Chereads / The Birth of a God / Chapter 58 - Bab 57: "Pengkhianatan dan Kekuatan Baru"

Chapter 58 - Bab 57: "Pengkhianatan dan Kekuatan Baru"

Keheningan yang mencekam menyelimuti seluruh kelas elite. Wang Liu berdiri di tengah arena, dikelilingi oleh aura spiritual yang semakin menguat. Hari itu adalah hari yang penuh dengan tantangan dan kejutan. Setelah melalui berbagai ujian dan pertarungan, kini Wang Liu menghadapi ujian terberat dalam hidupnya. Dunia yang telah ia lindungi, teman-temannya yang ia cintai, semua terancam oleh kekuatan yang lebih besar dari yang pernah ia bayangkan.

Setelah pertemuannya dengan Shui Mei yang dikendalikan oleh dewa, Wang Liu merasakan sesuatu yang berbeda. Sebuah ancaman besar semakin mendekat. Dewa-dewa yang selama ini mengamati dunia manusia ternyata memiliki niat jahat. Mereka bukan hanya ingin menguasai dunia, tetapi juga merusaknya dari dalam. Keberadaan Wang Liu sebagai penjaga dunia ini telah menjadi ancaman bagi mereka.

Di ruang kelas, Yue dan teman-teman lainnya berkumpul. Mereka telah mengetahui sedikit demi sedikit rencana besar yang disembunyikan oleh para dewa. Namun, meskipun mereka tahu ancaman yang sedang mendekat, mereka tidak bisa berbuat banyak. Dewa-dewa itu memiliki kekuatan yang sangat besar, jauh melebihi yang bisa mereka bayangkan.

"Apa yang akan kita lakukan, Wang Liu?" tanya Yue, memecah keheningan. Matanya penuh dengan kecemasan, tapi ada tekad yang kuat di sana. Ia tahu bahwa apa pun yang terjadi, ia harus mendukung Wang Liu, bahkan jika itu berarti menghadapi bahaya yang lebih besar dari sebelumnya.

Wang Liu yang selama ini tenang, kini menunjukkan ekspresi serius. Ia tidak bisa membiarkan dunia ini jatuh ke tangan para dewa. Tidak bisa membiarkan Yue, Shui Mei, Xing, dan Ming, serta semua orang yang ia cintai, menjadi korban dari rencana jahat mereka.

"Sekarang bukan waktunya untuk ragu," jawab Wang Liu dengan suara yang tegas, namun ada kerisauan yang samar di matanya. "Kita harus segera mencari cara untuk mengalahkan mereka sebelum semuanya terlambat."

Sementara itu, di dunia lain, tiga dewa yang mengendalikan nasib dunia ini sedang merencanakan langkah berikutnya. Zhang Tianyi, Li Mingzhe, dan Wu Xinlong, dengan kekuatan dan pengaruh mereka, telah berhasil memanipulasi berbagai kejadian untuk mempersiapkan serangan mereka terhadap Wang Liu dan dunia manusia. Mereka tahu bahwa Wang Liu adalah kunci untuk menghancurkan dunia ini, dan mereka sudah memiliki cara untuk memanfaatkan kelemahan terbesar Wang Liu: perasaannya terhadap orang-orang yang ia cintai.

"Jika kita bisa menghancurkan orang-orang terdekatnya, maka dia akan kehilangan kekuatannya," kata Zhang Tianyi, sambil mengamati dunia manusia melalui kristal besar di hadapannya. "Wang Liu akan hancur begitu melihat dunia yang ia lindungi runtuh, dan kekuatannya akan hilang begitu saja."

"Yue... Shui Mei... dan teman-temannya," Li Mingzhe menambahkan dengan senyum licik. "Mereka adalah titik lemah Wang Liu. Jika kita bisa menjerat mereka, maka tidak ada yang bisa menghentikan kita."

Namun, meskipun dewa-dewa itu tampaknya percaya diri, mereka belum tahu apa yang telah berkembang dalam diri Wang Liu. Sebuah kekuatan yang jauh lebih besar dari apa pun yang mereka perkirakan.

Wang Liu telah melakukan perjalanan panjang untuk memahami kekuatan spiritual yang ada dalam dirinya. Dengan bantuan Jian Shen dan Tianxi, pedang roh yang baru saja ia ciptakan, Wang Liu kini menyadari bahwa ada kekuatan yang lebih dalam dari yang selama ini ia pikirkan. Kekuatan spiritual yang mampu melampaui batasan dunia ini. Namun, untuk menghadapinya, Wang Liu harus siap menghadapi pengorbanan yang lebih besar.

Hari demi hari berlalu, dan Wang Liu mulai melatih dirinya dengan keras. Ia merasakan perubahan dalam dirinya, sebuah kekuatan yang perlahan bangkit, siap menghadapi ancaman yang akan datang. Namun, di balik semua itu, ia tahu bahwa pengorbanan besar harus dilakukan jika ia ingin melindungi dunia ini dari kehancuran.

Suatu malam, ketika Wang Liu sedang berlatih di tempat sepi di luar akademi, Jian Shen muncul di sampingnya.

"Guru, apakah kamu sudah siap untuk menghadapi mereka?" tanya Jian Shen dengan suara yang penuh kekhawatiran. Meskipun ia adalah pedang roh yang sangat kuat, ia tahu bahwa musuh yang akan dihadapi oleh Wang Liu kali ini jauh lebih kuat dari sebelumnya.

Wang Liu berhenti sejenak dan menatap langit malam yang gelap. Angin berhembus pelan, membawa aroma segar dari alam. "Aku tidak tahu apakah aku siap," jawab Wang Liu, "tapi aku tidak akan mundur. Dunia ini... orang-orang yang aku cintai, mereka semua tergantung padaku. Aku tidak akan membiarkan mereka hancur."

Jian Shen mengangguk, memahami tekad Wang Liu. "Kekuatanmu sudah lebih dari cukup, guru. Jangan biarkan keraguan menghalangimu."

Pada saat yang sama, di dunia lain, dewa-dewa sedang mempersiapkan serangan terakhir mereka. Mereka tahu bahwa Wang Liu akan segera melakukan perlawanan, dan kali ini, mereka tidak akan memberi ampun.

Di tengah persiapan itu, Zhang Tianyi tersenyum licik. "Wang Liu, kamu mungkin lebih kuat dari sebelumnya, tapi kamu tidak akan pernah bisa mengalahkan kami. Ini adalah akhir dari semuanya."

Sementara itu, Wang Liu dan teman-temannya semakin dekat untuk mempersiapkan pertempuran besar yang akan menentukan nasib dunia ini. Mereka tahu bahwa tak ada pilihan selain bertarung hingga titik darah penghabisan. Keberhasilan mereka dalam ujian spiritual di akademi hanyalah awal dari perjalanan mereka yang lebih panjang.

Babak baru dari pertempuran epik ini sudah dimulai. Wang Liu dan teman-temannya harus menghadapi ancaman yang lebih besar dari yang pernah mereka bayangkan. Namun, di balik semua pertempuran ini, ada satu hal yang pasti: Mereka tidak akan menyerah, karena dunia ini, dan orang-orang yang mereka cintai, lebih berharga dari apa pun.