Chereads / Doamu Merubah Takdirku / Chapter 9 - Isi Hati Havi

Chapter 9 - Isi Hati Havi

"Di.. Diana... Aku bersalah. Maafkan aku.. Sekali lagi maafkan aku.. Karena perbuatan bodohku saat itu, aku membuatmu harus menungguku selama puluhan tahun demi mendapatkan cinta sejati. Kali ini biarkan aku yang membalas semua kebaikanmu", kata Havi sambil menangis tersedu-sedu.

Havi masih saja terus menangis seakan-akan dia sangat menyesali perbuatan nya. Sedangkan di sisi lain, Diana masih nampak kebingungan melihat keadaan Havi itu.

Diana berkata di dalam hati nya apa maksud semua perkataan Havi. Menunggu cinta sejati siapa, menunggu hingga puluhan tahun bagaimana dan kesalahan apa yang sudah di perbuat Havi kepada nya.

Semua semakin membingungkan saja saat tiba-tiba Havi berdiri kemudian langsung memeluk Diana. Tubuh Diana menegang, bergetar dan jantung nya berdetak dengan kencang.

Pelukan Havi yang begitu erat ini semakin membuat nya kesulitan untuk bernafas. Tapi di samping itu semua, Diana merasakan rasa nyaman yang belum pernah dia rasakan sebelum nya.

Diana yang memang diam-diam mencintai Havi, membiarkan saja apa yang akan di perbuat Havi kepada nya. Pikiran nakal Diana sedikit berimajinasi dan tiba-tiba saja pipi nya merona merah.

Sudah 10 menit kedua nya berada begitu dekat dengan keintiman. Diana bahkan melupakan semua perkataan Havi sebelum nya kepada Diana. Hingga akhir nya, Havi pun melepas pelukan nya.

Di lubuk hati kecil Diana, dia merasa kecewa karena Havi melepas pelukan nya. Ingin rasa nya dia meminta Havi untuk memeluk nya kembali.

Kedua pasang mata antara dua murid terbaik di provinsi mereka itu, kini saling beradu. Hampir saja Diana kelepasan untuk mencium bibir merah Havi, tapi Diana segera mengingat apa tujuan nya ke rumah Havi.

"Ha.. Havi...", kata Diana yang memecah keheningan kata di antara kedua nya.

Havi masih terdiam meskipun diri nya mendengar Diana memanggil nya. Tidak habis pikir bagaimana bisa di kehidupan lama nya dulu, Havi dengan tega menggantungkan cinta Diana. Entah apa yang saat itu di pikirkan oleh Havi terhadap wanita cantik dan sesempurna ini.

"Diana...".

Satu kata dari Havi yang kembali memanggil nama Diana, menjadi awal dari perbincangan pertama mereka.

"Aku ingin berbicara denganmu", kata Diana kepada Havi.

Havi pun mengangguk. Dia kembali membuka kunci pintu rumah nya dan mengajak Diana untuk berbincang-bincang di luar rumah. Diana hanya menuruti semua perkataan Havi.

Havi dan Diana duduk di luar rumah dan memilih dua buah batu besar pipih sebagai tempat duduk di mana mereka akan segera mengawali obrolan ini.

"Havi.. Yang tadi itu, aku tidak memahami maksud nya", kata Diana merujuk kepada perbuatan Havi sebelum nya.

Havi hanya tersenyum manis, dan itu cukup mengejutkan bagi Diana.

'Havi ini seperti nya berbeda dengan sebelum nya', ujar Diana di dalam hati.

"Maaf Diana.. Entah engkau akan percaya kepadaku atau tidak, yang jelas aku pernah berbuat salah kepadamu", jawab Havi yang masih menatap mata Diana.

"Kau salah apa kepadaku? Bukankah aku ini baru pertama kali ke rumahmu?", tanya Diana lagi.

"Itu sangat banyak jika aku katakan sekarang. Yang paling utama adalah aku pernah membuatmu menunggu selama lebih dari 20 tahun", jawab Havi dengan kejujuran.

Diana yang mendengar jawaban dari Havi segera menyentuh dahi Havi dengan telapak tangan nya.

"Seperti nya kau tidak demam", kata Diana polos.

"Ayolah Diana...", balas Havi singkat.

Diana mengira bahwa Havi sedang dalam keadaan tidak sehat. Mungkin saja Havi terlalu keras dalam belajar nya hingga membuat nya melantur.

