Rio dan Revina sekarang menjadi satu kelas, Revina menulis apa yang dicatat guru saat sudah di kelas.

Dan dia menatap Rio yang sedang menoleh pada seorang gadis yang bernama Anisa.

"Dia siapa? Kenapa lu lihatin terus? "Tanya Revina kepo.

Ketika di jam istirahat mereka duduk di kantin sekolah yang bertaraf internasional semua murid yang ada di sana memilih makanan lewat menu yang ada di meja.

Setiap harinya akan ada menu baru yang akan diolah oleh pihak kantin, di sini terlihat ada seorang gadis menatap sinis ke pria berparas tampan dan gadis manis yang sedang berada di dekatnya.

"Anisa, lu ngapain lu ngeliatin Rio sama murid pindahan itu? "Tanya Elma sambil mengambil kertas yang ada di meja sekaligus bolpoin.

Anisa yang ketahuan sedang memperhatikan Rio. Dia refleks mengambil menu di meja kemudian meringis.

" Gue nggak tahu mau makan apa menunya sekarang kurang selera semua "ucapan Nisa yang sambil melihat-lihat menu dalam genggamannya.

"Oh-"ucap lantur elema yang sambil menulis menu pada kertasnya.

" Samain aja sama lu ya "sahut Anisa tiba-tiba

Elma mengangkat kepala, melihat Anisa sambil meringis. "Ini gue pesen sayur lodeh ikan asin, lu pasti gak akan suka kalau yang asin-asin "

"Sekarang gue suka kok!" Anisa mengelak.

"Kok lu jadi aneh?" Ucap Elma sambil melirik menyamping ke arah Rio. Dia pun tersenyum datar.

"Lo mau ke mana El?" Tanya Anisa yang melihat Elma mendadak berdiri

Elma sambil membawa kertas pesanannya langsung jawab "berak"

"Najis , jorok banget" ketus Anisa.

Elma yang tengah melewati Rio dia menepuk-nepuk pundak kirinya yang membuat Rio menoleh ke arahnya " ada apa "ketus Rio

Elma memberi kode kedipan mata setelah membuat gestur wajah mengarah kepada Anisa.

"CK"respon Rio hanya mendecak sebal

Sedangkan Elma melanjutkan perjalanan ke toilet sambil menyerahkan kertas pesanannya ke pelayan kantin.

Sementara Rio lebih memilih tetap di meja makannya bersama Revina tanpa singgah ke tempat Anisa.

"Dia siapa?" Tanya Revina yang lagi-lagi kepo menuju ke arah Elma

"Itu Elma, bentar ya gue mau ngasih pesanan ini dulu, gue lagi gak nafsu makan, mau ke kelas sekalian "ucap Rio yang tiba-tiba meninggalkan Revina sendirian di kantin.

Revina duduk santai tanpa reaksi berlebih setelah Rio meninggalkannya dan dia melihat Anisa yang disamperin oleh ketua OSIS yang bernama Ferdi, kebetulan dia adalah pacarnya Anisa.

"Sayang kamu pesan makan apa hari ini?" Tanya Ferdi yang tiba-tiba duduk.

"Sayur"ketus Anisa

Ferdi lalu mengambil kertas dan menulis makanan yang sama dengan Anisa " aku juga mau sayur "ucap Ferdi yang tengah menundukkan kepala untuk menulis.

Di sana Vina yang melihat bergumam pelan " dih najis, dasar budak cinta "

Balik lagi ke arah Ferdi dan Anisa. Oh iya formulir untuk program kerja kelas 3 sudah kamu sebarkan? "Tanya pak ready yang sembari mikir menu minuman.

"Belum, nanti" jawab Anisa sambil menoleh ke arah meja Rio yang telah hilang.

Dia melirik kiri dan kanan untuk mencari keberadaan Leo yang menghilang dari tempat duduknya.

"Kamu nyari siapa sayang?" Ucapkan ready yang sambil menatap halus dengan memegang pergolongan tangan Anisa.

"Elma teman sekelasmu, tadi dia mau ngasih kertas ke sana cuman belum balik "Anisa beralibi.

Ferdi pergi untuk memberikan kertas pesanannya kepada pelayan kantin. Tak lama pergi kembali ke tempat duduk yang diikuti Elma dari belakang.

