~ Asher ~
———
"Sekarang, ceritakanlah, rajaku, tentang apa kita akan berbicara?" Violet berkata, sarkasme dalam suaranya tidak bisa salah lagi.
Dia menatapnya, terhibur dengan kurangnya kesadaran diri yang dia tunjukkan. Asher tak bisa tidak bertanya-tanya, apakah Violet menyadari bahwa dialah satu-satunya yang berbicara kepadanya seperti ini dan bisa lolos tanpa cedera. Tapi, lagi pula, itulah tepatnya yang dia sukai darinya dan yang dia harapkan, bukan jiwa yang menunduk dan penakut. Jika dia seperti itu, dia tidak akan menjadi ratu ungu-nya setelah semua.
Yang terutama, jika ada satu hal yang dia cintai dari dia, adalah cara dia menatapnya. Tepatnya, di matanya. Tidak ada tanda-tanda kejijikan, tidak ada pujian palsu.
