Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

I Am The Serpent Syndicate (Mafia)

🇮🇩HOSUHIRO_Group
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
42
Views
Synopsis
Dalam dunia kriminal yang penuh intrik dan bahaya, Raven Seryn tumbuh sebagai pewaris ambisius dari The Serpent Syndicate, sebuah organisasi bawah tanah yang mendominasi pasar gelap dan jaringan informasi di Shadowhaven. Dipandu oleh ibunya, Kara Seryn, Marcus belajar bahwa kekuatan sejati bukan hanya tentang kekuatan fisik, tetapi tentang manipulasi cerdas dan strategi licik.
VIEW MORE

Chapter 1 - Bab 1: Prolog

Malam di Stormreach dipenuhi dengan suara gemerisik angin yang membawa aroma asap cerutu dan kebusukan ambisi manusia. Lampu-lampu minyak yang berpendar samar menerangi gang-gang sempit, di mana bayangan tampak lebih hidup daripada penghuninya. Di sebuah mansion yang megah namun menyeramkan, kantor pusat The Serpent Syndicate, Raven Seryn berdiri di samping jendela besar yang menghadap ke kota yang terus berdenyut, seperti monster yang tak pernah tidur.Kara Seryn, ibu Raven dan pemimpin legendaris The Serpent Syndicate, duduk di kursi kulit hitam di tengah ruangan. Sosoknya yang cantik dan berwibawa tampak seperti sang dewi malam, Nyx. Wajahnya yang tidak menunjukkan keriput, membuat orang tertipu dengan usianya. Dan matanya memancarkan kecerdasan yang tajam, seperti elang yang mengawasi mangsanya dari ketinggian."Raven," panggil Kara dengan suara merdu namun dingin, memecah keheningan.Raven berbalik, memperhatikan ibunya dengan penuh hormat. Malam itu, dia dipanggil untuk pelajaran penting bukan tentang cara mengayunkan belati atau menembakkan peluru, tetapi tentang senjata yang jauh lebih mematikan: informasi."Apa yang kamu lihat di luar sana?" tanya Kara sambil menunjuk ke jendela dengan sebatang cerutu yang setengah terbakar.Raven memandang ke luar. Jalanan dipenuhi orang-orang yang bergerak cepat, sebagian besar dengan kepala tertunduk. Pedagang, pencuri, pelacur, dan bercampur di bawah bayang-bayang bangunan tinggi."Kekacauan," jawab Raven akhirnya. "Orang-orang yang menjalani hidup tanpa arah."Kara tersenyum tipis, mengisap cerutunya sebelum menghembuskan asap dengan santai. "Kamu setengah benar. Apa yang kamu lihat adalah bidak. Dan bidak, Raven, selalu berada di bawah kendali seseorang yang lebih kuat, lebih licik, dan lebih tahu. Tugas kita adalah menjadi orang itu."Raven mengerutkan dahi. "Bagaimana caranya, Ibu? Dengan kekuatan? Kekayaan?"Kara tertawa kecil, suara merdunya bergema di ruangan. "Kekuatan fisik itu dangkal. Kekayaan hanya alat. Yang benar-benar mengendalikan bidak adalah informasi. Informasi adalah kunci untuk membuka kelemahan, menghancurkan lawan tanpa perlu meneteskan darah. Malam ini, kamu akan belajar bagaimana informasi kecil bisa menghancurkan seorang pria."Dengan melambaikan tangannya, Kara mengisyaratkan Raven untuk mendekat. Di meja kayu mahoni yang besar, terdapat sebuah amplop cokelat yang tertutup rapat. Kara menyentuhnya dengan jari telunjuknya."Di dalam amplop ini," kata Kara, "ada dokumen tentang Darius Vrothar. Dia adalah kepala operasi keuangan Iron Thorn Cartel di Wilibu selatan. Selama bertahun-tahun, dia telah berhasil mengalirkan dana kepada Cartel melalui jaringan bank bayangan. Dia licik, kaya, dan merasa tak tersentuh."Raven mengangguk. Nama Darius Vrothar bukan nama asing baginya. Pria itu terkenal sebagai salah satu orang paling berpengaruh di Iron Thorn Cartel, dengan reputasi sebagai negosiator ulung yang sulit disentuh bahkan oleh para pembunuh bayaran."Apa yang ada di dokumen itu?" tanya Raven.Kara tersenyum, menarik amplop itu ke arah dirinya. "Sesuatu yang sangat sederhana, Raven. Sebuah bukti bahwa Darius memiliki seorang istri simpanan di Stormreach. Perempuan itu adalah putri seorang bangsawan kecil dari House Althrin, yang selama ini berusaha menjaga reputasinya. Hubungan ini, jika terungkap, tidak hanya akan menghancurkan Darius, tetapi juga memicu skandal besar yang melibatkan keluarga Althrin."Raven mengerutkan dahi, merasa kebingungan. "Tapi itu bukan masalah besar, bukan? Skandal seperti itu hanya akan menjadi bahan gosip."Kara berdiri, berjalan ke arah jendela. "Kamu masih berpikir terlalu dangkal, Raven. Hubungan Darius dengan perempuan itu lebih dari sekadar skandal. Dia telah menggunakan koneksi ini untuk memindahkan dana secara rahasia melalui jaringan keluarga bangsawan. Jika hubungan ini bocor, House Althrin akan memotong semua akses Darius ke sumber daya mereka. Itu adalah pukulan yang cukup berarti bagi Cartel."Raven mulai memahami. "Jadi, kita akan mengungkap hubungan ini?"Kara menggeleng, senyum licik muncul di wajahnya. "Tidak, Raven. Mengungkapnya terlalu mudah. Sebaliknya, kita akan memerasnya. Kita akan membuatnya berpikir bahwa informasi ini ada di tangan orang yang salah. Kita akan menciptakan ilusi ancaman yang cukup besar sehingga dia akan datang kepada kita, memohon bantuan. Dan saat itulah kita memegang kendali."Raven merasa kagum sekaligus ngeri. Ibunya tidak hanya berpikir beberapa langkah ke depan; dia menciptakan permainan di mana semua orang adalah pion.