Elma kaget di meja makannya yang bukan Rio malah pacarnya Anisa.

" Sejak kapan kamu di sini per? "Tanya ilma bego.

"Baru saja kok" ucap santai Ferdi yang sambil menyadarkan pinggangnya di penyangga kursi.

Rio yang kabur dari kantin dia beranjak ke gedung atas sekolah tempat persembunyiannya dia merokok dengan kepala tertunduk memegang korek api, dia menyuruh rokok dengan sampahnya.

Konsep demi asap dia hembusan sampai akhirnya Ferdi dan Anisa keluar kantin, mereka berpegangan tangan dengan mesra.

Rio menetapnya dari arah sudut pandang yang jauh untuk dilihat, sampai akhirnya Anisa mendelik ke atas rooftop tempat di mana kemarin Rio merokok.

Benar saja dia berada di situ, saat ketahuan dilihat Anisa, beo bukannya takut malah mengacungkan rokok ke arahnya yang membuat Anisa melepaskan pegangan tangan dari Ferdi.

"Kau mau ke mana?" Tanya Ferdi yang heran

Anisa mengabaikan pertanyaan Ferdi dan berlari untuk menghampiri murid bandel itu.

Brak !!!

Anisa yang sedang merasa kesal langsung membuat gebrakan pada penyangga atap gedung.

"Lu tuh yah lagi-lagi ngerokok!"

Rio mematikan rokoknya dan mengabaikan ocehan halo dari Anisa.

"Gue pamit, rokok sudah gue matiin" santainya

"Ikut gue ke ruang OSIS!" Titah Annisa

"gak"ketus Rio yang mulai kesal

"Gue mau ke kelas belajar daripada buang waktu ke sana, ngapain! "Sambungnya

Anisa merasa sangat geram dan langsung menggeret pergelangan tangan Rio namun dihempas olehnya.

Ria mendorong tubuh Anisa ke tembok sampai mereka bertetapan wajah.

CUH !!

Cairan air ludah keluar dari bibir Anisa mengerah ke wajah Rio.

Sedangkan Rio yang sudah naik pita menggenggam kepalan tangannya dan menghajarnya ke tembok dengan sangat keras ke arah sebelah kepala Anisa.

Brukk

"Berani lu Hajar gue, nyawa lu melayang di sini "ancaman aNisa yang tak segan.

Rio melepaskan sesekapan tubuh Anisa dan lanjut berjalan sampai menuju kelasnya dengan menyeka air ludah di wajahnya.

"Najis bau jigong anjir "celoteh Rio santai

Sambil memasukkan kedua lengan dalam satu celananya lalu tiba-tiba Ferdi datang menghampirinya, Rio hanya menatap dengan mata samping tanpa peduli keberadaannya.

Tanda kutil sayang ada apa dengannya? "Tanya Ferdi

Adik sayang sangat kesal berlari menuju kelasnya yang tepat di mana Rio masuk dan bertabrakan.

Bughhh

"Jangan menghalangi jalan anjir" bentak Anisa yang masih murka.

Ferdi yang mengikuti Anisa diam-diam langsung menghajar yo tanpa segan yang membuat guru BK berlari ke arah keributan.

"Lu apain cewek gue?"Ferdi tiba-tiba naik pitam.

Ferdi mengerutkan alisnya dan melirik tajam ke arah Revina

"Kalau nggak ada kakak gue habis lu monyet ! "Ancam Rio

Revina hanya diam karena melihat kejadian itu karena tidak tahu apa-apa.

"Hentikan" guru BK yang sudah hadir bernama Reni.

" Kalian yang terlibat ikut ibu ke ruangan konseling "lanjutnya

Setelah kejadian itu Ferdi dan Anisa dikeluarkan dari OSIS karena tindakan kerasnya kepada murid sekolah.

Satria ingin kembali memasuki kelas dia memiringkan senyuman halusnya.

"Permisi Bu saya masuk ya habis dari ruang BK" ucapnya sambil mengetuk pintu secara sopan.

Diikuti adik saya yang berjalan cuek tanpa sepatah kata.

"Anisa!!!"ibu guru yang mengajar menjelang kepala.

"Maaf Bu" ucap Anisa dengan wajah memaras. Mereka melanjutkan pelajaran dengan tenang sampai pulang sekolah.