Setelah pertemuan dengan dewa-dewa yang semakin mendekatkan ancaman terhadap dunia, Wang Liu merasa adanya perasaan yang lebih berat. Di balik penampilannya yang tenang dan terkendali, ada kekuatan besar yang telah ia simpan untuk saat-saat krisis. Ia tahu, meskipun selama ini ia belum pernah menggunakan kekuatannya sepenuhnya, kali ini adalah waktu yang tepat untuk mengeluarkan kekuatan itu. Tapi, ia juga sadar bahwa menggunakan kekuatan penuh akan datang dengan harga yang sangat mahal.
Pagi itu, udara di Akademi Huaxia terasa lebih berat dari biasanya. Beberapa murid yang berjalan di sekitar Wang Liu merasakan ketegangan yang tak terungkapkan, seolah ada sesuatu yang besar akan terjadi. Teman-temannya, Yue, Shui Mei, Xing, dan Ming, yang selalu mendampinginya, merasakan hal yang sama.
"Apa yang akan kita lakukan, Wang Liu?" tanya Yue, menatapnya dengan mata penuh kekhawatiran. Ia tahu bahwa ancaman yang akan datang bukanlah sesuatu yang bisa mereka hadapi dengan mudah. Meski begitu, ia tidak ingin membuat Wang Liu merasa terbebani oleh semua itu.
Wang Liu menatap ke kejauhan, matanya tajam dan fokus. "Aku tahu, kita akan menghadapi musuh yang lebih kuat dari yang pernah kita bayangkan. Tapi, kita tidak akan mundur. Dunia ini, orang-orang yang kita cintai, semuanya bergantung pada kita."
"Saya percaya padamu, Wang Liu," kata Shui Mei dengan penuh keyakinan. Meskipun ia sempat dikendalikan oleh dewa sebelumnya, kini ia semakin kuat, dan ia tahu bahwa ia tidak akan membiarkan Wang Liu berjuang sendirian. "Kami semua akan ada di sini bersama-sama."
Xing dan Ming juga mengangguk setuju, dan mereka siap mendukung Wang Liu dalam pertempuran apapun yang akan datang.
Namun, meskipun mereka semua menunjukkan tekad yang besar, Wang Liu masih merasa ada yang kurang. Dia tahu bahwa untuk mengalahkan musuh-musuh yang kuat, terutama para dewa, dia harus menggunakan kekuatan yang lebih besar, kekuatan yang selama ini dia simpan. Tapi dia juga tahu bahwa menggunakan kekuatan tersebut akan membawa konsekuensi yang tidak terbayangkan.
Di malam hari, setelah latihan keras yang mereka jalani, Wang Liu pergi ke tempat latihan rahasia yang tersembunyi di belakang akademi. Tempat itu adalah ruang yang hanya ia ketahui, tempat di mana ia dapat melatih dirinya tanpa gangguan. Di sana, ia mempersiapkan diri untuk pertempuran yang akan datang.
"Aku tidak bisa terus menyembunyikan kekuatan ini," bisiknya kepada dirinya sendiri. "Namun, menggunakan kekuatan sepenuhnya akan menjadi ujian besar bagiku. Satu persen dari kekuatanku setara dengan satu dewa, jadi aku harus bijak menggunakannya."
Wang Liu menutup mata dan mulai memusatkan pikirannya. Dia membuka aliran spiritual dalam tubuhnya, perlahan-lahan membiarkan energi itu mengalir. Setiap inci tubuhnya terasa seperti diliputi oleh gelombang energi yang luar biasa kuat. Kekuatan itu tumbuh dengan cepat, seolah menunggu perintah dari tuannya.
Secara perlahan, Wang Liu menyaring kekuatannya. Dia tahu betul bahwa untuk mengalahkan musuh yang tak terhitung jumlahnya, dan dewa-dewa yang semakin kuat, dia tidak boleh ragu untuk menggunakan kekuatan ini. Tetapi, dia juga harus mempertimbangkan akibat yang mungkin muncul jika dia terlalu cepat menggunakan seluruh potensi kekuatannya.
