"KRING… KRING… KRIIING…" (Bunyi suara jam berdering).
(Pukul 07.00 pagi)
Terbangunlah Andre pada pagi itu setelah mendengar bunyi jam yang cukup kencang itu.
"Selamat ulang tahun yang ke - 17, Andre" ucap sang ibu dengan sangat bahagia.
Andre yang baru terbangun dari tidurnya itu pun terkejut dengan kejutan yang diberikan sang ibu.
(Ibu Andre menyanyikan lagu "Selamat Ulang Tahun").
Tiba – tiba ada seorang wanita yang muncul dari belakang sang ibu.
"Selamat ulang tahun, Andre" ucap Cyntia yang ternyata ikut memberi kejutan pada Andre.
"Ayo cepat berdoa dan tiup lilinnya dulu" ucap sang ibu.
Andre pun yang merasa senang hari itu kemudian berdoa dan meniup lilin ulang tahunnya itu.
"Hore…," (seru ibu Andre dan Cyntia sambil bertepuk tangan).
"Baiklah, ayo cepat siap – siap dan turun kebawah karena ibu sudah menyiapkan makanan kesukaanmu" ucap sang ibu sambil turun kebawah membawa serta kue tersebut.
"Oh ya Cyntia, ayo kamu ikut juga makan bersama dengan kami ya" lanjut sang ibu sambil menyuruhnya turun.
Cyntia pun menanggukkan kepalanya dan ikut turun bersama ibu Andre.
Setelah beberapa lama akhirnya Andre pun turun dari kamarnya dan langsung menuju meja makan. Ketika ia sampai di meja makan, ibunya dan Cyntia pun sudah menunggunya untuk makan bersama.
"Wah… terima kasih banyak bu" ucap Andre pada ibunya sambil melihat kearah meja makan itu.
"Ayo duduk, kita makan" ucap sang ibu.
Andre pun menarik kursi makan tersebut dan duduk bersama – sama dengan mereka berdua untuk makan masakan yang telah di buat sang ibu.
"Mari berdoa dulu sebelum makan" ucap sang ibu.
Mereka pun berdoa.
Setelah selesai, mereka bertiga langsung menikmati makanan yang tersedia itu.
"Hmm…., enaknya" ucap Cyntia sambil mengunyah makanan tersebut.
Sang ibu pun tersenyum melihat mereka berdua.
"Oh ya Andre, sebentar lagi ibu harus berangkat ke keluar kota lagi selama kurang lebih 1 minggu" ucap ibu Andre padanya.
"Maaf ya ibu tidak bisa bersama denganmu di hari ulang tahunmu tahun ini" ucap sang ibu.
"Sudah bu, tidak apa – apa" jawab Andre sambil tersenyum pada ibunya.
"Aku sudah sangat berterima kasih, ibu masih menyempatkan waktu untuk memasak semua ini untukku" lanjut Andre.
Kemudian setelah mereka selesai makan, sang ibu langsung bergegas pergi agar tidak ketinggalan keretanya.
"Andre, ibu jalan dulu ya" ucap sang ibu untuk berpamitan sambil memeluk dan mencium anaknya itu.
"Baik bu, hati – hati di jalan" ucap Andre pada ibunya.
"Cyntia, tante pergi dulu ya, baik – baik ya dengan Andre" ucap sang ibu pada Cyntia sambil tersenyum padanya.
"Baik tante" jawab Cyntia dengan tersenyum.
Akhirnya ibu Andre pun berangkat menuju stasiun.
"Ibumu sangat baik ya Andre" ucap Cyntia yang terkagum akan kebaikan ibu Andre itu.
"Masakannya juga enak" lanjut Cyntia.
"Itulah ibuku…, salah seorang wanita yang tangguh yang pernah kukenal" ucap Andre.
"Setelah kepergian ayah dan adikku, ia menggantikan peran ayah ku sebagai kepala keluarga dan menggantikan peran adikku sebagai teman ku bermain dan menceritakan segalanya. Sambil ia juga memikul beban sebagai ibu rumah tangga yang harus mengurusi aku sebagai anaknya" ucap Andre pada Cyntia.
"Karena itu aku tidak mau membuatnya lebih susah lagi karena harus mengkhawatirkan penyakitku ini" lanjut Andre padanya.
Cyntia pun terdiam mendengar ucapan Andre.
"Tolong kau rahasiakan ini dari ibuku semuanya ya, Cyntia" kata Andre sambil memohon pada Cyntia.
Andre yang di bantu Cyntia itu pun membersihkan meja makan tersebut dan mencuci piring yang mereka pakai makan bersama sebelumnya.
"Andre, bagaimana kalau kita keluar hari ini ?" ucap Cyntia sambil tersenyum padanya.
"Lagipula ini kan hari libur, masa kau hanya akan berdiam diri dirumah" lanjut Cyntia sambil terus mengajak Andre.
Andre pun memikirkan hal tersebut dan ia pun akhirnya memutuskan untuk pergi bersama dengan Cyntia. Mereka berdua pergi dengan mengendarai motor milik Andre.
(Dalam perjalanan)
"Mau kemana kita hari ini ?" tanya Andre pada Cyntia.
"Sudah kau ikut saja arahanku" jawab Cyntia sambil terus memberikan arah kemana Andre harus pergi.
Setelah waktu yang cukup lama tibalah mereka di depan sebuah taman bermain.
"Hei Cyntia, kita mau apa kita kesini ?" ucap Andre yang heran mengapa ia disana.
"Kita akan bersenang – senang, inikan hari ulang tahunmu, kau tidak mau hari ulang tahunmu ini kau habiskan dengan kesendirian, bukan ?" ucap Cyntia.
