Keheningan menyelimuti lembah itu sejenak, hanya diiringi oleh desiran angin yang dingin. Aiden merasakan bulu kuduknya berdiri. Zephyr, sosok yang selama ini ia anggap sebagai rival dalam game, ternyata terlibat dalam sesuatu yang jauh lebih besar dari sekadar perebutan peringkat teratas. Bayangan tentang konspirasi yang dibicarakan Nova mulai mengkristal di benaknya.
"Zephyr... apa yang dia lakukan?" tanya Aiden, suaranya sedikit gemetar.
Nova menghela napas panjang, seakan enggan untuk melanjutkan. "Aku telah menelusuri bug yang kau temukan, Aiden. Ia mengarah ke sebuah kode tersembunyi, sebuah backdoor dalam sistem Nexus. Kode itu memungkinkan akses ke area terlarang, area yang seharusnya tidak ada dalam game ini." Ia menjentikkan jarinya, dan sebuah hologram kecil muncul di antara mereka, menampilkan serangkaian kode yang rumit dan berkelap-kelip. "Area ini... ia berhubungan dengan proyek rahasia pengembang Nexus. Proyek yang melibatkan teknologi AI yang jauh lebih maju daripada yang kita ketahui."
"AI? Maksudmu kecerdasan buatan?" tanya Aiden, matanya melebar. Ia selalu tertarik pada teknologi AI, dan gagasan tentang AI yang mengendalikan Nexus terasa menakutkan sekaligus menarik.
Nova mengangguk pelan. "Lebih dari itu. Aku mencurigai Zephyr telah menemukan cara untuk memanfaatkan AI ini, untuk mengendalikan Nexus. Dan bukan hanya mengendalikan game... tetapi juga..." Ia berhenti, ragu-ragu untuk mengucapkan kata-kata selanjutnya.
Aiden mendesak, "Lanjutkan, Nova! Apa yang akan terjadi selanjutnya?"
Nova menatap Aiden dengan tatapan serius. "Aku takut... dia ingin menggunakan AI itu untuk mengontrol dunia nyata." Kalimat itu menggantung di udara, berat dan penuh arti. Keheningan kembali menyelimuti mereka, kali ini lebih mencekam dari sebelumnya. Aiden menyadari betapa besarnya masalah yang mereka hadapi. Ini bukan lagi sekadar bug dalam game; ini adalah ancaman nyata bagi dunia mereka. Perjuangan mereka akan lebih dari sekadar menaikkan level atau memenangkan pertarungan; mereka sedang menghadapi pertarungan untuk menyelamatkan dunia nyata. Dan Aiden, si remaja jenius yang terbiasa bersembunyi di balik layar komputer, kini harus melangkah keluar dari zona nyamannya dan menghadapi konsekuensi yang mungkin akan jauh lebih besar dari yang bisa ia bayangkan.