Chereads / My Last Year "Tahun Terakhirku" / Chapter 14 - 30 Oktober 2016

Chapter 14 - 30 Oktober 2016

Andre hari itu pergi untuk menemui Adeline di rumah sakit.

Sesampainya ia disana,

"Halo Adeline, bagaimana kabarmu ?" tanya Andre.

"Baik dong, kau lihat saja" ucap Adeline sambil tersenyum.

"Oh ada Andre" ucap ibu Adeline saat mengetahui ada Andre disana.

"Oh ya Andre, tolong jaga Adeline dulu ya, tante mau pergi berbelanja ke pusat kota sekaligus ada meeting dengan client bisnis" ucap ibu Adeline sambil bersiap – siap untuk pergi.

"Baik tante" jawab Andre.

"Hati – hati di jalan ya ibu" ucap Adeline sambil melambai kearahnya.

Dalam perjalanan tiba – tiba ayah Adeline menghubungi ibu Adeline ;

"..., aku akan kembali pada awal bulan nanti, tolong rahasiakan dari Adeline supaya menjadi kejutan untuknya" ucap ayah Adeline.

Setelah bercerita cukup lama di telepon itu, ibu Adeline kemudian tersenyum dan menitikkan air matanya.

"Dia benar – benar menepati janjinya pada Adeline satu persatu" ucap ibu Adeline dalam hatinya sambil teringat akan Andre.

"Tolong selalu bahagiakan Adeline ya" lanjut sang ibu dalam hatinya.

Sementara itu,

"Andre, mau temani aku jalan – jalan berkeliling rumah sakit ini ?, aku bosan kalau hanya disini terus" tanya Adeline pada Andre.

"Tentu saja, aku siapkan dulu kursi rodanya ya" jawab Andre sambil berusaha mengambilkannya kursi roda.

"Tidak usah pakai itu lagi, aku ingin melatih kakiku" ucap Adeline sambil tersenyum.

"Kau yakin ?" tanya Andre padanya.

"Iya aku yakin" ucap Adeilne.

Akhirnya mereka berdua pun keluar dari kamar itu.

Andre pun menuntun kekasihnya itu sepanjangan waktu.

Adeline dan Andre pun melihat orang – orang dengan berbagai macam penyakit yang berada di rumah sakit itu

"Aku sangat bersyukur Tuhan masih memberiku kepercayaan untuk hidup sampai hari ini" ucap Adeline setelah melihat orang – orang itu.

"Kau tahu, Dia memberikan kepercayaan itu karena Dia tahu kau masih terus berjuang dan semangat untuk sembuh sampai saat ini, kan." Ucap Andre.

"Karena itu kau tidak boleh patah semangat atau bersedih lagi" lanjut Andre.

"Kita tidak akan pernah tahu waktu kita di dunia ini sampai kapan, jadi jika Dia masih memberikan kita waktu untuk menghirup udara segar maka kita harus bersyukur sekali untuk itu" ucap Andre.

"Iya juga ya, aku mau setelah aku sembuh dan keluar dari tempat ini, aku ingin menjadi pribadi yang lebih baik lagi, aku juga ingin membantu mereka semua" ucap Adeline sambil melihat kearah pasien – pasien di rumah sakit itu.

"Oh ya Adeline, mungkin dalam 2 minggu ke depan aku tidak bisa datang untuk menjengukmu dulu" ucap Andre pada Adeline.

"Emangnya ada apa ?" ucap Adeline yang terkejut mendengar hal itu.

"Karena ada keluargaku yang berada di kampung halamanku akan mengadakan acara pernikahan, jadi mereka meminta aku dan ibuku ikut membantu mereka mempersiapkan acara itu" ucap Andre pada Adeline.

"Baiklah kalau begitu, asalkan kalau kau sudah pulang, kau harus langsung menjengukku ya" ucap Adeline sambil tersenyum padanya.

"Iya, iya kau tenang saja, dasar manja" ucap Andre dengan tersenyum sambil memeluk Adeline.

"Oh ya Andre, kira – kira suatu saat nanti kau akan menikah denganku tidak ?" tanya Adeline pada Andre.

Andre pun sempat terdiam mendengar pertanyaan itu.

"Andre, kau dengar tidak ?, kenapa kau melamun ?" tanya Adeline sambil berusaha menyadarkan Andre.

"Oh…, tentu saja" ucap Andre.

"Aku tidak akan menikah bila itu bukan denganmu" ucap Andre sembari bercanda dengan Adeline.

"Halah…, gombal" ucap Adeline sambil memeluk Andre.

"Aku serius…, apa mukaku ini tidak terlihat serius" tanya Andre pada Adeline.

"Ekspresimu kan selalu datar dalam menghadapi apapun, jadi mana aku tahu kalau kau serius atau tidak" ucap Adeline sambil tertawa.

Tiba – tiba Andre mencium tangan Adeline.

Adeline pun terkejut dan terdiam karena merasa senang bukan main saat Andre mencium tangannya.

"Nah, kalau begini kau percaya kan ?" ucap Andre sambil tersenyum.

"Ah…, kenapa kau melakukanya di depan banyak orang, aku jadi malu" ucap Adeline yang tersipu malu.

"Biar mereka pun tahu kalau aku serius" ucap Andre pada Adeline.

"Terima kasih ya Andre, telah menerimaku apa adanya" ucap Adeline dengan mata yang berkaca – kaca.

"Kau pernah dengar bahwa cinta itu buta, kan ?, ia tidak melihat atau tidak perduli akan terlihat seperti apa dirimu dari luarnya, tetapi ia dapat merasakan pancaran dari dalam dirimu" ucap Andre pada Adeline.

"Sama seperti orang tua kita, mereka sudah mencintai kita bahkan dari sebelum kita di lahirkan, bukan ?. Menurutku itulah cinta yang sejati" lanjut Andre.

