Para warga menjerit ketakutan, ada yang berlari, ada yang terbujur kaku memandangi Kesatria dengan tubuh yang berkucuran air keringat. Juga ada yang hingga jatuh pingsan. Namun dari semua kericuhan yang terjadi, terdapat satu anak yang masih berdiri dengan gagahnya.
Sambil menakut-nakuti anak itu, Kesatria tersebut berkata "Ada apa nak? Ingin ini? -menjulurkan tombaknya ke anak itu- Ini masih segar loh~."
Anak itu berseringai, tampak seperti orang yang tahu dirinya dikerjai.
Kesatria itu tampak keheranan dengan tingkah laku anak itu, tanpa ragu ia mengancam "Kau ingin mati na—" langsung dipotong oleh anak itu lalu berteriak "Cepatlah bunuh aku! Atau kau cuma omong kosong belaka??"
"Itu maumu." Kesatria itu menyeringai sambil berancang-ancang untuk membunuh bocah itu sekali serang.
-WUUUSHH- dengan kencangnya Kesatria itu mencoba menancapkan tombaknya di kepala anak itu.
-Thwuck- Tombak itu dengan sukses menancap pada jaringan lunak luar, namun bukan mengarah ke kepala anak itu.
Kesatria itu kaget setengah mati.
Yang hadir di depannya bukan lagi seorang anak kecil, melainkan sebuah bola mata raksasa dengan pupil berwarna hijau dan kabut merah disekitarnya, tombak itu menancap padanya.
Lagi-lagi anak itu tertawa kecil, "Bunuh aku, kenapa kamu malah kaget tuan Kesatria?"
Kesatria itu mulai tertawa. "INIMAH BUKAN MAIN! AKU SUDAH LAMA TIDAK MENEMUKAN SPESIES INI!!"
Mata itu mulai memiliki kaki logam di bagian bawahnya. -Schlk!- -Schlk!- -Schlk!- -Schlk!-
Benda itu memiliki 4 kaki logam yang merobek kulit luar mata itu, secara bersamaan Kesatria itu berteriak hingga urat di lehernya tampak jelas "INIKAH MENGAPA DESA INI DINAMAKAN DESA QHUARTZ?!?!?!"
-Shlop!!- Kesatria itu menarik tombaknya lalu loncat beberapa langkah -Duk, Duk, Duk-
-Bzzzztt...- Suara terdengar dari monster itu.
Tanpa banyak berbicara Kesatria itu menyerang kembali Mata besar itu yang telah menerima luka di bagian bawahnya akibat tertancap.
-Woooshh...-
Kesatria itu mendadak terdiam kaku, menyadari suara yang datang sebelumnya merupakan energi terkonsentrasi dari monster itu. Pipinya sedikit berdarah karena serangan itu.
"Serangan apa-apaan tadi brengsek?!" Kesatria itu berteriak dengan memegangi pipinya yang berkucuran darah yang terus mengalir di sela-sela jarinya.
Tanpa menghiraukan teriakan Kesatria itu, Monster itu masih tetap menyerang dengan serangan yang sama.
"Brengsek!" Teriak lagi Kesatria itu sambil menghindari serangan yang mengarah padanya.
"Seranganku ini tidak terlihat, bagaimana kau bisa menghindarinya?!" Amuk anak kecil itu seraya mengerutkan keningnya.
"Serangan murahan ini, aku bisa melihat semuanya dengan Dalton's Eyes." Kesatria itu menjawabnya.
-=-=-=-=-=Bersambung...
Dalton's Eyes adalah mata yang digunakan sebagai alat melihat semua bentuk energi, gelombang serta mekanisme dunia dalam penggunaannya, sekalipun itu tidak dapat dilihat oleh mata telanjang.