"Havi.. berapa usiamu dan juga usiaku sekarang?", tanya Diana kepada Havi.

"Usiaku 17 tahun dan mungkin usiamu sama denganku", jawab Havi dengan keyakinan hati.

Di kehidupan lama nya, Havi pernah melihat identitas diri Diana yang mempunyai tahun kelahiran yang sama dengan nya, yaitu tahun 1976.

"Benar.. Usiaku memang sama denganmu Havi. Aku baru 17 tahun. Lalu bagaimana bisa kau membuatku menunggu selama lebih dari 20 tahun?"

"Aku sarankan kepadamu Havi, sebaik nya kau jangan terlalu memfokuskan dirimu pada mata pelajaran di sekolah. Sesekali kau harus keluar rumah agar tidak jenuh di rumah. Seperti yang ku lakukan juga saat ini", jawab Diana menambahkan sambil menjelaskan.

"Diana.. Aku tidak berbohong kepadamu sedikit pun. Di kehidupan lamaku, aku dan kamu..."

"Hihihi.. Kau seperti nya pengagum novel reinkarnasi ya?", jawab Diana yang memotong pembicaraan Havi.

Diana benar-benar mengira jika Havi terlalu banyak membaca novel bergenre reinkarnasi atau fantasi. Tapi tidak apa, itu malah membuat Diana yang sejak tadi di rumah merasa jenuh, jadi bisa menemukan kembali tawa dan mood nya.

Havi tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dia sudah berusaha jujur dan menjelaskan kebenaran kisah nya. Tapi, seperti nya Diana memang menganggap nya hanya terlalu banyak membaca novel atau terlalu banyak belajar.

Di sisi lain, Havi cukup merasa lega karena niat nya untuk menceritakan pengalaman reinkarnasi nya sendiri, hanya di anggap candaan saja.

Pada akhir nya dia malah baru menyadari sikap nya sendiri kepada Diana sebelum nya yang tiba-tiba saja memeluk Diana. Itu membuat hati Havi merasa gusar. Havi pun meminta maaf kepada Diana.

"Diana.. maaf atas sikapku kepadamu sebelum nya. Entah kenapa aku tiba-tiba ingin menangis di depanmu dan juga ingin memelukmu", kata Havi jujur.

Diana yang cantik hanya tersenyum. Dalam hati nya, Diana berkata.

'Pelukanmu masih kurang lama, Havi', ujar nya.

"Diana.. apa kau memaafkan semua salahku? Kenapa kau malah tersenyum?", tanya Havi menatap mata Diana dengan menaikkan sebelah alis nya.

"Oh.. itu.. Iya, aku memaafkanmu. Entah seperti apa salahmu kepadaku. Aku akan memaafkanmu atas kesalahan yang sudah dan belum kau buat", jawab Diana menatap Havi dengan hangat.

"Dan untuk pelukanmu kepadaku, aku tidak akan mempermasalahkan nya. Hanya saja seharus nya itu lebih lama..."

"Oh.. maksudku.. maksudku.. jangan terlalu lama. Aku.. aku baru pertama kali melakukan hal seperti itu", tambah Diana yang tiba-tiba salah berbicara.

'Diana... Kau... Memalukan sekali', ujar Diana kepada diri nya sendiri.

Havi yang memahami maksud sebenar nya dari Diana, hanya tersenyum manis. Havi yang sudah tahu isi hati Diana dari pengalaman kehidupan lama nya berjanji akan memberikan kesempatan Diana untuk merasakan cinta sejati.

Namun, hati nya sekarang bukan hanya untuk Diana saja. Masih ada wanita lain nya yang jauh lebih penting saat ini, yaitu Nuriana Salim.

Berkat wanita inilah, keajaiban dari Tuhan itu terjadi kepada nya. Dan mungkin hanya kepada nya saja sejak manusia ini di ciptakan dan menciptakan sejarah nya sendiri.

Hanya saja, di manakah wanita yang bernama Nuriana Salim kini. Apakah dia ada di Kota Telaga atau kota-kota lain nya. Jika dia ada di Kota Telaga, apa nama desa tempat tinggal nya.

Pikiran-pikiran itu kini berkecamuk di dalam otak Havi. Ingin rasa nya Havi segera menemui wanita penyelamat nya dan mengucapkan terima kasih. Ingin sekali rasa nya Havi memeluk Nuriana seperti yang baru saja di lakukan nya kepada Diana.

============================