Chereads / Doamu Merubah Takdirku / Chapter 8 - Diana Galuh

Chapter 8 - Diana Galuh

"Permisi.. Havi.. Havi.. Apa benar ini rumah Havi?".

Havi yang sedang tertidur lelap seketika itu bangun saat mendengar suara lembut seorang wanita yang memanggil nama nya.

'Siapa yang datang? Seperti nya aku mengenal suara wanita ini..', ujar Havi di dalam hati.

Bergegas Havi bangkit dari tidur siang nya, mencuci muka nya sebentar, kemudian berjalan keluar rumah dan membuka pintu.

"Ya.. Sebentar", jawab Havi dari dalam rumah sambil membuka pintu rumah nya.

Pintu di buka dan seorang wanita tinggi serta cantik sudah ada di hadapan nya. Betapa terkejut nya Havi melihat siapa yang bertamu ke rumah nya hari ini.

"Ah.. anda kan..?", kata Havi yang masih terkejut.

Wanita cantik itu dengan senyum manis serta gigi-gigi putih nya melambaikan tangan ke arah Havi.

"Hai Havi.. Kau masih ingat aku kan?", tanya wanita itu.

Tentu saja Havi sangat mengenal wanita ini. Dialah Diana Galuh, murid yang menempati peringkat 1 di seluruh provinsi.

Di kehidupan sebelum nya, Diana pernah mengungkapkan perasaan cinta nya kepada Havi. Namun, saat itu Havi benar-benar berfokus dengan pendidikan nya. Perasaan cinta Diana kepada Havi tidak di tanggapi sama sekali.

Hingga saat Havi menjadi seorang residivis pun, Diana masih sempat mengunjungi nya. Padahal saat itu, Diana adalah salah satu dari sekian banyak nya korban jambret Havi.

Suatu hari saat Diana baru saja turun dari mobil nya, Havi yang memang sudah mengamati gerak-gerik calon mangsa nya ini, langsung saja merampas tas yang saat itu di pegang oleh Diana.

Tapi sayang nya, tas yang di rebut oleh Havi terlepas dari genggaman tangan nya. Havi kaget saat tahu jika Diana ini begitu responsive begitu tahu tas nya di rampas oleh seseorang.

Dengan cepat, Diana kembali mengambil tas yang saat itu sudah berada di tangan Havi. Diana bahkan sempat menendang tubuh bagian belakang Havi hingga dia jatuh terjungkal.

Orang-orang di sekitar yang tahu jika ada penjambret, segera mengelilingi Havi yang saat itu masih memakai topi. Orang-orang itu dengan cepat menangkap Havi dan membuka topi nya.

Diana sangat terkejut begitu menyadari jika yang berusaha mengambil tas nya adalah seseorang yang dia kenal. Bukan hanya kenal, tapi malah sangat kenal sekali.

Pria inilah yang selalu membuat nya merasa memiliki rival di dalam seluruh mata pelajaran di sekolah. Bukan hanya di tingkat sekolah saja, tapi juga di tingkat kecamatan, kabupaten bahkan hingga provinsi.

Pria ini jugalah yang pertama kali membuat nya mengenal apa itu cinta. Hingga sampai saat ini, Diana masih belum menikah karena berharap suatu saat nanti Havi akan datang kepada nya dan mengajak nya menikah.

Havi yang saat itu sudah tertangkap, hanya bisa tertunduk malu saja. Diana yang tidak mengira bahwa Havi yang dia tunggu selama ini, memang seperti lenyap di telan bumi karena tidak pernah mendengar kabar dari nya semenjak kematian kedua orang tua nya.

Diana pernah berpikir mungkin Havi pergi ke desa atau provinsi lain atau bisa saja berada di luar pulau. Tapi semua prasangka baik dari Diana kini berubah total saat melihat kejadian di depan nya ini.

Diana yang kecewa hanya bisa menampar pipi Havi saat itu di hadapan orang banyak. Sudah lebih dari 20 tahun Diana menunggu seseorang yang sangat di cintai nya ini. Tapi apa balasan nya sekarang.

