Di bawah langit yang berkilauan dengan ribuan bintang, seorang bayi terbungkus kain hitam pekat diletakkan di depan gerbang sebuah desa terpencil. Udara malam itu membawa aroma kematian, dan jejak darah samar terlihat di tanah tempat bayi itu ditinggalkan. Tak ada tanda siapa yang meninggalkannya, hanya sepotong medali kuno yang tergantung di leher bayi itu. Medali itu memancarkan cahaya redup, seolah melindungi pemiliknya dari sesuatu yang mengintai dalam kegelapan.
Para penduduk desa menemukannya keesokan harinya, tetapi tak ada yang berani mengambilnya. "Kutukan," bisik salah seorang dari mereka. "Lihatlah simbol itu. Itu adalah tanda klan terlarang."
Namun, seorang pria tua, yang dikenal sebagai pengembara tanpa nama, mengambil bayi itu tanpa ragu. Dengan tatapan yang tajam namun penuh kasih, ia berkata, "Anak ini... dia membawa sesuatu yang bahkan para dewa pun takutkan. Tapi takdirnya belum ditulis. Aku akan memastikan dia hidup untuk mengukir takdirnya sendiri."
Selama bertahun-tahun, pria tua itu membesarkan bayi tersebut, memberinya nama Lin Tian. Lin Tian tumbuh menjadi anak yang berbeda dari yang lain. Tubuhnya terasa seperti menyerap energi alam secara alami, bahkan tanpa dia sadari. Namun, setiap malam bulan purnama, rasa sakit luar biasa akan melanda tubuhnya, seolah ada kekuatan besar yang tersembunyi di dalam dirinya mencoba keluar.
Pada ulang tahunnya yang keenam belas, pria tua itu menghilang tanpa jejak, meninggalkan Lin Tian hanya dengan medali kuno dan secarik kertas. Di atasnya tertulis:
"Jika kamu ingin menemukan jawaban tentang dirimu, pergilah ke Sekte Langit Azure di Timur. Dunia ini lebih besar dari yang kamu bayangkan, dan musuhmu lebih dekat daripada yang kamu kira."
Dengan hati yang penuh pertanyaan dan tekad yang membara, Lin Tian memulai perjalanannya. Di balik kepergiannya, langit malam tampak berubah. Sebuah bayangan besar muncul di atas cakrawala, mengintai dari jauh.
"Anak itu telah bangkit," gumam sosok misterius. "Waktunya hampir tiba."