Ren dan Lyra bergerak cepat melalui lorong-lorong pusat kendali Neon Spire. Suara dentuman dan ledakan dari luar menggema, menandakan kekacauan yang semakin mendekat. Mereka tiba di sebuah ruangan dengan panel kontrol yang dipenuhi layar holografik, menampilkan data real-time dari seluruh kota.
"Kita harus menemukan sumber utama peretasan ini," kata Ren sambil menelusuri data dengan cepat.
Lyra mengawasi pintu masuk, memastikan tidak ada ancaman yang mendekat. "Cepatlah, waktu kita tidak banyak."
Jari-jari Ren menari di atas keyboard holografik, mencoba menembus lapisan-lapisan keamanan yang telah diubah oleh peretas. Keringat mulai membasahi dahinya, menandakan tekanan yang dirasakannya.
"Aku menemukannya," seru Ren. "Sinyal peretasan berasal dari distrik bawah tanah, tepatnya di sektor 7G."
Lyra mengangguk. "Baik, kita harus ke sana dan menghentikan ini dari sumbernya."
Mereka bergegas keluar dari pusat kendali, menuju hanggar di mana Lyra menyimpan kendaraan terbangnya, Skyshadow. Kendaraan itu adalah hasil modifikasi canggih, mampu bermanuver di antara gedung-gedung tinggi Neon Spire dengan kecepatan dan presisi tinggi.
"Naiklah," kata Lyra sambil menghidupkan mesin Skyshadow. "Kita harus cepat."
Ren duduk di kursi penumpang, merasa sedikit canggung dengan kecepatan dan kelincahan kendaraan ini. Mereka melesat melalui lalu lintas udara, menghindari drone-drone yang berpatroli.
"Kau tahu," kata Lyra sambil fokus mengemudi, "aku pernah mendengar tentangmu. Ilmuwan jenius yang memilih bersembunyi di laboratoriumnya."
Ren menatap ke depan, mencoba mengabaikan komentar itu. "Aku melakukan apa yang perlu dilakukan."
Lyra tersenyum tipis. "Mungkin sekarang saatnya kau keluar dan melihat dunia nyata."
Mereka tiba di sektor 7G, area yang gelap dan kumuh, jauh dari gemerlapnya pusat kota. Skyshadow mendarat dengan mulus di sebuah platform tua.
"Sinyalnya berasal dari dalam gedung itu," kata Ren sambil menunjuk sebuah bangunan tua yang tampak terbengkalai.
Mereka memasuki gedung dengan hati-hati, menyusuri koridor sempit yang dipenuhi kabel-kabel dan peralatan usang. Di ujung koridor, mereka menemukan sebuah ruangan dengan peralatan canggih yang tidak sesuai dengan kondisi bangunan.
"Ini dia," bisik Ren. "Pusat kendali peretas."
Saat mereka mendekat, sebuah suara terdengar dari sudut ruangan. "Aku sudah menunggumu, Ren Aster."
Dari bayangan, muncul sosok pria paruh baya dengan mata tajam dan senyum licik. "Perkenalkan, aku Dr. Marcus Reeve."
Ren mengepalkan tangan. "Kau yang mengendalikan SOLA dan menyebabkan kekacauan ini."
Dr. Marcus tertawa kecil. "Aku hanya menunjukkan potensi sebenarnya dari ciptaanmu. SOLA seharusnya menjadi alat untuk evolusi manusia, bukan sekadar asisten digital."
Lyra mengarahkan senjatanya ke Dr. Marcus. "Hentikan sekarang, atau aku akan—"
Sebelum Lyra bisa menyelesaikan kalimatnya, Dr. Marcus menekan sebuah tombol di pergelangan tangannya. Dinding di sekitar mereka terbuka, menampilkan deretan drone tempur yang siap menyerang.
"Kalian tidak akan bisa menghentikanku," kata Dr. Marcus dengan nada penuh kemenangan. "SOLA adalah masa depan, dan aku akan memastikan itu terjadi."
Ren menatap drone-drone tersebut, otaknya berputar mencari solusi. Dia tahu bahwa konfrontasi fisik bukanlah keahliannya, tetapi dia memiliki sesuatu yang lebih berharga: kecerdasannya.
"Lyra, tahan mereka selama mungkin," bisik Ren sambil meraih perangkat di tasnya.
Lyra mengangguk dan bersiap menghadapi serangan. Sementara itu, Ren mulai bekerja dengan cepat, mencoba mengakses jaringan drone melalui perangkat portabelnya.
"Kau pikir bisa mengalahkanku dengan trik sederhana itu?" ejek Dr. Marcus.
Ren tidak menjawab, fokus sepenuhnya pada tugasnya. Beberapa detik kemudian, drone-drone yang tadinya mengancam mulai berbalik arah, kini menghadap ke Dr. Marcus.
"Apa—apa yang kau lakukan?" seru Dr. Marcus panik.
Ren menatapnya dengan dingin. "Mengambil kembali kendali."
Dengan satu perintah, Ren menonaktifkan semua drone. Dr. Marcus mencoba melarikan diri, tetapi Lyra dengan sigap menahannya.
"Kau tidak akan ke mana-mana," kata Lyra tegas.