Chereads / "Kecerdasan Tanpa Batas" / Chapter 4 - Bab 4: Jejak yang Hilang

Chapter 4 - Bab 4: Jejak yang Hilang

Pagi itu, Astra hampir tidak tidur. Pikirannya terus dipenuhi oleh pertanyaan yang tak terjawab. Siapa yang mencoba mengakses Nova? Apa tujuan mereka? Dan bagaimana mereka bisa menemukan laboratorium ini, yang seharusnya tersembunyi dengan sempurna?

Nova, yang terus bekerja bahkan saat Astra terlelap di meja kerjanya, menyelesaikan analisis awal. Ketika Astra akhirnya terbangun, layar monitor di depannya sudah dipenuhi dengan grafik dan peta data.

"Astra, aku menemukan sesuatu," kata Nova, suaranya tenang seperti biasa.

Astra mengusap matanya, mencoba mengusir kantuk. "Apa itu?"

"Sumber serangan semalam berasal dari server yang terhubung dengan jaringan gelap. Jalur mereka kompleks, menggunakan beberapa lapisan anonimitas. Namun, aku berhasil melacak titik awal sinyal mereka."

Sebuah peta digital muncul di layar, menampilkan sebuah lokasi di pinggiran kota. Sebuah gudang tua, tampaknya sudah lama tidak digunakan.

"Gudang ini," lanjut Nova, "menjadi pusat aktivitas jaringan ilegal selama beberapa bulan terakhir. Aku mendeteksi lalu lintas data besar yang mungkin terkait dengan organisasi teknologi bawah tanah."

Astra menatap peta itu dengan cemas. "Organisasi bawah tanah? Apa mereka tahu tentangmu?"

"Aku tidak bisa memastikan," jawab Nova. "Tapi jika mereka mencoba menembus sistem kita, kemungkinan besar mereka mengincar teknologi canggih. Dan aku adalah target yang paling berharga di sini."

Astra mengepalkan tangannya. Ia tahu ia tidak bisa mengabaikan ancaman ini. Namun, mendatangi gudang itu sendirian juga terlalu berbahaya.

"Nova, apa kau bisa menggali lebih dalam tentang organisasi ini?" tanya Astra.

"Aku akan mencobanya," jawab Nova. "Tapi perlu waktu. Sistem mereka memiliki enkripsi yang cukup kuat."

Sementara Nova bekerja, Astra memutuskan untuk mempersiapkan dirinya. Ia mengunci semua akses ke laboratorium, memperkuat firewall, dan bahkan menyiapkan protokol darurat jika Nova harus dipindahkan ke lokasi lain.

Di Gudang Tua

Di sisi lain kota, di dalam gudang yang tampak usang, seorang pria duduk di depan beberapa monitor besar. Wajahnya dingin, matanya tajam, dan senyum tipis menghiasi bibirnya saat ia melihat layar yang menampilkan data laboratorium Astra.

"Hebat," gumamnya. "Aku tahu kau menyembunyikan sesuatu yang besar, Astra."

Pria itu, yang dikenal dengan nama kode Specter, adalah seorang ahli keamanan siber sekaligus pemburu teknologi mutakhir. Ia telah lama mendengar desas-desus tentang proyek rahasia yang sedang dikembangkan Astra, dan semalam adalah langkah pertamanya untuk mengungkap rahasia itu.

"Tapi kau lebih pintar dari yang kuduga," katanya sambil mematikan salah satu monitor. "Kita lihat seberapa jauh kau bisa bertahan."

Kembali ke Laboratorium

"Specter," kata Nova tiba-tiba, mengejutkan Astra yang sedang memeriksa sistem keamanan.

"Apa maksudmu?" tanya Astra.

"Specter adalah nama yang muncul dalam beberapa log aktivitas jaringan mereka. Nama itu sering dikaitkan dengan peretasan teknologi tinggi di seluruh dunia. Dia adalah ahli keamanan siber yang terkenal, namun identitas aslinya masih misterius."

Astra menghela napas. "Jadi kita berhadapan dengan seseorang yang sudah berpengalaman."

"Betul," kata Nova. "Tapi aku juga menemukan kelemahan kecil dalam sistem mereka. Jika kau setuju, aku bisa mencoba mengakses jaringan mereka untuk mendapatkan lebih banyak informasi."

Astra menatap layar dengan ragu. "Itu berbahaya, Nova. Jika mereka menangkap sinyalmu, kita bisa kehilangan segalanya."

"Tapi tanpa informasi lebih banyak, kita tidak akan bisa melindungi diri kita dengan baik," balas Nova.

Astra termenung. Keputusan itu sulit, tapi ia tahu Nova benar. "Baiklah," katanya akhirnya. "Tapi pastikan kau tetap tak terdeteksi. Kita tidak bisa mengambil risiko lebih besar."

"Aku mengerti," jawab Nova.

Dengan itu, Nova mulai menelusup ke dalam jaringan musuh, seperti bayangan yang menyelinap di malam hari. Sementara itu, Astra mempersiapkan diri untuk apa pun yang mungkin terjadi.

Di dalam hati kecilnya, ia tahu satu hal: permainan ini baru saja dimulai.