Menunggu seseorang yang di cintai hingga mencapai usia paruh baya adalah hal terbodoh selama hidup nya. Diana benar-benar terbutakan akan cinta saat itu.

Diana berlari sambil menangis dan kemudian memasuki kantor nya. Hati nya begitu terasa hancur saat ini. Apalagi saat tahu pria yang selama ini di banggakan nya menjadi seorang kriminalis.

Diana ini sebenar nya adalah anak dari seorang pengusaha kaya. Ayah Diana, Herianto, membuka sebuah sorum khusus mobil-mobil sport import. Sedangkan Ibu Diana, Liyawati, membuka usaha restoran yang cukup terkenal di Kota Telaga.

Kedua orang tua Diana berkali-kali mendesak nya agar cepat menikah. Kedua orang tua nya bahkan mengatur perjodohan Diana dengan laki-laki lain. Tapi itu semua selalu di tolak oleh Diana dengan alasan masih menunggu seseorang yang di cintai nya.

Wajar bagi kedua orang tua Diana mendesak nya agar segera menikah. Selain ingin merasakan menimang cucu, usia kedua nya sudah tidak muda lagi. Bahkan sudah di katakan berusia lanjut.

Hingga saat kedua orang tua Diana meninggal, Diana masih juga belum berkeinginan untuk berumah tangga. Diana masih bertekad bulat hanya Havi lah yang pantas untuk nya.

Dan kini, semua harapan nya benar-benar hangus terbakar menjadi abu. Hilang sudah kebahagiaan dan masa muda nya hanya demi menunggu seseorang yang kini sudah menjadi residivis.

Terakhir kali Diana bertemu dengan Havi adalah saat di penjara. Havi di marahi habis-habisan oleh Diana. Havi hanya duduk sambil tertunduk lesu. Dia sangat merasa bersalah menggantung cinta seorang perempuan.

Hanya 15 menit Diana mengungkapkan semua kekecewaan nya kepada Havi. Tapi itu sudah cukup untuk menggambarkan betapa sakit nya perasaan Diana selama ini.

Sejak saat itulah Havi tidak pernah lagi mendengar kabar Diana. Menurut cerita dari orang-orang yang mempunyai hubungan dekat dengan keluarga Diana, dia pergi ke luar negeri dan menikah dengan seseorang di sana.

Tidak tahu apakah pernikahan Diana saat itu adalah pernikahan yang bahagia atau pernikahan terpaksa. Yang jelas, Diana pasti melakukan pernikahan itu karena ingin melampiaskan kemarahan nya kepada Havi.

Kembali ke masa sekarang di mana Havi yang menatap Diana sambil mengingat kisah nya di kehidupan lama nya.

Dengan meneteskan air mata yang secara tidak sadar keluar dari pelupuk mata nya, Havi kemudian memegang pergelangan tangan Diana dan membawa nya masuk ke rumah. Sementara pintu rumah nya langsung di kunci oleh Havi.

"Ha.. Havi.. kamu.. apa yang mau kau lakukan kepadaku?", tanya Diana dengan suara yang bergetar.

Diana begitu takut saat melihat tatapan Havi yang tajam tapi di penuhi dengan air mata. Dia ingin sekali lari dari rumah itu. Tapi apa daya, jalan masuk dan keluar hanya ada di depan nya dan terhalang tubuh tinggi Havi.

'Apakah mengunjungi Havi di rumah nya adalah sebuah kesalahan?' Kata-kata itu selalu berulang-ulang di pikiran Diana.

Hal tidak terduga kemudian terjadi. Havi dengan penuh air mata, kemudian bersimpuh di kaki Diana sambil mengucapkan kata-kata yang membuat Diana merasa kebingungan.

"Di.. Diana... Aku bersalah. Maafkan aku.. Sekali lagi maafkan aku.. Karena perbuatan bodohku saat itu, aku membuatmu harus menungguku selama puluhan tahun demi mendapatkan cinta sejati. Kali ini biarkan aku yang membalas semua kebaikanmu", kata Havi sambil menangis tersedu-sedu.

===========================