Chapter 5 - Sayembara: I

Hari pertama sejak pengumuman sayembara, Sia masih belum diketahui dan dijadikan pelaku utama pembunuhan tempo lalu. Selain itu, Sia sudah memanipulasi pemilik penginapan untuk tidak mengungkap keberadaannya. Tentunya dengan kekuatan utamanya yaitu gelombang yang memanipulasi gelombang otak dan memberikan informasi yang salah.

Pada hari ini, para penduduk masih berdiskusi tentang masalah yang Sia timbulkan. Tetapi mereka masih tidak mengetahui siapa dalang yang melakukannya. Ditambah kabar kesatria yang menemukan tempat kejadian dihukum gantung karena tidak dapat mencari siapa dalangnya membuat situasi semakin memburuk. Membuat beberapa rakyat yang sudah berputus asa mulai pergi meninggalkan pemukiman tersebut. Namun...

"Atas ketentuan serta perintah tuan Raja Phody Utama, pemukiman Qhuartz dijaga ketat untuk meminimalisir pelaku yang berkemungkinan pergi." Ucap penjaga gerbang dengan menghadang rakyat yang berputus asa.

"Apa?!?! Kalian ingin kami mati terbantai??" Teriak salah satu penduduk. 

"Perintah tuan Raja Phody Utama itu mutlak! Kami diperbolehkan untuk membunuh kalian jika kalian memberontak." Jawab penjaga tersebut.

"Ini sudah keterlaluan! Kami tidak melakukan hal yang salah! Kami tidak me-" -Srukkk!- Dalam sekejap tombak runcing Kesatria menusuk di tubuh orang tersebut. Dengan darah yang tercecer dimana-mana, Kesatria tersebut melepas tombaknya -Srekkk!!-.

-Brukk!- Orang tersebut terjatuh.

"Ketahuilah posisimu, wahai rakyat jelata." Ucap Kesatria tersebut. -Sluurrpp- Kesatria tersebut mulai menjilati ujung tombaknya.

-Glrp...- Ia menelan darah itu, secara bersamaan muncul sebuah benda hitam dari bekas luka di orang tersebut.

-Glup- -Glup- -Glup- Benda hitam itu mulai menggerogoti tubuh yang sudah terbujur kaku.

Benda itu memakan tubuh hingga tak menyisakan apapun, bahkan darah.

"Makanlah, para Ýutherku." Perintah Kesatria itu kepada benda hitam.

-=-=-=-=-=Bersambung..