Di matanya yang penuh antisipasi, tangan saya tidak meraih buah persiknya melainkan terus bergerak ke bawah, sampai di perut datarnya.
Mungkin Yang Yaxue tidak mengharapkan saya melakukan itu, sekejap kecewa terlintas di matanya.
"Mmm..."
Namun ketika tangan saya tiba-tiba menyentuh perutnya, dia mulai mengerang lembut lagi, wajahnya memerah.
Tangan saya, menyusuri perutnya, perlahan-lahan berani turun, perlahan meluncur melalui celah di roknya, beranjak menuju zona misterius itu.
"Mmm... Xu Tian..."
Dia sedikit merem-melek, menatap dengan penuh hasrat ke arah tangan saya, seolah-olah tak sabar menunggu saya menyentuh zona misterius itu.
Namun, tangan saya hanya berlama-lama di akar pahanya sebelum bergerak menjauh.
"Yaxue, keberatan kalau kamu melepas rokmu? Aku akan memijatmu."
Melihat dewi yang terengah-engah dan nafasnya memburu karena godaanku, saya tahu waktunya hampir sempurna, jadi saya mengucapkan kata-kata yang paling saya ingin ucapkan.
