Jika ada yang bilang manusia paling bajingan di antara para pria bangsawan lainnya sepertinya Benjamin adalah pria yang mendapat juara pertama.
Benjamin menaruh kartunya denganwajah yang angkuh serta seringai mengejek lawannya di seberang meja bundar di lapisi kain sutra yang mahal tersebut. ini adalah permainan judi atau taruhan di antara bangsawan dan sangat populer untuk saat ini.
pria di seberangnya terkekeh pelan penuh rrasa geli melihat keangkuhan Benjamin yang sangat menyebalkan itu, tanpa pikir panjang dia meletakkan kartu joker mengakhiri Benjamin begitu saja.
"kau kalah Benjamin"ujarnya sembari meletakkan kaki di atas meja dengan tubuh bersantai"kini serahkan uang mu atau memainkan pertaruhan?"itu jebakan.
pria itu tahu kelemahan Benjamin, dia pria yang sangat boros untuk hal berjudi dan kebutuhan pribadinya yang tidak berguna.
Benjamin merengut masam sementara tangannya mengepal kuat saat mencoba tetap tenang dan tegar saat berhadapan pria di seberangnya. menghela nafas tajam Benjamin menyenderkan bahu dengan malas.
"bertaruh."singkatnya sembari membuang wajah kesamping saat alisnya semakin mengerut tajam.
keheningan sesaat tak terduga bagi semua orang mendengar ucapan Benjamin, suatu hal langka bagi seorang Benjamin untuk bertaruh tanpa menyerahkan uang seperti sampah.
seringai kemenangan terlintas di pria seberang. dia berdiri untuk mendekat ke arah Benjamin dengan tangannya tersembunyi di balik saku celana coklat yang dia kenakan.
"apakah kau telah mencapai pengeluaran yang di anggarkan oleh ibumu? jatuh miskin ya?"pria itu jelas mengejek Benjamin tanpa ragu-ragu, pria itu mengenal persis sifat Benjamin.
tatapan tajam melayang ke pria tersebut saat wajah Benjamin memerah padam, itu membuat Benjamin terhasut oleh perkataannya.
"jaka ucapan mu Darson!"gertak Benjamin penuh sentimental kepada Darson, teman masa kecilnya"ah, baiklah-baiklah aku hanya bergurau, kau sangat sensitif Benjamin."
Darson melirik sekitar kepada yang lain lalu mengangguk pelan saat salah satu pria memberikan kode melewati pergerakan alis sebelum tangannya melayang ke pundak tegap Benjamin.
senyuman segaris terlewat di wajah Darson saat menatap penuh maksud yang dia sembunyikan pada Benjamin.
"kau tahu tentang rumor seorang gadis bangsawan yang baru saja melakukan debutante nya?"ujar Darson, Benjamin mengernyit tidak tahu"aku tidak tahu."singkatnya tanpa basa-basi.
helaan nafas panjang keluar dari hidung kokoh Darson, wajar saja jika Benjamin tidak tahu karena dia terlalu sibuk dengan taruhan dan perjudian yang dia lakukan. Darson tersenyum sekilas sekali lagi, dia mencoba sabar untuk Benjamin, kawan masa kecilnya.
"dia gadis bangsawan di kalangan rendah tetapi dia gadis yang menarik."Darson memancing Benjamin, dia ingin melihat Benjamin tertarik akan perbincangan ini.
alisnya mengangkat sebelah penuh tanda tanya maksud yang di ucapkan Darson, tetapi sekilas ada rasa ingin tahu di kilatan mata Benjamin"menarik? apa maksud mu?"
"dia gadis yang aneh, seperti layaknya putri yang terjebak di dalam castle dia memakai gaun sangat norak tapi anehnya dia sangat percaya diri akan gaunnya yang di penuhi aksesoris yang hampir memenuhi sekujur tubuhnya."
Benjamin terdiam tetapi dia yakin bahwa temannya ini mencoba untuk bermaksud lain kepadanya, itu sangat terlihat jelas di wajah Darson.
Benjamin melipat tangannya saat menatap Darson penuh tanda tanya"aku tidak suka basa-basi, intinya apa yang ingin aku lakukan pada gadis tersebut?""nikahi dia."
perkataan Darson membuat sekitar hening beberapa menit, semuanya membeku dengan Benjamin menatap tidak percaya atas apa yang baru saja keluar dari mulut Darson. kedutan alisnya menajam seperti sebuah belati, menatap mengancam Darson.
Benjamin kini benar-benar tidak bisa mengendalikan sentimental yang dia miliki saat jari-jarinya bergerak gatal untuk menghajar wajah Darson.
menyadari ketegangan di sekitar Darson segera memberikan tawa kecil untuk mencairkan suasana.
"hei, bukankah ini menarik? mengingat bagaimana gadis itu terlihat aneh bahkan ayahnya sendiri menjual cerita keseharian serta pribadinya pada bangsawan untuk menjaga popularitas keluarganya?"
semuanya saling melirik satu sama lain, sebenarnya ada benar yang di ucapkan Darson bagaimana gadis itu begitu aneh serta ayahnya yang tega menjual cerita sehari-hari nya bahkan keseharian privasinya kepada bangsawan dengan sangat mudah.
anggukan perlahan mulai menjadi nyata satu demi satu saat semuanya setuju akan perkataan Darson.