-_-_-_-

Malam itu, Raven diajak menemui Darius Vrothar di salah satu klub malam bawah tanah di Stormreach. Tempat itu dipenuhi musik keras dan cahaya berkilauan, tetapi di ruangan belakang yang sunyi, pertemuan terjadi.Darius, seorang pria tua dengan janggut yang rapi, tampak gelisah saat melihat Kara dan Raven masuk. Dia berusaha tersenyum, tetapi jelas terlihat ada ketakutan di matanya."Kara," sapa Darius dengan suara yang mencoba terdengar percaya diri. "Apa kehormatan ini?"Kara tidak menjawab. Sebaliknya, dia meletakkan amplop cokelat itu di atas meja. Darius memandang amplop itu dengan tatapan penuh kecurigaan."Apa ini?" tanya Darius, suaranya melemah.Kara tersenyum tipis. "Bacalah."Dengan tangan gemetar, Darius membuka amplop itu dan membaca isinya. Wajahnya memucat seketika. "Dari mana kamu mendapatkan ini?""Bukan itu yang penting," jawab Kara tenang. "Yang penting adalah apa yang akan kamu lakukan sekarang."Darius terdiam, mencoba mencerna situasi. "Apa yang kamu inginkan?"Kara menyandarkan tubuhnya ke kursi. "Sederhana. Kami ingin akses penuh ke jaringan keuanganmu di selatan. Tidak ada pertanyaan, tidak ada perlawanan."Darius terkejut. "Itu mustahil! Jika Cartel tahu-""Jika Cartel tahu," potong Kara, "mereka juga akan tahu tentang perempuan itu. Dan tentang semua transfer rahasia yang kamu lakukan melalui jaringan bangsawan. Kamu tahu betul apa artinya itu."Raven memperhatikan bagaimana ibunya mengendalikan percakapan dengan sempurna. Darius, pria yang selama ini dianggap tak tergoyahkan, kini tampak seperti anak kecil yang tersudut.Setelah beberapa saat hening, Darius mengangguk lemah. "Baiklah. Kamu menang."Kara tersenyum puas. "Raven, apa yang kamu pelajari dari ini?"Raven berpikir sejenak sebelum menjawab. "Bahwa kekuatan terbesar bukan terletak pada otot atau senjata, tetapi pada apa yang kita ketahui tentang musuh kita."Kara mengangguk, menepuk bahu anaknya. "Kamu belajar cepat, anakku. Dan malam ini, kamu baru saja mengambil langkah pertama untuk menjadi penguasa bayangan yang sebenarnya."Malam itu, Raven menyadari bahwa dunia yang dia tinggali jauh lebih kompleks dan kejam daripada yang dia bayangkan. Di bawah bimbingan ibunya, dia mulai memahami seni manipulasi dan bagaimana sebuah informasi kecil dapat menjatuhkan seorang pria besar tanpa setetes darah pun. Itu adalah pelajaran pertama dalam perjalanan panjang menuju kekuasaan. Dan itu hanya awal.