"""
Kata-katanya menusuk ke dalam hati Stella seperti duri.
Matanya tak bisa tidak menjadi agak merah. Ia memalingkan wajahnya cukup lama sebelum kembali tersenyum.
Memandangnya dengan sepasang mata gelap, ia tersenyum sinis, "Adrian tidak perlu ayah lagi. Bahkan jika dia membutuhkan seorang ayah, aku akan memberikannya. Siapa saja bisa menjadi ayahnya, kecuali kamu. RK, kamu tidak pantas sedikit pun!"
"Aku tidak pantas, tetapi Tristan pantas! Hmph!"
Pria itu mendengus dingin. Aden duduk diam di kursinya sambil memperhatikan mereka berdebat.
Stella tidak menjawab, tetapi ia telah mempertimbangkannya.
Tristan sangat baik pada Adrian, dan Adrian sangat menyukai serta mempercayai dia. Ia lebih suka menceritakan hal-hal kepadanya, jika masalah hak asuh selesai, dan keduanya bisa akur, pernikahan adalah hal yang tak terhindarkan.
Tristan adalah pria yang baik.
Stella segera mengalihkan pembicaraan setelah mangkuk sup disajikan di meja. "Aden, apakah kamu senggang besok?"
