Di suatu kamar yang terlihat mewah dan rapi, ada Ernest yang tengah menghela napas dan menaruh tasnya di sisi kasur dan ia langsung menjatuhkan diri ke kasur. Ia tampak sangat lelah, terlihat dari matanya yang menghitam dan ia yang kurusan.
"Akhirnya pulang juga.." ia merasa lega karna bisa kabur dari Julya yang seperti orang gila menunggunya di depan toilet.
Pagi harinya Ernest terbangun oleh alarm, ia tidak bisa tidur tadi malam, ia baru tertidur jam 2 subuh dan ia terbangun jam 6 dini hari. Dengan wajah lelahnya dan jalan yang lunglai ia berjalan ke arah kamar mandi untuk mencuci muka dan sikat gigi.
Ernest memakai baju santai dan pergi dari rumahnha dengan membawa tas dan kunci.
Sesampainya Ernest di tujuan yaitu perpustakaan, Ernest langsung mencari buku untuknya mengerjakan skripsi.
Di suatu perpustakaan pribadi milik Julya pun kini sedang membaca buku yang sama dan beberapa buku yang berbeda. Keduanya sama-sama tengah mengerjakan skripsi dengan giat yang membedakan adalah Julya di perpustakaan pribadi sedangkan Ernest perpustakaan umum yang sedang ramai saat itu.
Julya mengetik di laptopnya dengan penuh semangat dengan di temani oleh secangkir kopi dan juga musik yang dimainkan oleh pemain orcestra di lantai 2. Julya memang kaya jadi suka-suka dia ajalah.. (^_^;)))
"Permisi nona.. ada tamu yang datang" ucap pelayan itu dengan nada rendah dan tak berani menatap Julya.
"Siapa?" Tanya Julya dengan nada yang pelan.
"Katanya mereka teman nona dari universitas, mereka doktor hewan yang sudah dapat izin nona.. mereka bilang seperti itu" jawab pelayan itu.
"Ooh.. suruh mereka masuk dan sediakan camilan" July menutup laptopnya.
"Baik" pelayan itu menjawab dan langsung pergi setelah membungkuk sedangkan Julya menyuruh orcetra itu untuk berhenti dan keluar dari sana.
Sesampainya Julya di ruang tamu ada banyak orang sekitar 10 orang dengan 6 laki-laki dan 4 perempuan yang membawa banyak barang.
"Kalian kesini mau pindahan atau mau meneliti, sih?" Tanya Julya kesal karna mereka ruangan itu jadi berantakan.
"Maaf ya.." ucap perempuan berambut pendek.
"Yasudahlah" Julya duduk di sofa single sambil duduk ala vincent. "Aku akan menunjukannya kalau kalian sudah siap" ucap Julya sambil memegang secangkir teh hangat.
"Baik" mereka dengan semangat memegang alat-alat mereka ada yang pegang buku, ada yang bawa kamera, dan ada juga yang membawa alat medis entah untuk apa.
"Kami siap" ucap salah satu lelaki yang ada disana. Julya bangun dari duduknya dan mengantar mereka ke halaman belakang.
"Waaa.. luas banget" ucap perempuan berkaca mata dengan membawa notes.
Mereka mengagumi tempat itu sedangkan Julya ia hanya diam melihat sekitar. "Ayo naik" Julya duduk di golf cart limo berwarna putih.
"Emang harus pakai ini?" Tanya laki-laki yang memegang kamera merasa aneh.
"Harus.. kalau tidak mau yasudah" setelah Julya bilang begitu, mereka langsung naik dan supir pun menancap gas kesuatu tempat.
July Aviary, mereka sampai di sana tempat dimana burung-burung, tanaman dan hewan lainnya berada. Mereka masuk kedalam dan betapa terkejutnya mereka yang melihat keindahan alam buatan tersebut.
"Indahnya.." kagum mereka sambil melihat sekelilingnya.
"Ini bagian tanaman, burung dan ikan.. kalau kalian mau melihat hewan lainnya silahkan panggil dia" Julya menunjuk seorang pria dengan seragam berwarna coklat.
