[Pov Penny]
Siang berganti malam, sudah berapa lama aku berada diruangan sini? Bahkan mereka tidak juga mengeluarkanku setelah berteriak dan menggedor pintu. Rasanya sangat lelah, marah, sedih bercampur menjadi satu membuat kepalaku ingin meledak saja.Melihat coretan dinding ini aku rasa sudah satu bulan lamanya terkurung dipenjara ini dan orangtua itu tidak menjemput,bahkan tidak sekalipun menjenguk. Jeritan kesakitan disetiap ruangan menghiasi tempat ini,bergumam disetiap malam menjadi kebiasaan orang-orang disini."Ugh, aku mengantuk kepalaku sakit"gumamku. Tak lama kemudian aku terbangunkan oleh suara garukan ditembok sangat jelas. Saat membuka mataku betapa terkejutnya aku melihat Sam setelah sekian lama tidak menampakan diri.
"Ah kau sudah bangun?" seringainya
"Kenapa kau baru datang setelah sekian lama?!" kesalku.
Beberapa saat setelah Sam datang menemuiku terasa ada hal yang berbeda terjadi disini. Tidak seperti biasanya, hari ini tampak sunyi membuatku terkejut karena tak lama kemudian terdengar suara *Kriett* pintu kamar sel ku terbuka!. Aku yang sudah dibutakan amarah langsung berlari keluar menyusuri lorong penjara si*lan itu *splash* suara genangan darah yang ku injak membuat irama yang sangat indah. Tak sadar aku sudah berada didepan pintu keluar.
"Kau yang melakukan semua ini?" tanyaku.
"Tentu saja! Bukankah yang namanya teman harus saling membantu?" menjawabku dengan senyuman
"Memang itulah gunanya dirimu, ayo kita pulang kerumah"
Aku dan sam berjalan dalam gelapnya malam dan udara yang menusuk hingga tulang, tak sabarnya inginku lihat ekspresi wajah mereka setelah sekian lama tidak bertemu. Selama perjalanan tidak ada rasa lelah yang kurasakan tetapi semangat yang membara dan kerinduan yang aku tahan selama ini meskipun Ibu dan Ayah tidak pernah peduli lagi padaku.
"Aku tau rasanya, kesal bercampur rindu yang kau rasakan Penny"
"Apa kau mencoba menghiburku?"
"Hihihi, Tidak juga. Aku bukan makhluk seperti itu"
***
Tak lama kemudian, Penny akhirnya bisa melihat rumah yang sangat ia rindukan selama ini. Desainnya yang sederhana, kehangatan yang menyelimuti rumah tersebut, bahkan interior yang tak berubah membuatnya kembali mengenang masa-masa indahnya disana. Saat Penny mulai memasuki pekarangan rumahnya tiba-tiba seseorang berteriak menyuruhnya untuk berdiri diam.
"Berhenti! Siapa disana?! Jika tidak menjawab aku akan lapor polisi!" pria itu mengertak Penny
"Hah? Tu-tunggu ayah! Ini aku!" Teriaknya
"Apa?!" Jawabnya terheran.
Pria menatapnya dengan tatapan aneh, Penny yang berdiri dengan baju compang-camping dihiasi noda darah disetikar baju dan wajahnya, bau amis menyengat meskipun mereka berjauhan membuat siapapun yang melihatnya bergidik ngeri. Lalu pria tersebut perlahan mundur kearah pintu sambil memberikan isyarat pada seseorang didalam rumah untuk segera menelpon polisi. Penny yang awalnya hanya berdiri diam dihalaman rumah kini perlahan demi perlahan melangkahkan kakinya terus menuju arah pintu.
"Apa-apaan ini Penny, mereka bukannya menyambut malah bersikap seolah kau pencuri disini" Bisik Sam mencoba membuat Penny marah.
"Ah sial*n sial*n sial*n! Aku benci terus diperlakukan tidak adil begini" Umpatnya sambil terus berjalan, cepat dan semakin cepat.
"KIKIKIKIK..Bagus, memang begitu seharusnya" Sam menyeringai diam dibelakang Penny.
Dengan cepat pria itu menutup pintu dan menguncinya, lalu dia berlari menarik istrinya yang sedang menelpon polisi masuk kedalam kamar mereka. Sebenarnya sesaat dia menutup pintu, sempat melihat sosok mengerikan menyeringai padanya.
"Apa yang terjadi?" Tanya Istrinya
"Kau diam disini jaga anak kita, aku akan memeriksa keadaan diluar" Jawab pria itu bergegas keluar
"Apa?! Tunggu, bagaimana jika terjadi sesuatu. Sebaiknya kita tunggu disini sampai polisi datang"
"Tidak, jangan khawatir aku akan segera kembali"
Kemudia dia pergi menuruni tangga menuju pintu dengan berbekal senjata yang sudah ia siapkan.