"Tenang saja, aku yang traktir kali ini" lanjut Cyntia sambil tersenyum padanya.
Kemudian Cyntia pun menarik tangan Andre dan masuk kedalam taman bermain itu.
Mereka menghabiskan waktu untuk bersenang – senang hari itu. Berbagai wahana bermain di taman itu pun mereka coba satu – persatu. Hari itu Andre pun terlihat sangat bahagia, ia seperti lupa akan penyakitnya.
Waktu pun berlalu begitu cepat dan matahari pun sudah hampir terbenam hati itu.
"Andre…, sebagai wahana terakhir. Bagaimana kalau kita naik bianglala itu sambil menikmati matahari terbenam yang indah dari atas sana ?" tanya Cyntia pada Andre.
Andre pun menyetujui hal itu dan mereka pun menaikki bianglala tersebut.
(Suara pintu bianglala yang tertutup)
Mereka berdua pun mulai naik keatas.
"Wah…, lihat Andre matahari itu bagus sekali" ucap Cyntia sambil menunjuk kearah matahari itu.
Andre pun melihat matahari itu dan termenung.
Cyntia pun melihat Andre termenung seperti itu dan merasa sedih.
"Hei Andre, apakah tidak ada yang dapat menggantikan posisinya dihatimu ?" tanya Cyntia.
"Apa maksudmu ?" Jawab Andre yang terkejut mendengar pertanyaan Cyntia.
"Apa tidak ada orang selain Adeline di pikiranmu ?!" ucap Cyntia sambil menahan air matanya.
Andre pun terdiam melihat Cyntia.
"Apa kau tidak pernah menganggapku, Andre ?!" ucap Cyntia yang terus menitikkan air matanya.
"AKU SUKA PADAMU ANDRE !" ucap Cyntia dengan cukup keras.
"Apa aku tidak pantas mendapat perhatian lebih darimu ?" lanjut Cyntia.
"Terkadang aku iri padanya, ia selalu dapat perhatian darimu, bahkan kau selalu menjenguknya setiap awal minggu setelah pulang sekolah kan, kau juga rela mewakili dirinya untuk pergi ketempat – tempat yang ingin dikunjungi Adeline ?!" tanya Cyntia padanya sambil terus menangis.
"Aku terus mencoba untuk menjadi dirinya bagimu, asal kau tahu !" ucap Cyntia.
Kemudian Andre pun langsung memeluk Cyntia dengan erat.
"Terima kasih Cyntia…, terima kasih atas kejujuranmu" ucap Andre.
"Maaf aku tidak bisa membalaskan perasaanmu seperti yang kau ingini. Tapi aku mencintainya dengan tulus, namun aku juga mengerti perasaanmu. Aku paham bagaimana memandangi orang jauh" ucap Andre kembali padanya.
"Adeline mungkin tak dapat di gantikan oleh siapapun dalam hatiku sampai kapanpun sebagai orang yang kucintai. Namun namamu pun ada didalam hatiku sebagai sahabatku yang tidak dapat tergantikan, Cyntia" ucap Andre sambil berusaha meyakinkan Cyntia.
"Terima kasih atas semua yang telah kau lakukan untukku ya, Cyntia. Kau selalu ada saat aku sedih, kau selalu berusaha membuatku tersenyum bahkan kau juga rela membantuku memikul beban ini" ucap Andre.
Cyntia pun terhibur mendengar perkataan Andre itu.
Ia pun mencoba untuk menguatkan dirinya dan menghapus air matanya.
"Aku yakin suatu saat pangeranmu akan datang untuk menemuimu" ucap Andre sambil memegang kedua bahu Cyntia sambil menguatkannya.
Kemudian bianglala itu pun berhenti dan mereka berdua turun.
"Andre, terus berjuanglah untuknya" ucap Cyntia sambil tersenyum pada Andre.
"Aku sebagai sahabatmu akan selalu mendukungmu" lanjutnya sambil tersenyum pada Andre.
"Aku sadar sekarang, arti dari cinta yang sebenarnya…, terima kasih Andre" ucap Cyntia kembali.
Andre pun lega mendengar perkataan Cyntia itu dan tersenyum padanya.
"Baiklah, ayo kita pulang waktu sudah hampir malam" ucap Andre padanya.
"Tenang, aku akan mengantarkanmu sampai rumahmu" lanjut Andre.
"Oh ya Andre, lupakan saja kejadian di bianglala tadi, anggap saja aku sedang melantur tadi, setelah di pikir – pikir itu memalukan, hehe" ucap Cyntia.
Andre pun hanya tersenyum mendengar hal itu.
Hari pun berlalu, keesokkan harinya mereka berdua pun bertemu lagi di sekolah dan Andre pun menjadi lebih pribadi yang lebih ceria. Cyntia pun akhirnya berusaha melupakan perasaannya pada Andre dan menutup hal itu rapat – rapat. Ia berusaha menjadi sahabat yang terbaik bagi Andre bahkan juga bagi Adeline.
Suatu hari Cyntia pun bertemu dengan orang yang mencintainya. Sedikit demi sedikit Cyntia membuka hatinya untuk orang tersebut dan pada akhirnya orang tersebut dapat menggantikan sosok Andre dalam hati Cyntia sebagai orang yang dicintainya.
Cyntia akhirnya memperkenalkan orang itu pada Andre dan hubungan pertemanan mereka pun mulai dekat sejak saat itu. Cyntia pun bercerita pada Adeline tentang orang yang ia sayanginya itu.