Benjamin? tentu saja dia di landa kebingungan di sekitarnya, dia benar-benar tidak tahu akan debutante dua bulan yang lalu, Benjamin tidak suka berbaur dengan para bangsawan, baginya itu membuang waktunya.
kini senyuman tajam tersungging di bibir Darson saat semuanya mulai menyetujui apa perkataannya sebelum matanya melayang ke arah Benjamin"bagaimana Benjamin? jika kau bisa menikahinya dan menjalani pernikahan selama satu tahun aku akan memberikan mu mobil yang saat ini populer di kalangan bangsawan karena harganya yang fantastis."
sesaat Benjamin membisu. pikirannya berkecamuk atas perasaan bimbang, hatinya berkata iya tetapi pikiran logikanya melarang menerima hal ini, ini semakin rumit untuk Benjamin.
napas kasar terdengar penuh ter(ekan serta anggukan pelan atas persetujuan Benjamin kepada Darson.
Darson tentu saja tersenyum puas penuh kemenangan. ini akan menjadi menarik bukan? pikir Darson ketika matanya menatap lekat Benjamin.
***
bantingan pintu membuat Sissy terkejut saat dia sedang menyisir rambutnya yang panjang sedikit bergelombang. mata biru langitnya menatap kebingungan kepada pelayan pribadi nya.
Cecil menatap nona nya dengan pipi bersemu merah di sertai nafasnya yang sangat berantakan tak teratur saat mendekat cepat kepada Sissy.
tangannya terulur mendekatkan nampan kepada Sissy yang terdapat surat di atas nampan besi tersebut dengan cap lambang yang sangat berbeda, ada lambang khas disana.
alis Sissy mengerut lembut lalu jarinya mengambil penuh ke halusan untuk mengambil surat tersebut yang sangat mewah, jari telunjuk nya mengikuti gerak lambang pada cap lilin di tengah surat tersebut.
"ini surat dari siapa Cecil? ini surat yang tidak pernah ku lihat sebelumnya,"tanya sissy saat terus memerhatikan amplop surat tersebut"itu dari Duke Benedict nona! Duke Benjamin Benedict."jelas Cecil penuh antusias.
matanya mendongak penuh sedikit kebingungan, mata itu berkata dalam batin kepada pelayan pribadinya.
kebingungan yang terpampang nyata di wajah nona yang dia layani membuatnya sedikit tersenyum kecil memahami kebingungan nona nya yang baru saja mengenal dunia luar.
perlahan Cecil berdeham lembut bersiap menceritakan kepada sissy tentang Duke Benedict tersebut"Duke Benedict atau yang sering di kenal sebagai tuan Benjamin adalah seorang duke yang terkenal akan kemiliteran lautnya yang hebat sekaligus yang menguasai wilayah besar Lovita Duke Benedict juga di kenal akan parasnya yang gagah dan menawan seperti pahatan patung dewa, dia benar-benar seorang bangsawan yang sempurna, tidak ada yang bisa berkutik pada kekuasaannya bahkan sekalipun pada kerajaan gerg!"
cerita Cecil membuat anggukan di kepala mungil sissy, tubuhnya yang sangat kurus begitu kontras dengan kepalanya yang mungil memberikan kesan dirinya sangat rapuh dan rentan apabila salah pergerakan saja.
senyuman lembut terlukis halus di wajah binar Sissy saat dia perlahan mulai membuka surat tersebut dan mulai membacanya secara perlahan-lahan penuh kehati-hatian.
setiap huruf, setiap bait, bahkan setiap tulisan yang terukir indah dengan bahasa yang indah membuat wajahnya teduh dalam surat tersebut, bagi seorang sissy surat itu adalah surat terindah yang pernah dia baca, bahasanya sangat indah di matanya dengan tulisan yang sangat terampil tanpa ada kesalahan disana.
perlahan jarinya menutup kertas berisiwsurat tersebut sembari mata menatap Cecil dengan pipi bersemu merah. Cecil merasakan ada sesuatu dalam surat tersebut sehingga membuat Sissy tersipu seperti itu.
bibir mungil sissy bergerak mengungkapkan isi dari surat tersebut kepada Cecil yang terlihat sangat tidak sabar mendengar Sissy"Duke Benedict ingin melamar ku dengan aku di undang kediamannya untuk minggu depan.."
baiklah, kini yang sedang melompat kegirangan bukanlah Sissy dan itu mustahil karena Sissy seseorang yang bukan menunjukkan kegembiraan seperti itu. Cecil, dia melompat-lompat seperti dia mendapatkan jackpot setelah mendengar ungkapan Sissy atas surat yang tertulis itu.
"selamat nona atas lamaran yang akan tiba! saya sangat senang dan sangat bangga kepada nona, doaku selalu menyertai mu nona."
end.