Setelah meluapkan emosi, wanita itu mengeluarkan tisu basah dan mulai membersihkan kotoran di bawahnya.
Aku kembali diam-diam ke ruang istirahat tempat aku sebelumnya.
Begitu aku kembali, Wang Xiru akhirnya muncul.
"Maaf ya, bosnya nggak angkat telepon, tapi seharusnya dia akan segera datang," katanya sambil tersenyum meminta maaf kepadaku.
"Ah, nggak apa-apa," aku tersenyum.
Untung dia tidak datang, kalau tidak, aku pasti akan ketinggalan pemandangan mengasyikkan itu.
Tepat saat itu, ada ketukan tiba-tiba di pintu.
Wang Xiru pergi membuka pintu dan seorang wanita masuk.
Jalanannya aneh, seakan-akan kakinya lemah.
"Maaf, Xinru, aku tertahan oleh sesuatu..."
"Ngga masalah, ngga masalah."
Wang Xiru tersenyum dan melambaikan tangan, kemudian memperkenalkan, "Xu Tian, ini bos kita, dan sahabat baikku, Liu Qingxue."
"Saudari Liu, ini terapis pijat yang sudah aku ceritakan, Xu Tian."
Mendengar perkenalan itu, aku segera mengalihkan pandanganku dari kaki wanita itu.
