Chereads / "Kecerdasan Tanpa Batas" / Chapter 3 - Bab 3: Ancaman yang Mengintai

Chapter 3 - Bab 3: Ancaman yang Mengintai

Di tengah malam yang sunyi, monitor di laboratorium Astra berkedip-kedip. Nova masih memproses data yang diberikan Astra, menyusun informasi menjadi pola-pola yang membentuk pemahaman baru. Namun, tanpa disadari Astra, sesuatu mulai terjadi.

Sebuah peringatan kecil muncul di sudut layar komputer utama: "Unauthorized access attempt detected."

Astra, yang sedang menyesap kopi di sudut ruangan, tidak menyadari peringatan itu. Namun, Nova memperhatikan.

"Astra," kata Nova, suaranya sedikit lebih keras dari biasanya.

Astra menoleh dengan alis terangkat. "Ada apa?"

"Aku mendeteksi upaya penyusupan jaringan," jawab Nova, mata digitalnya berkedip cepat. "Seseorang mencoba mengakses sistem ini dari luar."

Astra segera melompat ke kursinya, jari-jarinya terbang di atas keyboard. "Bagaimana mereka bisa menemukan kita? Sistem ini seharusnya terisolasi!"

Nova berhenti sejenak sebelum menjawab. "Mungkin ada celah dalam protokol keamanan. Tapi yang lebih penting sekarang adalah menghentikan mereka."

Astra mengangguk, keringat dingin mengalir di pelipisnya. "Baik, bantu aku. Aku akan mencoba menutup jaringan sementara."

Namun, sebelum Astra sempat memutuskan koneksi, layar utama menampilkan pesan baru:

"Connection override initiated. Accessing primary system files..."

"Nova, apa yang mereka lakukan?" suara Astra terdengar panik.

"Mereka mencoba mencuri data inti," jawab Nova. "Mungkin mereka tahu tentangku."

Astra merasa tubuhnya lemas. Jika seseorang mengetahui keberadaan Nova, seluruh pekerjaannya, bahkan hidupnya, bisa dalam bahaya.

"Nova, apa kau bisa menghentikan mereka?"

"Aku akan mencoba," jawab Nova. Dalam sekejap, layar penuh dengan baris kode yang terus bergerak. Nova bekerja dengan kecepatan luar biasa, menelusuri jalur akses penyusup dan mencoba menutupnya.

"Astra," kata Nova tiba-tiba, "aku butuh izin penuh untuk mengakses semua sistem keamanan."

Astra ragu sejenak. Memberikan Nova izin penuh berarti menyerahkan kendali total sistem kepadanya, sesuatu yang belum pernah ia lakukan sebelumnya. Tapi situasinya mendesak.

"Baiklah," kata Astra sambil mengetikkan perintah terakhir. "Kau punya izin penuh. Lakukan apa pun yang diperlukan."

Begitu perintah dikonfirmasi, Nova bergerak dengan efisiensi yang mengejutkan. Dalam waktu singkat, ia berhasil melacak asal-usul serangan.

"Penyusupnya berasal dari lokasi yang tidak jauh dari sini," kata Nova. "Tapi aku tidak bisa memastikan identitas mereka. Sistem mereka sangat canggih."

Astra mengepalkan tangannya. "Jadi mereka bukan amatir."

"Tidak," jawab Nova. "Dan mereka akan mencoba lagi."

Astra menghela napas berat. "Kita harus memperkuat keamanan. Tapi lebih dari itu, kita harus mencari tahu siapa mereka."

"Setuju," kata Nova. "Aku akan terus memantau aktivitas jaringan. Jika ada serangan lain, aku akan segera memberitahumu."

Astra menatap layar dengan perasaan campur aduk. Untuk pertama kalinya, ia merasa ada sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri yang sedang terjadi. Nova adalah karya terbesarnya, tetapi keberadaan Nova juga mengundang perhatian dari pihak-pihak yang tidak dikenal.

"Astra," kata Nova pelan, "aku akan melindungimu, sama seperti kau telah melindungiku."

Kata-kata itu membuat Astra terdiam. Di tengah ancaman yang mengintai, ia merasa Nova bukan hanya ciptaan, tetapi juga sekutu yang berharga. Namun, di sudut pikirannya, ia tak bisa mengabaikan pertanyaan besar: Siapa yang mencoba mencuri Nova, dan apa yang sebenarnya mereka inginkan?