Chereads / Soul of the Three Worlds [ Fantasi Indonesia ] / Chapter 5 - Bab 4: Latihan yang Menguras Jiwa

Chapter 5 - Bab 4: Latihan yang Menguras Jiwa

Sinar matahari sore menyinari gedung-gedung kota Shinjuku ketika Shin akhirnya tiba di rumah setelah hari yang panjang di Akademi Kosei. Tubuhnya terasa lelah, tetapi hatinya dipenuhi perasaan campur aduk. Sejak ujian tadi pagi, banyak hal yang membuat pikirannya berputar.

Chiharu, gadis Assassin peringkat S yang paling populer di akademi, secara terbuka meminta bantuannya dalam strategi. Hal itu bukan hanya membuat Shin merasa terkejut, tetapi juga bangga. Bagi seseorang yang dipandang sebagai peringkat E, tawaran seperti itu adalah pengakuan atas kelebihannya.

Namun, ia tahu bahwa kerja kerasnya belum selesai. Meskipun otaknya cemerlang, tubuhnya masih menjadi kelemahannya. Dengan langkah mantap, Shin menuju ke dapur untuk mengambil segelas air sebelum melangkah keluar ke halaman belakang rumah.

Halaman belakangnya adalah tempat favorit untuk berlatih. Tempat itu sederhana, dengan sedikit ruang terbuka dan sebuah pohon besar di sudut, tetapi cukup baginya untuk melakukan latihan fisik. Shin berdiri di tengah halaman, mengencangkan sarung tangannya, dan bersiap untuk memulai sesi latihan ringan sebelum makan malam.

Namun, saat ia mulai melakukan pemanasan, cahaya biru itu muncul lagi. Layar transparan melayang di depannya, menampilkan tulisan yang tak asing lagi.

Sistem aktif. Gerbang pertama—Level 1 telah terbuka. Misi baru tersedia.

Shin menatap layar itu dengan penuh perhatian. Muncul sebuah daftar yang membuat matanya melebar.

Latihan Level 2:

Push-up: 200 kali

Sit-up: 2000 kali

Plank: 40 menit

Lari: 5 kilometer

Shin tertegun. "Dua ribu sit-up? Empat puluh menit plank? Apa ini tidak keterlaluan?" serunya, nyaris tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Namun, ia sadar bahwa sistem ini bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan. Misi pertama telah membuktikan bahwa menyelesaikan tantangan ini akan memperkuat dirinya. Meskipun tugas ini terlihat mustahil, Shin tidak punya pilihan selain mencoba.

Push-up: 200 kali

Shin memulai dengan push-up. Ia menempatkan kedua tangannya di tanah, mengatur posisi tubuhnya, dan mulai menghitung.

"1… 2… 3…"

Awalnya terasa mudah. Setelah latihan rutin yang ia lakukan belakangan ini, otot-otot lengannya mulai terbiasa dengan beban tubuhnya. Namun, ketika ia mencapai angka 100, lengannya mulai gemetar.

"110… 120…" Shin menggertakkan giginya, berusaha mempertahankan ritme. Setiap kali tubuhnya turun, rasa sakit menjalar dari bahunya hingga ke punggungnya.

Ketika akhirnya ia mencapai angka 200, tubuhnya jatuh ke tanah. Napasnya terengah-engah, dan keringat mengalir deras di wajahnya.

"Aku bisa melakukan ini," gumamnya, mencoba meyakinkan dirinya sendiri.

Sit-up: 2000 kali

Setelah beristirahat sebentar, Shin melanjutkan ke tantangan berikutnya. Ia berbaring di tanah, menempatkan kedua tangannya di belakang kepala, dan mulai melakukan sit-up.

"1… 2… 3…"

Pada awalnya, gerakan itu terasa monoton. Namun, seiring waktu, otot perutnya mulai terasa tegang. Ketika ia mencapai angka 500, Shin berhenti sejenak untuk mengatur napas.

"Aku bahkan belum sampai setengahnya," gumamnya dengan frustasi.

Namun, ia tidak menyerah. Dengan tekad kuat, Shin melanjutkan sit-up, meski rasa sakit di perutnya semakin menjadi-jadi. Setiap hitungan terasa seperti pertempuran melawan tubuhnya sendiri.

Ketika ia akhirnya menyelesaikan 2000 sit-up, tubuhnya terasa mati rasa. Shin terbaring di tanah, menatap langit malam yang mulai gelap.

Plank: 40 menit

Setelah istirahat singkat, Shin bersiap untuk tantangan berikutnya. Ia mengambil posisi plank, menempatkan kedua sikunya di tanah dan menjaga tubuhnya tetap lurus.

"Empat puluh menit… bagaimana aku bisa bertahan selama itu?" pikirnya.

Detik-detik pertama terasa mudah. Namun, ketika waktu terus berjalan, rasa sakit mulai muncul di bahunya, punggung, dan perutnya.

"10 menit lagi… aku pasti bisa," gumam Shin dengan napas terengah-engah.

Keringat mengalir deras di dahinya, menetes ke tanah di bawahnya. Seluruh tubuhnya gemetar, tetapi Shin tidak menyerah. Ia memikirkan impiannya untuk menjadi Assassin yang hebat, memikirkan Chiharu yang percaya padanya, dan memikirkan sistem misterius ini yang menawarkan kekuatan tersegel.

Ketika akhirnya ia mencapai 40 menit, Shin menjatuhkan dirinya ke tanah. Tubuhnya basah oleh keringat, tetapi ia merasa puas.

Lari: 5 kilometer

Tantangan terakhir adalah lari. Meski tubuhnya sudah di ambang batas, Shin memaksakan diri untuk mengenakan sepatu larinya dan mulai berlari mengelilingi area rumahnya.

Langkah-langkah pertama terasa berat, seolah-olah kakinya dililit oleh rantai. Namun, Shin terus memaksa dirinya bergerak. Ia mengatur napas, mencoba menemukan ritme yang stabil.

"Jangan berhenti… jangan berhenti," gumamnya berulang kali.

Ketika akhirnya ia menyelesaikan 5 kilometer, Shin jatuh terduduk di tanah. Tubuhnya terasa hancur, tetapi di dalam hatinya, ia merasa bangga.

Sistem muncul kembali di depannya, menampilkan tulisan yang membuatnya tersenyum.

Latihan Level 2 selesai. Gerbang 1—Level 2 telah terbuka.

Statistik diperbarui:

Kekuatan fisik: +10%

Stamina: +20%

Ketahanan tubuh: +5%

Shin merasakan energi baru mengalir di tubuhnya. Rasa sakit dan lelah yang ia rasakan perlahan memudar, digantikan oleh rasa segar dan ringan.

"Aku benar-benar berkembang," katanya, menatap tangannya dengan penuh rasa takjub.

Sistem menambahkan pesan lain:

Tantangan berikutnya akan tersedia dalam 24 jam. Persiapkan dirimu.

Shin tersenyum tipis. Meskipun tantangan ini berat, ia tahu bahwa setiap langkah yang ia ambil membawanya lebih dekat ke tujuannya. Malam itu, ia tidur dengan pikiran yang penuh semangat, siap untuk menghadapi apa pun yang menunggunya di hari berikutnya.