"Mendengar perkataanmu, aku jadi teringat ayah dan ibuku" ucap Adeline sambil tersenyum.

"Ayah dan ibumu pasti sangat mencintai putrinya yang satu ini" ucap Andre sambil mencubit kedua pipi Adeline dengan lembut.

"Aku saja yang bukan keluargamu mencintaimu" ucap Andre untuk menghibur Adeline.

Adeline yang mendengar hal itu pun jadi terhibur dan senang.

Mereka pun terus berkeliling sampai matahari terbenam.

"Hei Adeline, bagaimana kalau kita kembali ke kamarmu, sudah sore juga sekarang" ucap Andre.

"Baiklah Andre" ucap Adeline.

"Andre kakiku terasa sangat pegal sekali" ucap Adeline sambil memegangi kakinya.

"Kau tidak apa – apa ?" tanya Andre yang terlihat cukup panik.

"Gendong aku ya" ucap Adeline sambil tersenyum pada Andre.

"Astaga, aku pikir kau kenapa – kenapa tadi" ucap Andre sambil menyentil jidat Adeline dengan lembut.

Adeline hanya tertawa dan akhirnya Andre pun menggendong Adeline ke kamarnya.

Ibu Adeline yang melihat mereka dari kejauhan pun hanya bisa tersenyum.

"Beruntungnya dirimu Adeline" ucap sang ibu dalam hatinya.

Ia pun menunggu mereka untuk berjalan agak jauh dan setelah itu ia berjalan mengikutinya agar tidak ketahuan oleh mereka berdua.

Sesampainya di kamar itu,

Andre pun langsung menurunkan Adeline ditempat tidurnya.

"Sudah kau harus beristirahat, kita sudah cukup berjalan – jalan hari ini" ucap Andre.

"Iya, iya baiklah, kau sudah mulai terdengar seperti ibuku" jawab Adeline sambil tersenyum pada Andre.

"Andre kemarilah" ucap Adeline sambil memanggil Andre.

Andre pun menghampiri dan duduk di sebelahnya.

"Aku mau istirahat dulu ya" ucap Adeline sambil memejamkan matanya lalu tertidur.

Namun sebelum itu ia memegangi tangan Andre dan tidak melepasnya.

"Dasar manja" ucap Andre sambil tersenyum melihat apa yang dillakukan Adeline tersebut.

Tak lama kemudian ibu Adeline pun masuk ke kamar itu dan melihat Adeline yang sedang memegangi tangan Andre.

Andre yang melihat ibu Adeline itu pun berusaha melepaskan genggaman Adeline karena merasa tidak enak padanya.

"Tidak, tidak perlu kau lepaskan" ucap ibu Adeline.

"Dia anak yang manja, kau harus terbiasa" ucap ibu Adeline pada Andre sambil tersenyum.

Kemudian ibu Adeline membuatkannya secangkir teh manis dan memberikannya pada Andre.

"ini untukmu, minumlah dulu. Pasti kau lelahkan sehabis menggendongnya" ucap ibu Adeline sambil tersenyum pada Andre.

"Oh…, mohon maaf tante kalau saya kurang sopan" ucap Andre yang merasa tidak enak pada ibu Adeline.

"Sudah…, tidak perlu dipikirkan" ucap ibu Adeline.

"Terima kasih ya Andre, kau telah berbuat apapun demi Adeline" ucap ibu Adeline padanya.

"Lalu bagaimana dengan penyakitmu ?" tanya ibu Adeline pada Andre.

"Bagaimana kau tahu soal itu ?" tanya Andre padanya.

"Cyntia sudah mengatakan semuanya padaku, itulah yang membuatku berubah pikiran tentangmu" jawab ibu Adeline.

"Adeline pasti akan sangat sedih apabila ia tahu tentang ini" lanjut ibu Adeline.

"Aku tahu, karena itu aku minta tolong pada tante untuk benar – benar merahasiakan ini dari Adeline, aku ingin dia bahagia selama – lamanya walaupun mungkin suatu saat aku sudah tidak ada di sampingnya" ucap Andre sambil melihat kearah Adeline yang sedang tertidur pulas itu.

"Ternyata hanya usiamu saja yang masih remaja, tapi pemikiranmu sudah sangat dewasa ya Andre, kalau kau seumuran denganku pasti aku sudah menikahimu" ucap ibu Adeline sambil bercanda pada Andre.

Andre pun tersenyum mendengarnya.

Mereka berdua pun bercerita untuk waktu yang cukup lama.

Andre pun melepaskan genggaman Adeline dengan perlahan dan menatap kearahnya sambil tersenyum.

"Untuk kali ini, aku izinkan kau melakukannya, aku tahu apa yang kau pikirkan saat ini. Tapi lain kali kau harus lewatiku dahulu" ucap ibu Adeline pada Andre sambil tersenyum.

Andre pun tersenyum dan langsung mencium kening Adeline.

Kemudian Andre pun berpamitan dengan ibu Adeline dan pulang kembali kerumahnya.

Namun sebelum Andre pergi, ibu Adeline memanggil namanya untuk memberitahukannya sesuatu ;

"Andre, kau dapat salam dari ayahnya Adeline" ucap ibu Adeline pada Andre.

"Ia berkata terima kasih" lanjut ibu Adeline.

Andre pun merasa gembira mendengar hal itu lalu melanjutkan perjalanannya untuk pulang.

Keesokkan paginya Andre dan ibunya pun berangkat menuju kampung halamannya untuk menghadiri acara pernikahan yang dikatakan sebelumnya.

2 minggu pun berlalu,

 Andre yang telah selesai dengan urusan dikampung halamannya itu akhirnya kembali bersama sang ibu.