Chereads / Bisikan di Rumah Tua / Chapter 7 - Bayangan yang Membisik

Chapter 7 - Bayangan yang Membisik

Hari-hari berlalu dengan tenang setelah ritual di gudang tua. Aria dan Leo kembali ke rutinitas mereka, tetapi pikiran tentang bayangan itu terus menghantui mereka. Setiap malam, Aria terbangun dengan perasaan gelisah, seakan ada yang mengawasinya dari kegelapan kamar tidurnya.

Suatu malam, ketika hujan turun dengan deras, Aria mendengar bisikan yang aneh. Bisikan itu datang dari cermin di sudut kamarnya, cermin yang sebelumnya tidak pernah memberinya perasaan aneh. Dia duduk di tempat tidur, memperhatikan cermin itu dengan cemas. Bayangan dirinya di cermin tampak biasa saja, tetapi bisikan itu terus berlanjut, semakin jelas seiring berjalannya waktu.

*"Aria... Aria..."* suara itu memanggil, lembut tetapi penuh dengan sesuatu yang tidak bisa dijelaskan.

Aria berdiri, perlahan mendekati cermin. "Siapa di sana?" tanyanya, suaranya hampir berbisik.

Tidak ada jawaban, hanya bayangannya sendiri yang memantulkan wajah yang penuh dengan kecemasan. Namun, bisikan itu terus berlanjut, membisikkan kata-kata yang tak bisa dipahami, seolah-olah berasal dari dunia lain.

Pagi harinya, Aria menceritakan kejadian itu kepada Leo. Mereka berdua memutuskan untuk menemui Dr. Sinclair lagi, mencari jawaban tentang apa yang sebenarnya terjadi. Dr. Sinclair menyambut mereka dengan wajah serius, mendengarkan cerita Aria dengan perhatian penuh.

"Bisikan dari cermin bisa berarti banyak hal," kata Dr. Sinclair, berjalan ke rak buku di ruangannya. "Kadang-kadang, cermin bisa menjadi portal untuk entitas dari dimensi lain. Tapi dalam kasusmu, ini mungkin ada hubungannya dengan bayangan yang kalian kurung."

Aria merasa ngeri mendengar penjelasan itu. "Jadi, bayangan itu masih bisa berkomunikasi dengan kita?"

Dr. Sinclair mengangguk pelan. "Mungkin. Atau mungkin ada entitas lain yang mencoba berkomunikasi. Kita harus mencari tahu lebih lanjut."

Mereka memutuskan untuk kembali ke gudang malam itu, membawa peralatan tambahan untuk memeriksa cermin dan memastikan bahwa bayangan itu masih terkurung. Saat mereka tiba di sana, suasana di sekitar gudang terasa berbeda. Udara terasa lebih dingin, dan suara angin berdesir terdengar seperti bisikan-bisikan kecil.

Dr. Sinclair mulai memeriksa cermin, menggunakan alat-alat yang tampak seperti berasal dari zaman kuno. Cahaya lilin yang mereka nyalakan bergetar, menciptakan bayangan yang bergerak di dinding gudang. Aria dan Leo berdiri di belakang, memperhatikan dengan cemas.

"Bayangan itu masih ada di sini," kata Dr. Sinclair setelah beberapa saat. "Tapi ada sesuatu yang aneh. Ada energi lain yang terhubung dengan cermin ini."

Leo merasa bulu kuduknya berdiri. "Energi lain? Apa maksudmu?"

Dr. Sinclair menghela napas. "Aku tidak yakin, tapi ini bukan hanya tentang bayangan itu. Mungkin ada entitas lain yang terlibat, sesuatu yang lebih kuat atau lebih tua."

Aria merasakan ketakutan yang mendalam. "Apa yang harus kita lakukan?"

Dr. Sinclair menatap mereka dengan serius. "Kita harus melakukan ritual lagi, tetapi kali ini kita harus lebih berhati-hati. Kita harus memastikan bahwa tidak ada yang bisa keluar dari cermin ini."

Malam itu, mereka memulai ritual lagi, dengan Aria dan Leo membantu Dr. Sinclair. Saat mantra-mantra kuno dilantunkan, cermin itu kembali bergetar, tetapi kali ini, bayangan di dalamnya tampak lebih gelisah. Suara bisikan dari cermin semakin keras, seolah-olah mencoba untuk berbicara kepada mereka.

"Aria... Leo... dengarkan aku..." suara itu berbisik, penuh dengan keputusasaan.

Aria merasa hatinya tergetar mendengar suara itu. "Siapa kamu?" tanyanya, mencoba menahan rasa takut.

"Seseorang yang terjebak," jawab suara itu. "Tolong aku... aku bukan bayangan itu..."

Dr. Sinclair melanjutkan mantra dengan lebih intens, tetapi Aria merasa ada sesuatu yang tidak beres. Dia menatap Leo, mencari dukungan. "Bagaimana jika ada seseorang yang benar-benar terjebak di sana?"

Leo menggelengkan kepala, bingung. "Tapi kita tidak bisa berhenti sekarang. Bagaimana jika ini hanya trik bayangan itu?"

Aria merasakan kebingungan yang mendalam, tetapi dia tahu bahwa mereka harus melanjutkan. "Kita harus menyelesaikan ritual ini," katanya akhirnya, memutuskan untuk mempercayai naluri mereka.

Saat mantra terakhir diucapkan, cermin itu berhenti bergetar, dan keheningan menyelimuti gudang. Namun, sebelum mereka bisa merasakan lega, suara itu terdengar lagi, lebih lemah tetapi masih ada.

"Kalian membuat kesalahan besar..." suara itu berbisik, sebelum akhirnya menghilang.

Aria dan Leo saling berpandangan dengan cemas. "Apa maksudnya dengan kesalahan besar?" tanya Leo, suaranya penuh kekhawatiran.

Dr. Sinclair menatap cermin dengan wajah serius. "Aku tidak tahu, tapi kita harus tetap waspada. Mungkin ada lebih banyak yang kita tidak ketahui."

Mereka meninggalkan gudang malam itu dengan perasaan yang campur aduk. Meskipun mereka berhasil menyelesaikan ritual, ada perasaan bahwa sesuatu yang lebih besar sedang terjadi. Aria tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa mereka telah menyentuh sesuatu yang tidak mereka pahami sepenuhnya.

Di dalam cermin di gudang tua itu, bayangan tetap terkurung, tetapi bisikan dari dunia lain masih mengintai, menunggu saat yang tepat untuk kembali.

---