Langit di atas dataran tinggi Eldoria tampak kelabu, diselimuti awan tipis yang bergerak pelan. Dedaunan pohon-pohon raksasa di sepanjang jalan bergetar diterpa angin pagi yang menusuk kulit. Cleve Kelso berjalan mengikuti Master Vael, seorang pria tua berjubah panjang dengan rambut putih yang dikuncir ke belakang. Setelah insiden semalam—saat Cleve secara tak sengaja membangkitkan makhluk batu dari tanah halaman rumahnya—Master Vael mengatakan bahwa ia harus belajar memahami kekuatannya. Dan itu berarti mencari jawaban di Perpustakaan Orlion, tempat tersimpannya ilmu dan rahasia kuno Eldoria.
Sepanjang perjalanan, pikiran Cleve terus dipenuhi pertanyaan. Mengapa ia memiliki kekuatan ini? Apakah ini semacam sihir? Dan mengapa ia merasa bahwa kemampuan ini bukan sekadar kebetulan?
Master Vael berjalan di depan, sesekali menatap Cleve dengan tatapan penuh arti. Setelah beberapa lama dalam keheningan, pria tua itu akhirnya berbicara.
"Cleve, kau harus tahu… apa yang terjadi semalam bukanlah sesuatu yang biasa."
Cleve mengangkat wajahnya. "Apa maksud Anda?"
Master Vael berhenti sejenak dan menatap lembah luas di bawah mereka. "Di kerajaan ini, hanya sedikit orang yang lahir dengan kemampuan geomantik—kekuatan untuk mengendalikan elemen tanah dan batu. Namun, membangkitkan makhluk dari batu? Itu adalah sesuatu yang sangat langka."
Cleve mengerutkan kening. "Jadi… ada orang lain sepertiku?"
Master Vael mengangguk perlahan. "Dulu, ada seseorang. Seorang ksatria sekaligus penyihir yang dikenal sebagai Arthion Sang Pemahat Batu. Ia memiliki kemampuan untuk menciptakan dan mengendalikan golem raksasa dari tanah dan batu. Dengan kekuatannya, ia pernah melindungi kerajaan ini dari kegelapan."
Cleve merasakan jantungnya berdetak lebih cepat. "Dan… apa yang terjadi padanya?"
Master Vael menatapnya dengan tatapan serius. "Arthion menghilang setelah pertempuran besar melawan penyihir jahat bernama Malakar. Tidak ada yang tahu nasibnya. Hanya ada satu hal yang pasti—semenjak kepergiannya, tidak ada lagi yang memiliki kemampuan seperti miliknya… sampai sekarang."
Nama Malakar bergema di kepala Cleve. Ia tidak tahu mengapa, tetapi entah bagaimana, nama itu terasa akrab.
Saat mereka tiba di depan Perpustakaan Orlion, Cleve tertegun. Bangunan itu bukan seperti perpustakaan biasa. Dindingnya terbuat dari batu hitam, dihiasi ukiran kuno yang tampak seperti lambang sihir. Sebuah gerbang batu raksasa berdiri di hadapan mereka, tertutup rapat seolah tak tersentuh waktu.
Master Vael mendekat, menempelkan telapak tangannya ke permukaan gerbang. Ia menggumamkan kata-kata dalam bahasa kuno, dan seketika simbol-simbol di permukaan batu mulai bersinar keemasan. Bunyi gemuruh terdengar, dan perlahan gerbang itu terbuka, mengungkapkan lorong yang diterangi oleh cahaya biru redup.
Cleve menelan ludah. "Apa ini…?"
"Perpustakaan Orlion," jawab Master Vael. "Tempat di mana sejarah dan rahasia kuno disimpan."
Mereka melangkah masuk. Ruangan itu luas, dengan rak-rak tinggi yang dipenuhi buku-buku tua. Di tengah ruangan, di atas meja batu, sebuah kristal biru bersinar samar.
Cleve merasakan tarikan aneh dari kristal itu.
Master Vael berdiri di sampingnya. "Jika kau ingin memahami kekuatanmu, sentuh kristal ini. Ini adalah Kristal Kenangan, peninggalan Arthion. Konon, siapa pun yang menyentuhnya akan melihat jejak masa lalu."
Cleve menatap kristal itu ragu-ragu. Namun, ada sesuatu di dalam dirinya yang mengatakan bahwa ia harus melakukannya. Perlahan, ia mengangkat tangannya dan menyentuhkan ujung jarinya ke permukaan kristal.
Tiba-tiba, dunia di sekelilingnya berubah.
---
Ia melihat medan perang—sebuah tanah luas dengan langit gelap berwarna merah. Debu beterbangan di udara. Di kejauhan, ia melihat seorang pria berzirah batu berdiri di atas bukit, mengangkat kedua tangannya. Tanah di sekelilingnya bergetar, dan dari dalamnya, makhluk-makhluk batu raksasa muncul, bersiap menghadapi musuh di seberang medan perang.
Di sisi lain, seorang pria berjubah hitam dengan mata berkilat merah berdiri di puncak bukit yang berlawanan. Tangan pria itu bergerak, dan dari baliknya, bayangan hitam merayap keluar, membentuk makhluk-makhluk mengerikan yang melolong ke arah langit.
Cleve mengenali pria berzirah batu itu.
Arthion.
Dan musuh di hadapannya… adalah Malakar.
Suara gemuruh pertempuran terdengar, dan seketika Cleve merasa dirinya tertarik kembali ke dunia nyata. Ia membuka matanya dengan terengah-engah, masih berdiri di dalam Perpustakaan Orlion.
Master Vael mengamatinya dengan tatapan tajam. "Kau melihat sesuatu, bukan?"
Cleve menatap telapak tangannya. Simbol bercahaya yang sama dengan yang ada di gerbang perpustakaan kini muncul di kulitnya.
Ia menggenggam tangannya. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia tahu bahwa ini bukan kebetulan. Ada sesuatu yang lebih besar yang menantinya.
"Ya," jawabnya pelan. "Dan aku ingin tahu lebih banyak."
Master Vael tersenyum tipis. "Kalau begitu, kita harus mulai."
____________
______
Thank for reading this book
Semoga kalian suka sama cerita nya ♥
Jangan lupa support aku ya makaci