Penny menatapnya dengan tatapan bingung seolah pria itu tumbuh kepala lain, "Apa?" Damien sedang menatap ke atas pohon dengan mata yang tertuju pada buah-buah merah yang lezat yang tergantung di cabang-cabang pohon tersebut.
"Yang itu tepatnya," dia menunjuk dengan tangannya ke salah satu buah yang tumbuh di atas dan di ujung terjauh cabang.
"Kita tidak punya tangga, Tuan Damien," Penny mencoba bernalar dengannya yang sepertinya pria itu tidak mendengar meskipun tidak ada yang menghentikannya dari mendengar apa yang baru saja dia katakan.
"Saya tahu itu. Itu sebabnya saya bilang maju dan mulailah memanjat pohon. Yang itu," katanya sambil menatap buah tersebut tanpa bergerak sedikitpun dari tempatnya berdiri. Sikapnya keras kepala. Apakah dia pikir dia semacam monyet?
"Saya tidak punya kemampuan untuk itu," dia mengerucutkan bibir, memberi pohon itu tatapan untuk melihat tidak ada cara dia bisa memanjat ini. Penny tidak memiliki pengalaman dalam memanjat pohon.