Namun, saat Wang Liu mulai merenung tentang risiko yang akan ia hadapi, suara Jian Shen terdengar di sampingnya. "Guru," suara pedang roh itu terdengar lembut, "Kekuatanmu sudah melebihi apa yang dapat kau bayangkan. Tapi ingatlah, setiap kekuatan yang besar datang dengan tanggung jawab yang besar pula. Menggunakan kekuatan itu dengan bijak adalah kunci untuk bertahan hidup."
Wang Liu membuka matanya, dan di hadapannya, pedang roh Tianxi muncul, menatapnya dengan penuh perhatian. "Jangan khawatir, Tianxi. Aku tahu apa yang harus dilakukan," jawab Wang Liu dengan tenang. "Aku tidak akan menggunakan seluruh kekuatanku jika tidak terpaksa. Tapi, saat waktunya tiba, aku harus siap untuk menghadapinya."
Malam itu, Wang Liu berlatih keras, memperkuat aliran spiritualnya, dan membangun ketenangan dalam jiwanya. Ia tahu bahwa hanya dengan ketenangan dan kontrol yang sempurna, dia bisa mengendalikan kekuatan yang luar biasa ini.
Keesokan harinya, pertempuran besar semakin mendekat. Wang Liu dan teman-temannya kembali ke Akademi Huaxia, tempat mereka berlatih dan mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan. Semua murid di kelas elite tahu bahwa ada sesuatu yang besar yang akan terjadi, dan mereka harus siap.
Setelah memasuki gerbang akademi, Wang Liu merasakan aura yang berbeda. Dunia ini semakin kacau, dan dia merasakan jejak-jejak energi spiritual yang tak terhitung jumlahnya bergerak melalui udara. Dewa-dewa itu semakin dekat. Dan dalam hatinya, Wang Liu merasa kekuatan mereka semakin mengancam.
Di tengah kelas, Guru mereka, wanita yang selama ini memberi pelajaran tentang spiritualitas dan kekuatan roh, menatap mereka dengan serius. "Hari ini, kita akan menjalani ujian terakhir yang akan menentukan apakah kalian benar-benar siap menghadapi ancaman besar yang datang. Kalian akan diuji dalam kemampuan kalian mengendalikan energi spiritual dan menghadapi lawan yang sangat kuat."
Wang Liu mengangguk, memahami bahwa ujian ini adalah persiapan terakhir sebelum mereka menghadapi musuh yang tak terbayangkan. Ia tahu bahwa ia harus menunjukkan kekuatan yang tidak hanya berasal dari pedangnya atau kekuatan spiritualnya, tetapi juga dari kebijaksanaan dan kontrol dirinya.
Ketika ujian dimulai, Wang Liu menatap ke depan, menatap langit yang semakin gelap. Aura spiritualnya menguat, dan dia merasakan aliran energi yang sangat kuat. Seiring dengan itu, ia merasakan dorongan dalam dirinya untuk mengeluarkan kekuatan yang lebih besar.
Namun, dalam sekejap, dia mengingat kata-kata Jian Shen. "Kekuatan yang besar membutuhkan kontrol yang besar."
Dengan tekad baru, Wang Liu mengontrol kekuatannya, hanya menggunakan sedikit dari potensi yang ia miliki. Hanya dengan satu persen dari kekuatannya, ia bisa merasakan dunia ini seperti terbentang di depan matanya. Satu persen dari kekuatannya setara dengan satu dewa. Dan dia tahu, jika dia tidak berhati-hati, dunia ini akan berubah selamanya.
Di sinilah pertempuran yang sesungguhnya dimulai. Wang Liu harus melawan musuh yang tak terhitung banyaknya, dengan kekuatan yang lebih besar dari yang pernah ia bayangkan. Tetapi di balik setiap langkahnya, ada keyakinan bahwa ia tidak akan berhenti. Apa pun yang terjadi, dunia ini akan ia lindungi.
Dan dengan itu, babak baru dari pertempuran Wang Liu dimulai.