"Halo, ratuku ungu," bisik suara lelaki dalam yang membumi di telinga Violet, membuat bulu di tubuhnya berdiri.
Suara itu tak bisa salah, itu suara Asher. Lembut bagai beludru, tapi bersisipkan nada bahaya yang tersembunyi. Panggilan sayang dan hembusan nafasnya di kulit Violet membuat jantungnya berdegup, baik dengan cara yang menyenangkan maupun yang tidak.
Dia berkata kepadanya, "Kenapa kamu menolak menjawab raja Anda?"
Violet memalingkan kepalanya hanya cukup untuk melihat wajah Asher yang menyebalkan dan sombong di sisinya.
"Untuk permulaan," katanya dengan dingin yang disengaja, "Aku bukan ratumu. Berhenti memanggilku seperti itu. Kedua, menjauh dariku." Dia mengerutkan hidungnya dan mendorong Asher dengan bahunya, kekesalannya terlihat. "Kamu bau darah dan tanah. Aku tidak ingin itu menempel padaku."