Disisi lain, Penny yang merasa heran dengan apa yang dilakukan ayahnya mulai kesal dan sangat marah. Entah sampai kapan ia akan diperlakukan seperti ini. Penny yang mulai berjalan menuju pintu dan menggedor-getor tanpa jeda sambil menjerit, berteriak memanggil Ayah Ibu membuat si Pria tersentak, senjatanya terjatuh begitu saja lalu dengan cepat menghampiri pintu. Ingatan-ingatan yang lama terkubur mulai merangkak naik. Siapa wanita ini, kenapa dia ada disini, lalu Ayah dan Ibu?. Karena dia seakan mengetahui bahwa kejadian ini pasti akan terjadi, bagaimanapun dia berusaha untuk menghentikannya di rasa akan sia-sia saja.
"Ka-kakak, tenanglah.Ini aku, Leo" Ucapnya pelan
Saat Penny mendengar suara tersebut, bukannya menjadi tenang justru dia malah semakin menjadi. Karena perasaan bencinya terhadap sang adik yang sudah ia tabung selama ini membuatnya gila.Bisikan-bisikan yang Sam tanam telah membuatnya menjadi makhluk yang sangat mengerikan.
"Dasar anak ber*ngs*k, berani-beraninya kau memanggilku kakak"
(Buagh) Suara hentakan yang cukup keras membuat Elena sang Istri terkejut, membuatnya sangat khawatir dengan apa yang terjadi dibawah sana. Disisi lain, Leo yang terhantam pintu meringis kesakitan.Dia tidak menyangka kakaknya akan melakukan hal tersebut sebelum dia sempat menghindar.Saat dia berusaha menjaga kesadarannya, betapa terjekut dan ketakutannya Leo melihat kakaknya dengan penuh darah berdiri tepat dihadapannya. Belum sempat dia bangun dari duduknya, Penny dengan cepatnya menggenggam leher sang adik kemudian dia mencekiknya dengan sekuat tenaga hingga Leo tidak dapat melawan.Elena yang diam-diam berjalan menuju tangga terkejut melihat suaminya yang tak berdaya. Dia memberanikan diri mengambil senjata yang tadi Leo jatuhkan, kemudian menembakan peluru tersebut tepat dikelapanya yang membuat Penny langsung tersungkur.Elena berlari menyelamatkan Leo yang tergeletak lemas lalu menyeretnya sekuat tenaga naik keatas.
"Oh Tuhan, aku mohon..." lirihnya
Sambil beruarai airmata, Elena berusaha memberikan pertolongan pertama sembari menunggu Polisi dan Ambulance datang kerumah mereka.
"Ugh...Ka-kak?"
"Leo? Kau sudah sadar? Pelan-pelan sayang jangan memaksakan dirimu"
"A-pa y-yang..terjadi pada kakak?"
Elena menangis terus menerus, dia tidak bisa berhenti dan menjawab pertanyaan Leo karena khawatir dengan apa yang telah dia lakukan pada satu-satunya keluarga dia yang tersisa.Leo yang melihat reaksi istrinya paham apa yang sebenarnya terjadi tadi.Karena hanya itulah jalan yang harus dia lakukan untuk menyelesaikan semuanya.
"Tidak apa, berhentilah menangis"
Tidak lama kemudian polisi datang, dan langsung mengamankan tempat kejadian tersebut.
Setelah kejadian itu, Leo dan keluarganya kini berada dirumah sakit untuk mendapatkan perawatan.Selama dau hari penyelidikan polisi tidak bisa menemukan jasad Penny seperti apa yang mereka laporkan sebelumnya.
"Kami tidak bisa menemukan pelaku penyusupan tersebut"
Begitulah yang polisi katakan sembari memperlihatkan rekaman CCTV. Dari rekaman tersebut terlihat jika pintu terpental dengan sendirinya, bahkan Elena terlihat hanya menembakan peluru pada angin saja.
"Elena, sebaiknya kamu beristriharat dulu sekarang"
"Tapi..Apa semua akan baik-baik saja? Aku sangat takut" Ucapnya nampak gelisah
"Aku harap begitu" Jawab Leo tak yakin
Karena dia tau apa yang sebenarnya terjadi, kenapa kakaknya jadi seperti itu, dan kenapa Ayah maupun Ibunya mengalami serangkaian kejadian yang sangat mengerikan setelah kakaknya dimasukan ke rumah sakit jiwa.