Setelah ritual terakhir, Aria dan Leo mencoba melanjutkan hidup mereka seperti biasa. Namun, rasa gelisah terus menghantui mereka. Malam-malam Aria dipenuhi mimpi buruk tentang bisikan dan bayangan gelap, sementara Leo merasakan perasaan aneh seolah-olah mereka terus diawasi.
Suatu malam, Aria menerima telepon dari Dr. Sinclair. Suaranya terdengar serius, hampir putus asa. "Aku menemukan sesuatu," kata Dr. Sinclair. "Kita harus bertemu secepat mungkin."
Mereka bertemu di kantor Dr. Sinclair, di mana dia menunjukkan sebuah buku kuno yang baru saja ditemukan di perpustakaan universitas. Buku itu penuh dengan simbol-simbol dan mantra-mantra kuno, tetapi yang paling menarik perhatian adalah sebuah bab tentang "Entitas dari Dimensi Lain."
"Aku yakin ini berhubungan dengan cermin itu," kata Dr. Sinclair. "Ada entitas lain yang terperangkap di sana, sesuatu yang lebih tua dan lebih berbahaya daripada yang kita duga."
Aria merasa bulu kuduknya berdiri. "Apa yang bisa kita lakukan?"
Dr. Sinclair menghela napas. "Kita harus menghancurkan cermin itu, tapi itu tidak akan mudah. Cermin itu tidak hanya benda biasa; ia adalah portal. Menghancurkannya bisa membuka portal itu dan melepaskan entitas di dalamnya."
Leo tampak bingung. "Jadi, kita harus memilih antara membiarkan cermin itu tetap ada atau mengambil risiko melepaskan sesuatu yang lebih berbahaya?"
Dr. Sinclair mengangguk. "Ya, itu pilihan yang sulit. Tapi aku pikir kita tidak punya banyak waktu. Entitas itu mungkin sudah mencoba menemukan cara untuk keluar."
Mereka kembali ke gudang malam itu dengan peralatan yang mereka harap bisa menghancurkan cermin. Suasana di sekitar gudang terasa semakin mencekam. Angin malam berdesir dengan suara yang mirip bisikan, membuat mereka merasa tidak nyaman.
Saat mereka mendekati cermin, Aria bisa merasakan kehadiran yang menakutkan. Cermin itu tampak lebih gelap dari sebelumnya, seolah-olah kegelapan di dalamnya semakin dalam.
Dr. Sinclair mempersiapkan ritual terakhir untuk menghancurkan cermin, dengan Aria dan Leo berdiri di sampingnya. Saat ritual dimulai, cermin itu mulai bergetar hebat, dan suara gemuruh memenuhi gudang. Bayangan di dalam cermin tampak bergerak liar, seolah-olah mencoba melarikan diri.
"Kita harus segera menyelesaikannya!" teriak Dr. Sinclair di tengah suara gemuruh.
Aria dan Leo membantu sekuat tenaga, tetapi tiba-tiba cermin itu meledak dengan suara yang memekakkan telinga, menghantarkan serpihan kaca ke segala arah. Aria terjatuh ke belakang, merasakan nyeri di lengannya saat serpihan kaca menyayat kulitnya. Leo terhuyung ke samping, berusaha melindungi dirinya dari pecahan kaca.
Ketika debu mereda, mereka melihat sesuatu yang mengerikan. Dari cermin yang hancur, muncul bayangan yang lebih besar dan lebih gelap dari sebelumnya. Entitas itu tidak memiliki bentuk yang jelas, tetapi kehadirannya memancarkan aura kegelapan yang membuat udara di sekitar mereka menjadi berat.
"Apa yang telah kita lakukan?" bisik Leo, suaranya gemetar.
Entitas itu bergerak perlahan, mendekati mereka. Aria merasa tubuhnya kaku, tidak bisa bergerak. Dr. Sinclair mencoba melantunkan mantra, tetapi suaranya terputus-putus oleh rasa takut yang mencekam.
Entitas itu melayang mendekati Dr. Sinclair, dan sebelum mereka bisa bereaksi, entitas itu menyentuhnya. Dr. Sinclair berteriak, tubuhnya terangkat ke udara sebelum jatuh ke tanah dengan tubuh yang tak bernyawa.
Aria dan Leo terpaku di tempat, menyaksikan kejadian itu dengan horor. Mereka tahu mereka harus lari, tetapi kaki mereka terasa seperti dipaku ke tanah.
"Kita harus keluar dari sini!" teriak Leo, menarik tangan Aria.
Mereka berlari keluar dari gudang, entitas itu mengikuti di belakang mereka. Aria bisa merasakan napasnya semakin berat, rasa sakit di lengannya semakin parah. Mereka berhasil mencapai mobil dan dengan cepat melajukan kendaraan menjauh dari gudang itu.
Namun, saat mereka melaju di jalan gelap, Aria merasa bahwa ini belum berakhir. Entitas itu mungkin terkurung di gudang, tetapi kekuatannya masih bisa dirasakan. Mereka harus mencari cara untuk menghentikannya, atau mereka tidak akan pernah bisa hidup dengan tenang.
Mereka kembali ke rumah Leo, di mana mereka berusaha menenangkan diri. Aria membalut lukanya, sementara Leo mencoba menghubungi orang-orang yang mungkin bisa membantu. Mereka tahu bahwa mereka tidak bisa menghadapi ini sendirian.
Malam itu, saat mereka duduk di ruang tamu, Aria mendengar bisikan lagi. Tapi kali ini, bisikan itu berbeda. Itu bukan dari cermin, melainkan dari sudut gelap ruangan.
"Kalian tidak bisa lari..." suara itu berbisik, penuh dengan ancaman.
Aria dan Leo saling berpandangan dengan cemas. Mereka tahu bahwa mereka telah membangkitkan sesuatu yang lebih besar dari yang mereka bayangkan, dan sekarang mereka harus mencari cara untuk menghentikannya, sebelum semuanya terlambat.
---