"kalau ada yang mau ditanya juga tanyakan saja padanya" ucap Julya memperkenalkan keeper Aviary.
"Oke!" Ucap mereka dengan semangat.
"Kamu jawab pertanyaan mereka, bimbing mereka, awasi, dan jaga mereka, mengerti?" Tanya Julya dengan wajah serius.
"Baik nona, serahkan pada saya" jawab keeper tersebut.
"Bagus.. ajak lah satu keeper lainnya untuk menemanimu" ucap Julya.
"Baik" setelah mendapat jawaban Julya pun berbalik badan ke temannya.
"Gue pergi dulu ya.. daah.." pamit Julya.
"Iya terimakasih udah izinin kita untuk kesini" ucap perempuan berambut pendek.
"Ya.. sama-sama. Asalkan kalian tepati janji kalian jadi tak masalah" jawab Julya setelahnya ia pun pergi dari sana.
Julya pergi ke garden utara karna disana adalah lapangan udara. Julya kesana untuk menaiki helikopter untuk ke pulau milik keluarganya yang berada di selatan.
"Pagi nona" sapa salah satu orang disana.
"Apa sudah siap?" Tanya Julya.
"Sudah siap, nona" jawabnya, kemarin pria di hadapan Julya ini disuruh oleh Julya untuk menyiapkan Helikopter karna ia akan pergi ke pantai dan kini orang-orang disana sangat sibuk mondar-mandir tak sempat menyapa Julya.
"Kalau begitu kita berangkat" Pelayannya itu pun mengangguk dan pergi dari sana sedangkan Julya pergi untuk memakai double parasut.
Mereka pergi dari sana dan sesampainya Julya di pantai, Ia di sambut oleh 5 pelayan disana yang menjaga vila. Hanya ada 5 pelayan karna yang lain mengurusi pengunjung yang sedang ramai di sana.
"Pagi nona" ucap mereka serentak setelah Julya menginjakkan kaki di depan mereka.
"Pagi.." Julya melihat-lihat pemandangan dan langsung menuju sebuah paviliun yang berisikan seorang pria yang sedang bersantai disana dengan secangkir tehnya.
"Kak.." pria itu pun menoleh kearah Julya.
Pria itu menoleh ke sumber suara dan menyadari kalau yang memanggilnya adalah adik tirinya. "Duduklah" ucap Pria itu sambil meletakan cangkir tehnya di meja.
"Ada apa kaka mengundangku kemari?" Tanya Julya.
"Tidak boleh ya?" Tanya pria itu dengan raut muka sedih.
"Iya.. tidak boleh" jawab Julya sambil membuang wajah.
"Maaf ya kaka jadi menganggu waktu kamu"
Theodore D. Landwind nama pria yang ada di samping Julya, yang membuat Julya kesal dengannya adalah sang ibu kandung Julya lebih menyayangi kaka tiri nya di bandingkan dia dan bahkan memberikan nama belakang keluarga. Namun Julya bukan dendam pada Theo melainkan ibunya, karna ia pikir ibunyalah yang membuat Julya jadi merasa kesepian dan untungnya Theo sangat menyayangi Julya.
"Kalau tidak ada yang mau dibicarakan lagi aku ingin tidur" ucap Julya hendak pergi namun di tahan oleh Theo. Theo menyuruh Julya untuk duduk kembali.
"Kemarilah duduk di samping kaka" ucap Theo menepuk tempat duduk di sampingnya. Julya pun menurutinya. Theo menarik bahu Julya untuk tidur di pahanya. "Walau tidak empuk dan sedikit tidak nyaman, tidur lah di sini aku akan menjagamu" ucapnya dengan lembut. Julya tidak menolak karna ia sangat mengantuk saat ini.
Julya mulai mengambil posisi nyamannya dan mulai menutup matanya. Theo mengelus kepala Julya perlahan memberikan Julya kenyamanan.
To Be Contineu