Pagi yang cerah menyambut Shin dengan suasana yang berbeda. Ketika ia membuka matanya, tubuhnya terasa lebih ringan, lebih kuat. Meskipun semalam ia menjalani latihan yang luar biasa berat, ia merasa seperti mendapatkan tubuh baru.
"Apakah ini efek dari membuka level kedua?" pikir Shin sambil melirik tangannya. Ia mengepalkan tinjunya, merasakan kekuatan yang lebih besar dari sebelumnya.
Namun, ia tidak punya banyak waktu untuk merenungkan hal itu. Akademi Kosei menantinya, dan ia tahu bahwa hari ini adalah hari penting—hari di mana mereka akan diperkenalkan dengan pelatihan khusus berdasarkan jalur masing-masing.
Setelah bersiap, Shin segera menuju akademi. Jalan menuju Akademi Kosei terasa lebih ramai dari biasanya. Para siswa terlihat berbicara dengan penuh semangat tentang pelatihan yang akan mereka jalani.
"Shin!" suara yang familiar memanggilnya dari belakang.
Shin menoleh dan melihat Chiharu berlari ke arahnya. Gadis itu tampak segar seperti biasa, dengan rambut hitam panjang yang diikat rapi dan ekspresi percaya diri di wajahnya.
"Kau terlihat berbeda," kata Chiharu sambil tersenyum. "Apa kau berlatih keras semalam?"
Shin mengangguk. "Ya, aku mencoba meningkatkan kekuatanku sedikit demi sedikit."
Chiharu tertawa kecil. "Sedikit? Melihat caramu bergerak hari ini, aku yakin kau melakukan lebih dari itu. Kau benar-benar serius, ya?"
Shin hanya tersenyum tipis, mencoba menyembunyikan fakta tentang sistem misterius yang membantunya berkembang.
Mereka berdua melanjutkan perjalanan ke akademi bersama, dengan Chiharu sesekali menggoda Shin tentang bagaimana ia tampak lebih percaya diri hari ini.
Pelatihan Khusus
Ketika mereka tiba di akademi, suasana di aula utama terasa tegang. Para siswa berkumpul, menunggu instruksi dari para profesor. Shin duduk di barisan belakang seperti biasa, tetapi kali ini ia merasa berbeda. Meskipun masih dianggap sebagai peringkat E, ia merasa bahwa dirinya sudah berada di jalur yang tepat untuk mengejar impiannya.
Profesor Ryo akhirnya muncul, membawa suasana ruangan menjadi hening.
"Selamat pagi, para siswa," katanya dengan suara tegas. "Hari ini, kalian akan memulai pelatihan khusus berdasarkan jalur yang kalian pilih. Assassin, Fighter, Mage, dan Healer—semua memiliki jalur pelatihan yang berbeda, dirancang untuk mengasah kemampuan kalian hingga batas maksimal."
Para siswa mendengarkan dengan penuh perhatian. Shin melirik ke arah Chiharu, yang tampak santai seperti biasa.
"Namun," lanjut Profesor Ryo, "pelatihan ini tidak hanya mengandalkan fisik dan kekuatan. Strategi, kecerdasan, dan kerja tim juga akan diuji. Jadi, bersiaplah untuk menghadapi tantangan yang tidak hanya menguji tubuh kalian, tetapi juga pikiran kalian."
Shin tersenyum tipis. Ia tahu bahwa ini adalah keahliannya.
Latihan Assassin
Kelompok Assassin, termasuk Shin dan Chiharu, diarahkan ke sebuah ruangan pelatihan khusus yang dipenuhi berbagai rintangan. Ada dinding yang harus dipanjat, tali yang menggantung, dan target bergerak yang harus ditembak dengan presisi.
Instruktur mereka, seorang pria jangkung bernama Kenta, berdiri di tengah ruangan dengan ekspresi dingin.
"Assassin bukan hanya tentang menyerang dari bayangan," katanya. "Kalian harus cepat, presisi, dan tanpa ragu. Hari ini, kita akan mulai dengan dasar-dasar: kecepatan, akurasi, dan kelincahan."
Shin memerhatikan dengan saksama saat Kenta menjelaskan. Latihan dimulai dengan lari cepat melalui rintangan, diikuti dengan serangkaian latihan menembak menggunakan pisau kecil ke target bergerak.
Ketika giliran Shin tiba, ia merasa gugup. Namun, ia tahu bahwa ini adalah kesempatan untuk membuktikan dirinya.
Ia mulai berlari, menghindari rintangan dengan gerakan yang tidak sempurna tetapi cukup efisien. Ketika ia mencapai bagian menembak, Shin menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan tangannya. Ia melemparkan pisau pertama, mengenai target meski tidak di tengah. Pisau kedua meleset sedikit, tetapi pisau ketiga berhasil mengenai pusat target.
"Tidak buruk," kata Kenta dengan nada datar. "Tapi kau harus lebih konsisten."
Shin mengangguk, bertekad untuk terus meningkatkan kemampuannya.
Interaksi dengan Chiharu
Setelah latihan selesai, Chiharu mendekati Shin dengan senyum di wajahnya.
"Kau melakukannya dengan baik," katanya. "Aku bisa melihat bahwa latihanmu benar-benar membuahkan hasil."
"Terima kasih," balas Shin. "Tapi aku masih jauh dibandingkan kau."
Chiharu menggeleng. "Kau meremehkan dirimu sendiri. Aku pernah melihat banyak orang dengan bakat besar, tetapi mereka tidak memiliki tekad seperti yang kau miliki. Itu yang membuatmu berbeda."
Kata-kata Chiharu membuat Shin merasa lebih percaya diri. Ia mulai berpikir bahwa mungkin, hanya mungkin, ia benar-benar memiliki potensi untuk menjadi Assassin yang hebat.
Sistem Muncul Lagi
Ketika hari mulai gelap dan para siswa pulang ke rumah masing-masing, Shin kembali ke halaman belakang rumahnya. Ia berniat melakukan latihan ringan sebelum tidur, tetapi sebelum ia sempat memulai, cahaya biru itu muncul lagi.
Sistem aktif. Gerbang 1—Level 3 telah tersedia.
Shin membaca tulisan yang muncul di layar:
Latihan Level 3:
Push-up: 500 kali
Sit-up: 5000 kali
Plank: 1 jam
Lari: 10 kilometer
Mata Shin membelalak. "Lima ribu sit-up? Apa sistem ini mencoba membunuhku?"
Namun, ia tahu bahwa tidak ada jalan lain. Jika ia ingin membuka potensi penuh dirinya, ia harus menyelesaikan misi ini, apa pun yang terjadi.
Dengan napas dalam-dalam, Shin memulai latihan. Push-up pertama terasa lebih mudah daripada sebelumnya, berkat kekuatan baru yang ia dapatkan dari level sebelumnya. Namun, semakin lama ia berlatih, semakin berat beban yang ia rasakan.
Ketika akhirnya ia menyelesaikan semua latihan, tubuhnya terasa seperti akan runtuh. Namun, sebuah notifikasi muncul di layar:
Latihan Level 3 selesai. Gerbang 1—Level 3 telah terbuka.
Statistik diperbarui:
Kekuatan fisik: +15%
Stamina: +25%
Ketahanan tubuh: +10%
Shin terjatuh di tanah, menatap langit malam dengan senyum di wajahnya. Ia merasa bahwa perlahan-lahan, dirinya semakin dekat dengan mimpinya untuk menjadi Assassin yang hebat.